pagi ini tak seperti biasanya, bawaan badan luna sangat lemas, capek sudah dua kali dia lari kekamar mandi memuntahkan cairan bening.karna dengar suara muntahan luna rendi segera berlari kekamar mandi.
"kenapa kamu yank?"
"palingan masuk angin bang, karna kecapekan" jawab luna
rendi mengambil minyak kayu putih dan membalurkan dileher luna, sambil memijat kecil.
"bang nanti sebelum kekantor belikan aku bubur ayam di simpang komplek ya bang, dari kemaren pengen banget makan bubur ayam"
"iya, nanti aku belikan, ke dokter aja ya sayang biar aku antar"
"nanti sore aja bang, aku mau pastikan sesuatu dulu" ucap luna "aku mau memastikan pake tespek dulu karna bulan ini seingatku belum datang bulan" gumam luna pelan
"aku tinggal kekantor bisa yank"
"ya bang, sudah beli kan aku bubur ayam abang kekantor aja, aku bisa sendiri"
"kalau ada apa-apa telp aku ya, aku kedepan dulu cari pesanan kamu"
rendi lalu pergi keluar dengan motornya untuk mencari pesanan luna, setelah itu dia pamit pergi ke kantor, kali ini luna benar-benar malas untuk bergerak sehingga tak mengantar rendi ke pintu rumah untuk pergi bekerja
pukul sebelas pagi luna mengajak reno pergi ke apotik untuk membeli tespek karna luna ingin memastikan apakah dia hamil atau tidak, karna tanda-tanda yang ada pada diri nya saat ini sama seperti waktu aku hamil reno dahulu, luna setiap hamil tak pernah mengidam parah hanya keinginan-keinginan kecil makanan yang dia inginkan dan cukup mudah untuk didapat.
sesampainya di apotik luna tak sengaja bertemu dengan mantan pacarnya dulu waktu SMA zaman cinta monyet kata orang.
" Luna ???" pekik seseorang
"kak Rizal "
" ya, apa kabar kamu Lun?"
" baik kak, kakak ap kabar?" ujar luna, kak rizal adalah kakak kelas nya dulu mereka berpacaran dua tahun saat luna kelas satu dan Rizal kelas dua SMA, sesudah tamat sekolah Rizal kuliah di bandung sedangkan luna tetap di jakarta, karna jarak dan komunikasi mereka terputus akhirnya mereka sudah tak bertemu lagi.
"baik, wah kamu makin cantik aja lun, he jagoan kecil ini siapa? rizal menoleh pada reno.
"ini anak ku kak, nama nya reno" luna memperkenalkan reno
"sayang ayo sapa om rizal"
reno hanya tersenyum malu menatap rizal, reno memang tak mau banyak bicara pada orang yang baru dikenalnya.
"jadi kamu sudah menikah Lun, dan sudah punya anak?"
"iya kak, aku sudah menikah hampir 5 tahun"
"selamat ya Lun, aku gak tau kamu sudah menikah, maaf sejak pindah kebandung aku gak bisa kabari kamu" ucap rizal dengan raut wajah kecewa
"iya kak, gak papa.aku mau kasih kabar ke kamu juga gak bisa, mau kasih undangan pernikahan aku juga gak tau kemana, rumah kamu yang lama udah di jual jadi aku bingung"
"ya Lun rumah yang lama di jual ibu, orang tua ku pindah ke bandung tapi sekarang aku dan ibu sudah menetap lagi di jakarta Lun karna aku dapat kerja di sini, sekarang ibu ikut aku dan ayah ku sudah meninggal satu tahun yang lalu"
"inalillahi, maaf ya kak aku gak tau kalau ayah kamu meninggal, aku turut berduka cita"
"terimakasih Lun, sudah lah gak papa kamu kan gak tau, gak usah di bahas lagi nanti jadi sedih aku" ucap rizal sambil tersenyum manis pada luna
Ya allah senyum itu batin luna
"oh ya, kapan-kapan kita bisa ngobrol santai Lun, bisa aku minta no mu atau wa??"
"iya kak, sini ponsel kakak" rizal mengambil ponsel dari saku celana nya, luna pun menyimpan no ponsel nya. setelah memberikan no ponsel luna pun pamit dan segera berjalan masuk ke apotik, setelah dapat apa yang dia cari luna pun bergegas pulang karna reno sudah merengek kepanasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments