Episode 17

Jakarta, Indonesia

Pasar tanah abang, menjadi tempat sakral bagi hampir seluruh masyarakat Jabodetabek, setiap menjelang hari raya semua agama. Tak ada sehari pun pasar itu, tak di penuhi jejal. Ramai dan bising, bak dua sahabat yang tak mungkin berpisah mengisi pasar tersebut. Suara klakson mobil saling bersautan memadati jalanan yang berdekatan dengan stasiun. Orang-orang berlalu-lalang melintas. Bergegas membawa belanjaan mereka, atau sekedar ingin numpang lewat. Pedagang minuman tertatih menawarkan dagangannya; softdrink, air mineral, hingga minuman berkarbohidrat. Keringat mengucur tubuh. Peluh turun begitu deras tak kenal tempat, membuat make-up yang dikenakan menjadi luntur berantakan. Debu mengepul. Asap menggulung, bak udara segar yang mengiurkan. Beredar luas menyesakkan dada. Bentak membentak, penjuru parkir dengan supir oplat seperti alunan lagu yang lazim di dengar setiap hari. Stella merindukan itu. Sangat merindukan.

Kini, ia berdiri tepat di tengah-tengah jalan tempat biasa supir oplat memarahin penjuru parkir. Ia menatap kearah kanan, tempat biasa para preman yang sering memalakinya tiap malam berkumpul. Mereka tak ada. Tak terlihat di manapun. Entah, kemana perginya. Semua seperti butiran debu yang tiba-tiba menghilang disapu oleh angin kencang. Stella merenung. Berjalan tertatih menujuh stasiun Tanah Abang.

Jejal biasanya juga memadati stasiun. Di siang bolong seperti ini, biasanya takkan ada harapan bagi Stella mendapatkan tempat duduk. Namun, semenjak pandemi melanda PT kAI membatasi. Hanya lima puluh persen yang boleh naik kereta. Selebihnya, harus menunggu kereta selanjutnya atau mencari angkutan kota lainnya. Bukannya dengan adanya pandemi manusia harusnya lebih banyak bersyukur? Setidaknya itu bisa mengurangi rasa letih yang tubuh rasakan. Stella kembali termenung. Menatap jalur kereta panjang yang terlihat tak berujung.

Ditangannya terselip satu buah roti isi, yang tadi ia beli di dekat kantor penerbit. Biasa, jaga-jaga untuk mengganjal perutnya jika terasa lapar dijalan. Ada juga sebuah tempat air minum terbuat dari aluminium tebal atau biasa orang jaman sekarang bilang Tumblr.

Dia tak suka jajan, lebih memilih membawa sesuatu dari rumah. Itu berhasil membuatnya irit, dan dapat menabung. Setidaknya ia memiliki cita-cita menjadi Anastasia Steele setelah lulus kuliah dari hasil menabungnya.

Terik masih menggelantung di cakrawala ibukota. Tak ada hujan hari ini, nampaknya. Sia-sia Stella membawa payung yang selama kurang lebih dua minggu menyesakan tas jinjingnya. Ia mendesah, mengelap keringat yang membasahi pelupuk dahi dengan kasar. Meminum air yang tinggal setengah, sambil terus berdiri setia menunggu datangnya kereta yang akan membawanya pulang ke kota patriot, Bekasi.

Hari ini, adalah hari keempatnya mencoba peruntungan melamar di penerbit kota. Berharap ada yang mau menerimanya kembali menjadi seorang jurnalis. Tak masalah jika hanya bekerja sebagai jurnalis lepas, tanpa kontrak kerja yang jelas. Asal ada cuan, Stella tak masalah.

Namun, sayangnya hari keempat dan enam perusahaan penerbit kembali menolaknya. Alasannya masih sama, dianggap menjadi pengkhianat negara karena artikel-artikel yang ia buat. Ia tak pantang menyerah. Masih ada harapan. Masih ada dua penerbit yang belum memanggilnya untuk interview. Pikirannya di penuhi energi yang begitu positif. Ia yakin jika di terima di salah satu penerbit itu.

Robot panjang yang di kendalikan oleh pedal akhirnya tiba. Stella bersiap, melangkah satu kakinya mendekat kearah rel kereta. Robot panjang itu berhenti, berlahan pintu otomatis terbuka. Stella bergegas masuk ke dalam dan menempatkan diri di kursi busa empuk segera.

"Huft..." Ia menghela napas panjang. Merasakan hawa sejuk yang masuk dari rongga-rongga hidungnya, saat pertama memasuki KRL itu.

