Sebuah desa yang jauh dari keramaian dengan jumlah penduduk yang hanya beberapa ratus kepala keluarga adalah tempat yang di tinggali keluarga kecil pak Joko.
Sebuah rumah kecil sederhana dengan sedikit pekarangan menghiasinya.
"Alhamdulillah... akhirnya kita sampai Bu.." kata pak Joko kepada istrinya.
Bu Siti hanya mengangguk terlihat gembira.
Bimo masih agak canggung dengan keadaan sekitarnya, tapi segera di tepisnya rasa itu.
"Aku bukan siapa-siapa, kalau aku tidak kerja keras maka aku akan kalah dan tenggelam," selalu kalimat itu yang ditekankan pada dirinya sendiri.
Segera ia membereskan semua barang - barang nya setelah di tunjukkan oleh pak Joko.
"Mas Bimo kamar nya yang di depan ya," kata pak Joko sambil menunjuk kamar yang terletak paling depan dari rumah itu.
'Iya ..pak makasih..," Bimo menjawab sambil menggendong tas ransel nya dan menyeret kardus yang berisi buku pelajaran.
Hari sudah sore, dari arah depan ada beberapa warga yang mendekati dan menyambangi untuk saling berkenalan.
Hidup di desa memang beda dengan di kota, dimana sosial kemasyarakatan masih terasa sangat kental.
Melihat ada sedikit keramaian saja mereka pasti menghampiri untuk memberikan bantuan bila di perlukan.
Sebagai tetangga baru yang baik pak Joko mengenalkan diri dan istri nya, tidak lupa menyebut Bimo yang dibilang anak tunggal nya.
Bimo hanya tersenyum mengangguk kecil, dan kembali membantu bersih - bersih.
Hari mulai malam, sehabis sholat Magrib di mushola terdekat bersama Bimo , keluarga itu berbincang di ruang keluarga.
Walaupun rumah itu kecil, tapi untuk ukuran di desa sudah lumayan.
Ada tiga kamar tidur, satu ruang keluarga, dapur dan dua kamar mandi besarta toilet nya.
Satu kamar mandi di dalam rumah dan satu kamar mandi beserta toilet ada di belakang dekat kebun.
"Besok pagi mas Bimo akan pak Joko daftar kan ke sekolah kebetulan di dekat sini ada sekolah yang bagus," kata pak Joko.
"Bagaimana bapak tahu ada sekolah bagus disini, lah wong kita baru datang," Bu Siti menyangkalnya.
"Lha tadi ..barusan pak RT bilang ke bapak kalau di dekat sini ada sekolah bagus," kembali pak Joko berbicara membela diri.
"Ooooo....."
"Gitu ya pak...."
"Bagaimana mas Bimo..?, mau kan sekolah di sini..?" kata Bu Siti kemudian sambil memandang Bimo.
Bimo hanya mengangguk tanda setuju
**
Hari masih pagi , terdengar ayam jantan berkokok bersahut sahutan dan dari mushola terdekat sudah terdengar azan subuh.
Bimo sudah bangun, mengambil sarung yang biasa untuk sholat dan menghampiri kamar pak Joko dan Bu Siti.
Tok..Took...toook....
Bimo mengetuk pelan kamar itu membangunkan pak Joko.
"Pak...PakJoko ..sudah subuh..kita ke mushola yuk pak.." kata Bimo membangunkan pak Joko
Pak Joko keluar kamar sambil tersenyum, rupanya pak Joko juga sudah bangun dari tidur nya, bahkan sudah siap untuk sholat subuh.
Bergegas mereka berdua menuju mushola, jarak antara rumah dan mushola hanya terpaut beberapa rumah, lima rumah.
Sampai mushola pas iqomah di lantunkan.
Sehabis sholat mereka pulang kerumah.Hari itu mereka berniat untuk mendaftar sekolah untuk Bimo.
karena hari masih pagi masih jam 05.00 pak Joko membantu Bu Siti bersih- bersih dapur, sedangkan Bimo berinisiatif membantu menyapu halaman depan.
Pak Joko melihat itu sambil agak menganga mulutnya, di senggolnya Bu Joko menggunakan siku nya.
"Bu lihat ..mas Bimo...," kata pak Joko pelan.
Bu Siti pun melihat itu dan tersenyum .
"Semoga mas Bimo jadi anak yang hebat," Bu Siti mengucapkan doa - doa nya.
"Aamiin...," balas pak Joko.
"Semoga dengan kejadian ini membuat mas Bimo sadar dan mau bekerja keras," agar kelak hidupnya sukses.
Kembali pak Joko dan Bu Siti tersenyum dengan penuh arti.
_____________
happy reading , jangan lupa dukungannya
like , vote dan koment- nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Cssd Indriati
nyimak thor
2021-08-05
0
Ismi Kawai
emang harus kepepet seh baru bisa brrubah... kaya babi ngepet... 🤣🤣🤣
2021-07-30
1
Bilqis aja
mantap kaka
2021-07-26
2