Jagoanku Ternyata CEO
Tersebut lah sebuah keluarga yang sangat kaya raya, bila di hitung semua harta bendanya akan sangat susah, harta yang melimpah ruah seakan tak pernah akan ada habisnya, mobil mewahnya bila di jejer akan membuat deretan yang panjangnya berkilo-kilo meter.
Sertifikat tanahnya di dalam rumah lebih dari dua almari besar, belum lagi tabungan uangnya yang berbentuk uang, cek maupun giro.
Simpanan perhiasan sang nyonya bila dipakai mampu menutupi seluruh badannya .
Pokoknya kaya dah...KAYA RAYA...RAYA...pakai buangeeet.
Mereka hanya memiliki anak satu - satunya, seorang lelaki yang boleh di bilang sangat bandel.
Kenakalan nya sudah terkenal dimana-mana , bukan hanya di lingkungan rumah saja disekolahpun terkenal bandel, dan susah di atur.
Di wilayah tempat tinggalnya bak jagoan kecil, apalagi memang rumahnya khusus tak ada tetangganya seperti istana tunggal, semua keinginannya serba kesampaian, maklum anak sultan, apa - apa mah bebas.
Karena kebandelannya akhirnya ayahnya mengambil sikap dengan tegas membuat sebuah rencana yang salah satunya akan mengirimnya ke desa terpencil untuk belajar tentang kehidupan dan hanya di temani dua orang kepercayaan orang tuanya.
**
Pagi itu rencana mulai di lakukan.
Tuan besar yang bernama tuan Haryo Perwira Atmaja mengajak sang istri pura - pura pergi ke Luar negeri dalam rangka acara bisnis.
Bersama sang istri yang bernama Halimah rosmala perwira Atmaja, mereka sudah berkemas - kemas dengan menyiapkan beberapa travel bag sehingga akan siap kapan saja untuk berangkat.
Di panggil lah anakknya yang saat itu masih sekolah setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
"Bimo ..!!"
"Papa sama Mama mau bicara sama kamu," kata papa Haryo memanggil anaknya yang sedang asyik bermain game.
Dengan bermalas-malasan anak yang bernama lenkap Bimo aryoseno perwira Atmaja berjalan mendekati kedua orang tuanya.
"Ada apa sih pah ...tumben pagi - pagi sudah manggil Bimo," sahut Bimo bersungut-sungut karena merasa terganggu saat sedang bermain game kesukaannya.
Hari itu adalah Minggu jadi pagi itu dia bebas tidak sekolah.
Haryo dan Halimah duduk di ruang keluarga yang mewahnya bagai istana, atau bahkan lebih kali yaa..
Kursi - kursinya besar bagaikan tahta seorang raja, konon kabarnya harga satu kursinya aja setara mobil sejuta umat.
Bimo berjalan menghampiri kedua orang tuanya.
"Ada apa sih Pah...? Mah....?''
Bimo berkata setelah mendekati mereka dengan sedikit malas malasan.
"Duduk..," kata papa Haryo sedikit tegas.
Bimo sedikit kaget, tak biasanya papa nya bicara dengan nada seperti itu.
"Kamu itu..sudah papa anggap besar, sudah sekolah di SMP, bahkan sudah kelas tiga sebentar lagi nanti kamu SMA sudah saatnya kamu harus bertanggung jawab."
"Karena sebagai seorang laki-laki kelak kamu akan menjadi seorang pemimpin."
"Jadi sudah tidak layak kamu bermanja-manja terus... kayak bayi." kata papa Haryo berturut turut tak bisa di sela.
Bimo masih terdiam, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apaan sih maksud papa dan mama ini..?"
Sambil masih tidak serius dan cengar cengir Bimo menyahut ucapan ayahnya.
"Papa dan Mama akan keluar negeri menyelesaikan urusan bisnis di sana."
"Papa harap kamu bisa mengurus dirimu sendiri selama papa dan mama pergi." kata papa Haryo lagi dengan serius dan penuh penekanan.
Bimo merasa sangat aneh dengan situasi ini
"Bukankah biasanya kalau urusan bisnis, papa yang mengurusi..? lah ini mama kok malah ikut ikutan..?" batin Bimo sedikit keheranan.
Bimo merasa sangat heran, benar benar heran ..dah, memang selama ini semua urusan bisnis di handle Papa Haryo dan asistennya om Satya.
Kali ini kok mama ikut, tidak seperti biasanya.
"Aah..mungkin mama kepingin liburan sekalian kali," gumam Bimo akhirnya.
Tapi biasanya mamanya ikut paling-paling kalau ada acara liburan keluarga itupun bersama dirinya.
Lagian kan mamanya bukan orang pengangguran, beliau juga memegang berbagai macam bisnis juga.
"Aneh.....?? ada apa ini..? ," Bimo membatin.
"Nanti malam papa dan mama akan berangkat, kamu jaga diri baik baik, selalu turuti perkataan pak Joko dan Bu Siti," kata papa Haryo sebelum mengakhiri semua wejangannya.
Ya ..pak Joko adalah orang kepercayaan ayahnya dan Bu Siti adalah istri pak Joko.
Anak bandel dan suka nakal itu akhirnya mengangguk, di depan kedua orang tuannya dia menurut padahal di dalam hatinya dia sudah punya rencana tersendiri.
"Waaaah asiiikkk ...besok bisa bolos sekolah dan main-main sepuasnya tidak ada yang melarang ".
Malam pun tiba, semua keperluan selama di luar negeri sudah di siapkan di travel bag oleh para pembantu rumah tersebut.
"Rencananya berapa hari pah...mah...di luar negeri nya," Bimo masih sempat sempatnya bertanya.
"Yaaaa harapan papa kalau bisa secepatnya....", dijawab enteng oleh tuan haryo sedikit tersenyum smirk.
____________
Selamat membaca buat para reader ,ini karya kedua aku tentang perjalanan hidup anak manusia untuk menjadi lebih baik, ambil hikmahnya dan tinggalkan yang buruk.jangan lupa kasih like, vote dan koment-nya
Happy reading.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
epifania rendo
mampir
2022-08-26
0
um 7098355
kreen halu,a ga nnggung😁😁😁
2022-01-20
0
Yadi
hari ini hari minggu tanggal 15 Agustus 2021, gue mulai baca dan gue mau mendalami karakternya dulu
2021-08-15
0