Matanya terpejam, berlahan alam mimpi berganti. Namun, tak lama suara pekikan anak kecil berteriak menyadarkannya. Stella terbangun dan mendapati seorang anak kecil yang menangis dipangkuan seorang paruhbaya yang dengan penuh kasih mengusap lembut rambut ikal anak itu. Menciumnya di balik masker dan terus menimang-nimang agar berhenti menangis.

Stella tak marah, atau berniat menegur sang bapak. Ia justru tersenyum geli melihat adegan itu. Dulu, sewaktu sang ayahnya masih ada bersamanya, Stella juga sering merajuk untuk mendapatkan perhatian dari sang ayah. Disaat anak lain lebih condong dekat dengan sang ibu, Stella justru berbeda. Ia lebih dekat dengan sang ayah, pergi kemana-mana maunya dengan sang ayah, bercerita keluh kesah menjalankan hidup bersama sang ayah, bahkan sampai makan pun minta di suapi oleh sang ayah. Tempat favoritnya sewaktu kecil, adalah tangan kekar dan ketek sang ayah. Stella ingat, sewaktu ia pergi menonton pertunjukan wayang kulit, dengan sabar sang ayah mengendongnya. Menimang-nimangnya bak bayi berusia lima bulan dengan penuh kasih sayang. Ia juga ingat, sewaktu sekolah TK dulu saat acara renang di kawasan TMII, disaat yang lain diantarkan oleh ibu mereka. Stella dengan bangga mengandeng tangan ayahnya dan memamerkan kepada dunia, ayahnya tak kalah hebat dari ibu-ibu mereka.

Tak terasa sudah dua puluh dua tahun ayahnya pergi, hilang entah kemana. Rindu yang teramat sangat melebihi apapun, selalu mengusik dan menemani setiap langkah hari-harinya. Stella merindukan ayahnya. Berharap suatu saat nanti tuhan mempertemukan dia lagi, di dunia nyata ini. Dengan kasar, Stella mengusap buliran airmata yang jatuh tanpa permisi di pelupuk matanya. Ia menyunggingkan senyum, saat sang anak yang berada di pelukan bapak paruhbaya itu menoleh ke arahnya. Lucu. Ingin rasanya Stella mencubit pipinya.

Saat tiba di stasiun akhir, Stasiun Bekasi dengan malas Stella melangkah. Menuruni satu persatu anak tangga dan keluar dari dalam stasiun. Senja sudah menyapa saat kakinya tiba di beranda stasiun, hiruk pikuk terlihat begitu jelas. Tak ada covid disana. Stella tersenyum geli, melihat orang-orang berlalu-lalang tanpa menggunakan masker dan melanggar sosial distancing. Lagu dari teriakan supir angkot, saling bersautan dengan tukang ojek online. Seperti halnya pasar tanah abang, itu sudah lazim terdengar setiap hari. Stella hapal betul apa yang mereka perebutkan. Apalagi kalau bukan penumpang.

Dengan malas, kakinya melangkah berjalan melewati parkiran motor dan mobil dan menghilang di antara kerumunan manusia-manusia yang sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing.

[Stella Sasmita: bagaimana caranya agar kita bisa bebas tanpa di perbudak uang tapi tetap hidup?]

[Judika Dwi Hartanto: Kenapa, tiba-tiba nanya kaya gitu? Di tolak lagi?]

[Stella Sasmita: Sudah jelas! Gak sudah ditanya lagi. Kepala gue panas banget rasanya pas mereka bilang, seharusnya gue di tanah di lapas Nusakambangan. Mereka pikir gue *******. Selama ini gue menjadi jurnalis jujur apa adanya. Menulis berita sesuai dengan apa yang gue liat di lapangan. Emang dasar pemerintah udah bobrok, tetap aja mau berdiri dan di anggap.]

Judika menyungingkan senyuman. Melemparkan handuk basahnya ke sembarang arah, dan beranjak berbaring diatas ranjang empuknya. Dia sudah terbiasa mendengar keluh kesah Stella setiap hari. Tak banyak yang Judika bisa lakukan, selain memberikannya semangat.

[Judika Dwi Hartanto: yaudah masih ada dua penerbit yang belum manggil lo. Mudah-mudahan aja salah satunya rezki lo.]

[Stella Sasmita: Uhh, rasanya kalau lo taro telor di atas kepala gue pasti mateng nih. Gue udah ga tahan Jud sama komentar nyinyir mereka yang interview gue.]

