"Bibi Sumi tolong jaga Imma dan Faro dengan baik ya" ucap Bu Lestari sambil menggenggam kedua tangannya.
"Ngomong apa to nak kamu tuuuuh, jangan bikin bibi bingung" jawab Bibi Sumi singkat.
"Jangan tinggalkan mereka ya Bi, sampai bibi di panggil yang maha kuasa" ucap ibu Lestari.
"Saya tidak percaya kepada siapapun selain pada bibi, foto-foto saya bersama mas Dona tolong nanti di turunkan ya Bi, ganti saja foto saya bersama mas Hariyanto saja" ucap ibu Lestari lagi.
"Kenapa begitu to nak, Bibi sudah menganggap mu seperti anak ku sendiri, kita akan membesarkan mereka berdua jangan khawatir" kata Bibi Sumi cemas.
"Ingat Bi, jangan sampai ada jejak sedikit pun tentang mas Dona demi kebaikan anak-anak, cukup nama belakang Faro aja ditinggalkan mas Dona" kata ibu Lestari penuh harap.
"Ayo lah Bi, berjanjilah padaku tolong jaga mereka demi aku" minta ibu Lestari lagi.
"Baiklah, akan Bibi jaga mereka dengan segenap jiwa dan raga ku" jawab Bibi Sumi dengan yakin.
"Terimakasih ya Bi" ucap ibu Lestari sambil memeluk nya.
"Satu lagi Bi, setelah selesai urusan ku nanti, tolong urus akta kelahiran Faro, jangan lupa untuk membuat akta kelahiran Faro dengan nama Imma sebagai ibu kandungnya, tidak usah ada nama ayahnya, jangan seorang pun tahu masalah ini, agar semua aman kedepannya nanti" pesan ibu Lestari lagi.
Setelah itu Imma datang dengan membawa bobok bayi dan susu formula untuk Faro.
"Bibi Sumi pulang aja ya, ada Imma kok yang menjaga ibu dan Faro disini" ucap Imma.
"Iya baiklah, Bibi Sumi akan pulang, Bibi juga akan mempersiapkan kamar untuk Beby Faro"
jawab Bibi Sumi berpamitan sambil memeluk ibu Lestari.
Setelah bibi Sumi pulang Imma menggendong baby Faro yang sedang menangis dengan penuh kasih sayang.
"Kenapa sayang, kok nangis haus kah sebentar ya dibuatkan susu dulu?" ucap Imma sambil menggendong nya.
"Kamu sudah pantas menjadi seorang ibu nak" goda ibu Lestari.
"Ibu ada-ada saja, Imma masih kecil Bu, SMU saja belum lulus" jawab Imma sambil tersenyum.
"Ingat nak, tolong jaga adik mu dengan baik, anggaplah Faro seperti putramu sendiri, hilangkan semua jejak tentang ayah Dona" pesan ibu Lestari.
"Kelak akan ada orang yang bisa menerima mu apa adanya" pesen ibu Lestari lagi.
"Bu, sudahlah jangan bicara yang macam-macam" ucap Imma dengan hati yang tidak menentu.
"Satu lagi nak, kamu harus ikhlas atas apa yang akan orang lain katakan padamu, jangan sampai membuat hatimu goyah, demi apapun belajar lah ikhlas" pesan ibu Lestari kembali.
"Ayolah nak berjanji lah pada ibu" ibu memohon kepada Imma.
"Baiklah Bu, Imma janji" jawab Imma.
"Ayo ibu makan dulu ya, mumpung baby Faro tidur dengan pulas setelah menghabiskan susunya" kata Imma kembali.
Imma menyuapi ibu Lestari dengan sabar, sampai habis makan yang ada di piring, kemudian Imma membantunya ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Imma sedikit melamun mencerna apa yang dikatakan ibunya tadi, apakah maksud ibu sebenarnya, kenapa ibu berkata seperti itu.
Seperti nya tidak ada yang masuk di akalnya semua pesan ibu Lestari.
"Ada apa nak, kok melamun?" tanya ibu Lestari sambil duduk disebelahnya.
"Tidak Bu, Imma hanya ingat ayah Dona saja" jawab Imma berbohong.
"Ayah mu sudah tenang disana nak, tidak usah disesali yang sudah terjadi, kewajiban mu hanya mendoakan nya saja, baik ayah Hariyanto ataupun ayah Dona" nasehat ibu Lestari.
