Sudah hampir satu Minggu Ken tidak bisa bertemu Faro dan uminya, hati nya gelisah, ingin rasanya lari memeluknya tapi apa daya karena Minggu ini harus ke luar kota melaksanakan tugas yang diberikan oleh papi nya.
Sekarang hari Sabtu saat Ken untuk kembali melihat pujaan hati nya yang di rindukan, buru-buru Ken melajukan mobil sport nya ke toko Imma bakery dengan harapan bisa bertemu.
Tetapi nasib berkata lain, saat masuk ke pintu toko tidak ada sosok si ganteng pipi gembul Faro serta uminya, hanya kedua uthi Faro yang sedang menjaga toko kue itu.
Ken yang masuk toko dengan menggunakan topi, masker dan kaca mata hitam seperti nya tidak dikenali oleh kedua penjaga toko kue itu.
Karena tidak di temui orang yang di harapkan, setelah membeli beberapa kue langsung meninggalkan tempat itu dengan rasa kecewanya.
Sedangkan di dalam rumah belakang toko kue itu, Faro duduk anteng di atas sofa dengan memegangi cermin yang diarahkan ke wajahnya.
Imma yang sudah menyadari apa yang terjadi pada Faro datang dan duduk di samping nya dan memeluk Faro dengan lembut
"Ada apa dengan anak umi yang ganteng ini kok tumben diam aja?" tanya Imma.
"Palo tangen Abi" jawab Faro sambil memegang kaca cermin yang masih di arahkan ke wajahnya.
"Ooooo Faro kangen Abi ya......?" ucap Imma pura-pura tidak tahu.
"Ho...o" jawab Faro singkat.
"Umi sebetulnya juga kangen sama Abi" rayu Imma agar mendapatkan perhatian Faro.
"Telus, talo umi tangen umi ngapain?" tanya Faro kemudian
"Ya lihat wajah Faro, kayak gini" jawab Imma sambil melihat wajah Faro sangat dekat.
"Tapi kalau dulu abi yang kangen biasanya minta di pelupuk seperti ini" cerita Imma lagi sambil memeluk Faro.
"Faro juga boleh kok kalau kangen sama Abi minta di peluk umi" kata Imma sambil merentangkan tangannya agar Faro datang memeluknya.
"Oya nanti siang umi mau anter kue ke pantry di restauran yang ada es krimnya itu, Faro mau ikut?" ucap Imma mengalihkan pembicaraan.
"Mau..... mau Palo mau es telim tobeli" kata Faro dengan semangat.
Waduh semakin pintar aja anak ini, semenjak ikut ke panti asuhan waktu itu dan mendapatkan dekapan hangat dari Ken, Faro semakin merindukan sosok seorang ayah.
Imma hanya menelan selvi nya dengan paksa, harus bagaimana agar Faro tidak sering sering menanyakan tentang Abi nya.
Terus terang Imma tidak pernah membayangkan kalau akan ada pertanyaan tentang sosok Abi.
Dulu Imma hanya membayangkan jika melindungi dan menyanyi Faro akan tumbuh seperti pada anak-anak umumnya.
Ini seperti di luar prediksi dan rencana untuk masa depan Faro nanti nya.
Setelah siang Imma dan Faro menuju restauran, sesampainya di sana, umi membelikan es krim strawberry.
"Faro duduk di sini dulu ya, umi belikan es krim strawberry" kata Imma sambil mendudukkan Faro.
"Iya umii,. teyimatatih" jawab Faro
"Umi tinggal ke pantry sebentar, jangan nakal" ucap Imma sambil berjalan ke pantry.
______________
Waktu siang setelah sampai rumah Ken duduk melamun di tuang keluarga, malas melakukan apapun.
"Ken....." panggil mami Winda.
"Ken.... melamun kah?" tanya mami Winda.
"Eee mami bikin kaget aja" sahut Ken kaget.
"Tolong jemput papi di restauran jalan Rasuna said ya" pinta mami Winda.
"Memang mobil papi kemana?" tanya Ken lagi
"Tadi papi di antar sopir bertemu klian, tapi mobil papi ban nya bocor di jalan, makanya minta di jemputin" cerita mami Winda.
"Sekarang mi?" Ken bertanya lagi.
"Sekarang lah masak besok" jawab mami Winda kesal.