[Judika Dwi Hartanto: Daripada lo kesel ga karuan, mending lo pikirin pakaian apa yang lo pake buat seminggu lagi. Lo bakal gue ajak ke acara penyambutan kakak tertua gue.]

[Stella Sasmita: Hah! Lo bercanda, ya?]

TO BE COUNTINUE...

Terpopuler

Comments

Rosnawati Hamid

Rosnawati Hamid

bkin Reza jadian ma Stella dong

2020-12-25

1

Maulida Ma'rufatin

Maulida Ma'rufatin

suka banget ceritanya....🥰🥰🥰🥰

2020-12-22

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 (pembaruan)
2 Episode 2 (pembaruan)
3 Episode 3 (pembaruan)
4 Episode 4 (Pembaruan)
5 Episode 5 (pembaruan)
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Langkah
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Pengumuman
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Episode 92
94 Episode 93
95 Episode 94
96 Episode 95
97 Episode 96
98 Episode 97
99 Episode 98
100 Episode 99
101 Episode 100
102 Episode 101
103 Episode 102
104 Episode 103
105 Episode 104
106 Episode 105
107 Episode 106
108 Episode 107
109 BlurB musim Kedua
110 S2 : Wolf Man And The GodFather
111 S2: Mission Complete
112 S3: Bencana
113 Info
114 S2 : Backpack In Foreign Ground
115 S2: Welcome To Manchester
116 S2: Akhirnya Bertemu
117 S2: Akhirnya bertemu (Part 2)
118 S2: Di sekap lagi
119 S2: Bicara
120 S2: Keributan Kecil
121 S2: Menjelaskan (Part 1)
122 S2: Menjelaskan (Part 2)
123 S2: Rencana
124 S2: Alderley Edge
125 S2: Ngidam
126 S2
127 S2: Menyusun Rencana
128 S2: Menyusun Rencana
129 S2 : Bicara
130 S2: Menguak Fakta (Part 1)
131 S2: Menguak Fakta (part 2)
132 S2: Menguak fakta (part 3)
133 S2: Mencari
134 S2: Perasaan Apa Ini?
135 S2: Salah tingkah
136 S2: Siapa sebenarnya Anne?
137 S2: Menjadi Sultan Sehari
138 S2: Mengelilingi Kota London Bersama
139 S2: Menginap
140 S2: Menginap
141 S2: Tidur bersama (21+)
142 S2: Kejutan Pagi Hari
143 Just Info
144 Menyusun Rencana
145 Pindah Nama Pena
146 Kembali Update
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Episode 1 (pembaruan)
2
Episode 2 (pembaruan)
3
Episode 3 (pembaruan)
4
Episode 4 (Pembaruan)
5
Episode 5 (pembaruan)
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Langkah
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Pengumuman
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Episode 92
94
Episode 93
95
Episode 94
96
Episode 95
97
Episode 96
98
Episode 97
99
Episode 98
100
Episode 99
101
Episode 100
102
Episode 101
103
Episode 102
104
Episode 103
105
Episode 104
106
Episode 105
107
Episode 106
108
Episode 107
109
BlurB musim Kedua
110
S2 : Wolf Man And The GodFather
111
S2: Mission Complete
112
S3: Bencana
113
Info
114
S2 : Backpack In Foreign Ground
115
S2: Welcome To Manchester
116
S2: Akhirnya Bertemu
117
S2: Akhirnya bertemu (Part 2)
118
S2: Di sekap lagi
119
S2: Bicara
120
S2: Keributan Kecil
121
S2: Menjelaskan (Part 1)
122
S2: Menjelaskan (Part 2)
123
S2: Rencana
124
S2: Alderley Edge
125
S2: Ngidam
126
S2
127
S2: Menyusun Rencana
128
S2: Menyusun Rencana
129
S2 : Bicara
130
S2: Menguak Fakta (Part 1)
131
S2: Menguak Fakta (part 2)
132
S2: Menguak fakta (part 3)
133
S2: Mencari
134
S2: Perasaan Apa Ini?
135
S2: Salah tingkah
136
S2: Siapa sebenarnya Anne?
137
S2: Menjadi Sultan Sehari
138
S2: Mengelilingi Kota London Bersama
139
S2: Menginap
140
S2: Menginap
141
S2: Tidur bersama (21+)
142
S2: Kejutan Pagi Hari
143
Just Info
144
Menyusun Rencana
145
Pindah Nama Pena
146
Kembali Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!