"Iya Bu, semoga beliau selalu diterima disisi Allah SWT Aamiin" doa Imma.
"Aamiin ya rabbal Alamin" jawab ibu Lestari.
"Sini nak, sudah malam ayo tidur bersama ibu , ibu ingin memelukmu erat-erat malam ini" kata ibu sambil membaringkan tubuhnya.
Malam ini ibu Lestari tidur dengan memeluk putrinya, sangat damai rasanya tidur dalam pelukan ibunya, sudah lama Imma tidak merasakan ini.
Pukul tiga pagi baby Faro terbangun dan menangis, Imma bangun dari tempat tidur nya, ibunya sudah tidak memeluknya lagi saat dia bangun, sehingga Imma langsung turun dari tempat tidur.
" Kenapa nak haus kah ayo kita buat susu dulu?" kata Imma sambil menggendong baby Faro.
"Lho ..... kok aku manggilnya nak ya, dia kan adikku bukan anakku mulutku kenapa ya kok aneh kayak ibu?" gumam Imma sendiri.
Imma menggendong baby Faro dan mengayunkan badannya sedikit sambil memberikan susu.
Lama kelamaan baby Faro tertidur lagi dengan lelap setelah setengah jam Imma menggendong nya.
Setelah Imma membaringkan baby Faro di box bayi. Imma duduk di kursi sambil melihat ibunya yang tertidur pulas di atas tempat tidur.
Imma memegang tangan ibunya sangat dingin, kemudian memegang kaki dan berpindah ke kepala nya juga sama dingin dan kaku, tetapi mulutnya tersenyum.
Akhirnya Imma memanggil suster agar bisa memeriksa ibunya, kemudian datang lah suster memeriksa ibunya.
"Jam berapa mbak bangun tadi?" tanya suster kepada Imma.
"Sekitar jam tiga pagi sus, karena baby Faro terbangun jadi saya tidak begitu memperhatikan ibu" jawab Imma.
"Ada apa dengan ibu saya sus?" jawab Imma dengan khawatir.
"Maaf mbak, seperti nya ibu anda sudah meninggal dunia sekitar dua jam yang lalu" kata suster dengan kata bergetar.
Saat itulah dunia seakan runtuh, kaki ini serasa terkena gada berton ton beratnya lemas tak berdaya bersimpuh di lantai di bawah tempat tidur ibu.
Imma menangis tanpa henti, hati nya hancur berkeping keping, seperti nasib tidak pernah berpihak pada nya, bersembunyi, pindah rumah, kehilangan ayah dan sekarang kehilangan ibu kandungnya.
Imma baru menyadari bahwa semua yang di ucapkan ibunya adalah amanah terakhirnya. bahwa tidur dalam pelukan ibunya juga yang terakhir kalinya.
"Ibu ibu ibu..... akan Imma laksanakan semua amanah mu Bu, seberat apapun nanti perjalanan hidup Imma tidak akan mengeluh" janji Imma dalam hati.
"Bibi hu huh hu cepat kesini, ibu Bi,... hu ...hu hu" kata Imma menelpon bibi Sumi.
" Ada apa nak, ini baru jam lima pagi, mengapa menangis?" tanya Bibi Sumi bingung.
"Ibu .....Bi...... ibu sudah menyusul ayah Hariyanto dan ayah Dona Bi hu...hu..hu" jawab Imma sambil menangis.
"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, iya bibi kesana sekarang juga" kata bibi Sumi gugup.
Setelah selesai Imma mengabari Bibi Sumi, tidak lama beliau datang dan memeluk Imma dengan erat.
Imma mengurus pemakaman ibu Lestari, Bibi Sumi membawa baby Faro pulang ke rumah dengan hati yang hancur.
Inilah perjalanan hidup, tidak ada yang tahu akan kemana dan bagaimana masa depan ini, satu persatu orang yang di sayangi nya pergi tanpa bisa di dicegah nya, inilah takdir.
___________________
Hai......... guys.....
jangan lupa like vote dan komentar nya
terimakasih banyak.
I love you all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Arni
G kebayang, andai berada diposisi ini, sedih banget 😭😭😭
2024-12-07
1
Apan Alparij
😭😭😭😢
2024-10-28
1
Indah Maya Sari
meweek deh akoh😭😭😭
2022-12-13
1