Setelah kepergian kedua orang tuanya, Bimo masih bersikap seperti hari - hari yang lalu.
Malam hari begadang hanya main game kesukaannya, belajar malas - malasan, paginya bangun molor sehingga terlambat ke sekolah.
Jangankan bangun pagi untuk sekolah, bangun pagi buat beribadah sholat aja tidak pernah, padahal Papa dan mamanya pemeluk agama yang taat.
Papa dan mama nya selalu mengajarkan dan menyontohkan bagaimana beribadah dengan tekun.
Karena hakekat nya manusia itu tidak ada yang abadi, semua akhirnya kembali ke Sang Pencipta, maka bekal akhirat harus di cari selain bekal dunia.
Itu yang selalu di ajarkan dan di tekankan oleh kedua orang tua nya.
'Telat ya mas..bangunnya..?," Bu Siti bertanya saat berpapasan di meja dapur.
Sambil cengengesan Bimo menyahut
"Iya Bu.., habisnya pak Joko gak bangunin."
"Eeh...Mas Bimo, jangan gitu dong .., subuh tadi pak Joko sudah mengajak ke masjid lho," pak Joko yang tiba-tiba muncul menyahut.
Di keluarga itu hanya pak Joko dan Istri nya yang berani memanggil dengan sebutan "MAS" kepada Bimo ,kalau yang lain memanggil dengan Den, Aden atau tuan muda.
Pak Joko dan Bu Siti sudah seperti keluarga, mereka seakan orang tua kedua bagi Bimo.
Sejak tuan Haryo dan nyonya Halimah belum sesukses sekarang merekalah orang yang menjadi pembantu di rumah itu.
Bahkan yang menikahkan pak Joko dan Bu Siti adalah tuan Haryo.
"Maaf pak ....cuman bercanda....he..he..," jawab Bimo membalas perkataan pak Joko.
"Aku lagi M aja Bu Siti..," jawab Bimo selanjutnya.
"Gak boleh gitu mas Bimo, kita itu gak boleh malas beribadah, gak boleh malas belajar dan gak boleh malas berusaha menjadi lebih baik," Bu Siti mulai menceramahi Bimo.
Bimo hanya senyum-senyum bila di ceramahi Bu Siti maupun pak Joko, karena ia sudah menganggap seperti orang tua sendiri.
Dari masih orok, pak Joko dan Bu Siti lah yang lebih banyak mengurusi bila dibandingkan nyonya Halimah.
Apalagi pembantu yang lain, tidak akan berani Sama Bimo, baru cemberut sedikit aja sudah pada bingung kelimpungan takut bertindak dan bertambah salah.
Hari itu Bimo bolos sekolah lagi, habis sarapan malah selonjoran di ruang theater yang ada di rumah itu.
Rumah yang bak istana negara itu memang komplit, Semua ada dari kolam renang, lapangan tenis, lapangan basket mini, tempat gym, mini bar, studio bioskop mini, dan lain lain pokonya apa - apa ada ...selain stasiun kereta api kaleeee...
Bimo hanya main game di ruang itu, sambil malas - malasan.
Diambilnya telepon genggamnya yang mewah berlogo buah di makan codot dipencet - pencet sebuah nomor.
" Halo....ndree...dimana lu...?," tanya Bimo dengan gaya bicara elu gue.
"Di sekolah ....lah," jawab suara dari seberang.
"Alaaah ngapain sih sekolah segala.."
"Ayo ke rumah ku main game ", terdengar Bimo sedikit memerintah.
Tapi akhirnya Bimo cemberut karena salah satu sahabat nya yang bernama Andre tidak mau di ajak bolos sekolah.
Andre berjanji pulang sekolah akan mampir ke rumah.
Bimo uring -uringan sendiri membanting apa yang ada di sekitar nya
"Dasaaarr ...siaaaaalll ..!!"
Pak Joko yang mendengar umpatan Bimo mendekat .
"Ada apa sih mas Bimo kok marah - marah sendiri..?, enggak baik lho suka mengumpat gitu," kata pak Joko mencoba menasehati.
"Malas ah...ini si Andre..,di ajak bolos sambil makan enak malah gak mau..." gerutu Bimo.
"Habisnya mas Bimo ngajak nya enggak bener... bolos sih, mana mau anak cerdas kayak Andre bolos sekolah," balas pak Joko.
"Udah..deh ..pak ,aku main game sendiri aja....huuusss....sana. sana ...pak Joko pergi," usir Bimo kepada pak Joko, telinganya sudah sakit di omeli terus.
**
Sudah satu Minggu tuan Haryo dan istri pergi.
Sikap dan Tingkah laku Bimo masih tidak ada perubahan.
Masih malas malasan, masih kekanak-kanakan, dan seenaknya sendiri.
Hingga akhirnya...
Ada sebuah berita yang menggegerkan, berita yang membuat syok bagi Bimo.
Sebuah berita yang tak di harapkan, yang bahkan tidak pernah terlintas di pikirannya.
Kedua orang tuanya kecelakaan dan meninggal di luar negeri.
Saat itu Bimo pingsan, hatinya hancur, dia tidak pernah berfikir akan secepat ini kedua orang tua nya meninggalkan dirinya.
Sejak berita kematian diterima keluarga itu, beberapa hari kemudian terdengar berita yang tak kalah hebohnya, bahwa semua harta benda dan seluruh aset di sita oleh Bank.
Semua yang ada di rumah itu harus pergi meninggalkan rumah tersebut.
Hati Bimo makin terpuruk, dia tambah syok dan terpukul.
Trus bagaimana dengan hidup ku, saudara tak punya , ayah dan ibunya anak tunggal dari kakek nenek nya. Dan kedua kakek neneknya baik dari pihak ayah maupun ibu sudah meninggal.
Bimo tambah semakin terpuruk, seharian tidak keluar kamar. Sampai - Sampai makanan pun di antar ke kamarnya oleh Bu Siti.
Tok...Tok... tok..!!!
"Mas ..mas Bimo ini Bu Siti bawakan makanan," sambil mengetuk pintu pelan Bu Siti masuk kamar Bimo.
"Makan ya mas..nanti malah sakit loh, kalau sakit siapa yang ngurusi sudah tidak ada ..orang tua lho," kata Bu Siti sambil menakut nakuti enggak ada yang ngerawat bila sakit.
Bimo pun menurut dan memakan makanan itu.
______________
**Se****lamat membaca novel karya ke dua aku
yang kali ini bergenre romantis.
Semoga bisa menghibur para reader di tengah pandemi.
Jaga kesehatan jangan lupa protokol kesehatan,bila keluar rumah.
Happy reading ,minta dukungan nya dengan like ,vote dan koment-nya**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
ITU BERITA PALSU, SENGAJA DI SEBAR PPANYA BIMO, BIAR BIMO MAU BRUBAH...
2023-01-09
1
Bilqis aja
bagus lanjutkan
2021-07-26
2
dewa
lannjuuuuuutttkan thor
2021-07-21
2