14. Perkelahian

Bimo masih terdiam bingung tak tahu apa yang terjadi.

Semua orang kaget dengan adanya pemukulan itu.

"Heyy....bung..ada apa , kenapa main pukul aja" Iwan yang tahu temannya di pukul langsung aja protes.

"Diam kau ...!!!, lelaki ini ingin merebut pacarku ..!!",kata pemuda tersebut sambil menunjuk Arlita.

"Ooh... itu penyebabnya ", akhirnya Bimo mengerti permasalahannya.

Melihat pacarnya datang Arlita sedikit pucat dan mendekati sambil berbisik ," sayang aku minta maaf ,dia yang menggoda ku".

"Kurang ajar...kau belum tahu siapa aku ya", teriak pemuda itu.

Pemuda itu bernama Joni Arman anak salah satu konglomerat di negri ini, dengan kekayaan orang tuanya yang melimpah membuat dirinya sangat arogan .Apapun keinginan nya selalu di turuti.

Dia memang selama ini selalu curiga dengan sikap Arlita pacarnya,bahkan ada salah satu teman nya di kampus itu yang mengatakan bahwa Arlita sedang dekat dengan Bimo.

Lalu sore itu dia membuntuti kepergian Arlita, dia semakin panas hatinya melihat Arlita memeluk Bimo,jadi langsung memukul Bimo.

" Lha emang siapa kamu..? ", dengan cuek Bimo menyahut ucapan Joni Arman.

Mendengar perkataan Bimo membuat Joni Arman naik pitam.

Dia merangsek menyerang Bimo dengan pukulannya.

Wuuuss....Joni memukul ke arah wajah Bimo.

Dengan sedikit mengelak , Bimo memberi pukulan balasan .

Proooottt...

Gubraaaak...!!!

Joni tersungkur terjatuh ke belakang . Tampak sudut bibirnya berdarah.

Semua gadis- gadis yang ada di situ menjerit ketakutan.

Suasana cafe jadi agak berantakan, kursi terlempar terkena hempasan tubuh Joni.

"Sekarang kalian pergi dari sini sebelum ku hajar sampai mampus ..!", Bimo mulai sedikit marah.

"Bawa perempuan ganjenmu itu..lagian siapa yang akan merebutnya ,Bimo sudah punya pacar disini ", Tiba-tiba Meytta menyahut sambil berdiri di samping Bimo.

"Ciis...Siapa yang mau sama pemuda kere seperti itu ,dengan gaya marah Arlita menyahut .

Sebenarnya ia tidak ingin mengucapkan kata-kata tersebut tetapi demi terlihat baik di mata pacarnya yaitu Joni Arlita menghina Bimo.

Bimo hanya diam saja di bilang kere,dia tidak perduli karena memang kenyataannya begitu.

"Ayo sayang kita pergi daripada di tempat jelek kayak gini", berkata Arlita sambil membantu Joni berdiri.

Kedua orang itu akhirnya meninggalkan cafe D'JOSs dengan langkah kaki Joni yang masih sempoyongan.

'Huuuh.... kemampuan segitu belagu,sekali pukul langsung KO", Dodi yang sudah di samping Bimo menyahut.

Bimo hanya tersenyum menanggapi perkataan Dodi.

Setelah mereka tampak pergi Meytta menghampiri Bimo dengan sedikit khawatir, karena Bimo tadi kena pukul perut nya.

Tanpa sadar Meytta memegang lengan Bimo dengan wajah khawatir.

"Kamu nggak papa kan..Bim..."

"gak..pa pa .., santai aja ..biasa kok kalau cuma pukul an kayak b*nci begitu , gak terasa " sahut Bimo tersenyum santai

"Beneeer ...! gak pa-pa" ,kembali Meytta masih tidak percaya.

"Iya .. bener...gak papa.....

Emang kamu mau lihat perutku...?", sahut Bimo sambil pura-pura mau membuka kaosnya menggoda Meytta.

"Aaaa.... !! .jangan...jangan..", teriak Meytta menutup matanya, dan tersipu malu.

Ruri dan Ani malah melotot.. mendengar Bimo mau buka baju.

mereka baru berhenti melotot setelah mukanya di usap sama Iwan dan Dodi.

"Udaaah ......!! ..jangan ngarep....tuh ada liur di bibir kalian.

Kedua gadis tersebut tersipu malu-malu.

Akhirnya semua membubarkan diri kembali kerja di bagian masing-masing.

Bimo di bantu Iwan membereskan tempat itu lagi, kursi-kursi di tata kembali seperti biasanya.

Setelah semua beres Bimo menghampiri Meytta yang masih terus menatapnya sambil senyum-senyum sendiri.

"Memang nya siapa sih pacarku di sini ..?", bisik Bimo di dekat telinga Meytta.

Bluss.....wajah Meytta langsung blussing mendengar godaan Bimo tersebut.

"Emang ada yang mau jadi pacar orang miskin seperti ku..", Bimo kembali bertanya pada diri nya sendiri.

"Adaaa..." jawab Meytta lirih sambil berlari ke arah ruangannya dengan wajah tersipu.

Bimo cuma geleng-geleng tidak menanggapi semua itu dengan serius.

"Memang aku siapa..? berani jatuh cinta ama orang kaya , sama aja dengan ''sakit hati yang di sengaja ", itu kata bang Angga candra sih dalam hati Bimo bergumam.