Akhirnya Ken meluncur menuju restauran menjemput papi Bastian, setelah memarkirkan mobil sport nya Ken masuk ke restauran.
Papi Bastian yang sudah melihat Ken datang langsung buru-buru mendekati nya tetapi sayangnya papi Bastian menyenggol bangku yang Faro duduki, dan
"BRUKKK ......" Seketika es krim nya tumpah.
"Huaaaaa es telim Palo datuh huuuaaa" Faro nangis sekencang kencangnya.
"Faro... kenapa nak?" tanya Ken.
"Om Ten es telim Palo huuuuu" ucap Faro sambil memeluk Ken.
"Kok Akung na tidak minta maaf, tan Akung na talah" protes Faro sambil menunjuk papi Bastian.
"Pi, masak kalah sama anak kecil, apa salahnya minta maaf, nanti nangis terus Lo" Ken ikut protes.
"Baiklah, minta maaf ya ganteng tidak sengaja" ucap papi Bastian sambil jongkok didepan Faro.
"Palo belum talim Tama om Ten.... talim muuuah" kata Faro.
"Talim Tama Akung yang Talah muuuah" lanjut Faro lagi.
Ken dan papi Bastian tertawa melihat tingkah polah Faro yang nangis pun tetap ingat salim pada orang yang di kenal nya.
"Ya sudah Om Ken belikan lagi ya es krim nya, rasa apa?" hibur Ken agar Faro tidak menangis lagi.
"Tobeli" jawab Faro singkat, sambil duduk jongkok di dekat es krim yang tumpah tadi.
"Huaaaaa..... huaaaaa" Faro nangis lagi.
"Ini es krim nya Om Ken belikan lagi, ayo duduk di bangku, dimakan yaa" ajak Ken.
"Tapi katiyan es telim nya om datuh huuuaaa, tutah om tali uang nya" adu Faro lagi.
"Pi kayak apa ini, masak kasihan sama es krim yang jatuh?" tanya Ken.
"Papi juga nggak tahu, kan dia dekat nya sama kamu" keluh papi Bastian.
"Faro emang umi kemana sih?" tanya Ken frustasi.
"Ketana penteli" jawab Faro sambil menunjuk tangannya ke arah pantry.
Tiba-tiba Imma datang dari arah pantry sambil berlari kecil.
"Lo kok anak umi menangis kenapa?" tanya Imma heran.
"Ummiii, huuuaaa, es telim Palo datuh" adu Faro kepada uminya sambil menunjuk es krim yang sudah hampir meleleh.
"Kan sudah di ganti sama om Ken" bela Ken.
"Tapi tatiyan mi es telim nya, tutah tali uang nya" Faro sambil terisak-isak.
"Ooooo kan jatuhnya tidak sengaja, tidak apa-apa lah, yang capek umi yang kerja, Faro nanti aja kalau sudah besar baru cari uang ya" jelas Imma dengan sabar.
"Ho...o" langsung Faro diam dan tidak nangis lagi.
Ken dan papi Bastian hanya terbengong bengong melihat Imma langsung bisa mendiamkan Faro tidak menangis lagi.
"Maaf om Ken, maaf pak merepotkan, sekali lagi maaf" ucap Imma sambil membungkukkan badannya.
"Ayo di makan es krim nya, nanti meleleh, atau umi suapin?" rayu Imma lagi.
"Sudah tinggal aja om Ken kasihan bapaknya berdiri terus" pinta Imma melihat papi Bastian.
Setelah selesai makan es krim, Imma dan Faro pulang naik mobil online ke rumah nya.
Akhirnya Bastian dan Ken pulang duluan. didalam perjalanan pulang papi Bastian hanya melamun mengingat perkataan Faro yang jujur.
Sedangkan Ken semakin tertarik dan bangga pada uminya Faro yang mendidik Faro dengan baik dan sopan kepada orang yang lebih tua.
_________________
Rupanya ada yang jatuh hati dengan Faro
tidak cuma Ken Papi Bastian juga
terimakasih ya teman teman
jangan lupa like, vote dan komentar nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Kartika Sari
😍👍👍
2024-10-29
1
Mella Soplantila Tentua Mella
Faro 😘👍👍👍👍👍
2022-11-14
1
Rosidah Rose
kok, menelan selvi?
bahasa gaul dr saliva ya ?
2022-07-03
2