Episode 11

Malam menjemput alam, salju lebat turun menghujami kota Manchester saat Jones menutup telpon Leo dengan sedikit mengumpat kesal. Bagaimana tidak, Leo lelaki yang ia kenal playboy itu mengatakan akan menjahit bibir Jones jika bertemu nanti di sana, atau meminta Reza untuk menugaskan Jones ke gurun Sahara untuk menghitung butiran pasir, atau kutub utara bertemu dengan para manusia Eskimo. Mereka cocok dengan sikap Jones yang dingin. Begitu kata Leo.

Jones bangkit, memasukkan kembali ponselnya, dan mencoba untuk memulihkan apa yang tersisa pada keseimbangannya. Ia mengangkat kembali kedua koper besar dan tentunya berat itu, merasakan lekukan gagang koper dan kembali berjalan menelusuri lorong abu-abu yang terbungkus jendela kaca tinggi besar.

Lorong panjang seperti tak berujung, terlihat begitu bersih. Beberapa pegawai yang berpapasan dengan Jones, sesekali membungkuk memberi hormat kepada orang nomer dua terpandang itu. Namun, Jones tidak menggubris tetap berjalan tenang tanpa ekspresi.

Hingga, ia tiba di lobi gedung nampak beberapa lelaki berbaju loreng berbaris rapih lengkap dengan senjata di pelukan mereka. Jones mendesis, sudah seperti biasanya saat ia harus membawa produk baru ciptaan Mr.Oxley, selalu di antar dengan banyaknya prajurit. Saat pintu ganda kaca otomatis terbuka menampilkan sosok Jones, para prajurit itu mengangkat senjata mereka setengah dada menyambut kedatangan Jones.

Jones terkesiap, kaget bukan main hingga hampir menjatuhkan koper yang ia bawa, karena gerakan tiba-tiba para prajurit yang seakan ingin menembak mati dirinya. Seorang paruhbaya muncul dari barisan prajurit tersebut. Menjulurkan tangan panjang-panjang, namun di tampik Jones karena alasan tangannya penuh karena memegang koper.

Paruhbaya berpangkat bintang lima itu berjalan, di ikutin Jones mendekati mobil besar berlapis baja anti peluru. Mata Jones sesaat melirik kebelakang, kearah para prajurit yang masih berbaris rapih dengan sorot mata tajam tak berkedip.

"Silahkan masuk, Mr.Anderson." Pintu mobil lapis baja terbuka, memperlihatkan betapa pengapnya ketika seseorang berada di dalam sana. Tak ada Ac seperti Audi SUV yang sering ia bawa.

Kepala Jones mengangguk patuh, ia masuk ke dalam sana dengan berhati-hati. Meletakan satu koper di kursi sebelahnya, dan satunya di pangkuannya. Tak lama pintu mobil tertutup, diikutin dengan tiga orang masuk ke dalam mobil yang sama dengan Jones. Satu di kursi pengemudi, satunya di sebelah supir, juga satunya menemani Jones di kursi penumpang.

Suara sirene berbunyi, sesaat paruhbaya berpangkat tadi mengijinkan semua mobil berangkat. Mobil lapis baja pertama berjalan berlahan meninggalkan gedung Oxley General, di susul dengan mobil yang membawa Jones, yang mana di sebelah kanan dan kirinya terdapat mobil lapis baja lainnya. Di susul pula mobil lapis baja lainnya di belakang jumlahnya dua buah mobil. Semuanya berjalan berlahan, memecah jalanan kota Manchester yang semakin gelap.

Mobil iring-iringan yang membawa Jones, melesat meninggalkan Corparation st menuju Oldham Rd. Di dalam mobil, semua terlihat hening tak ada yang berani memulai pembicaraan, atau berniat mengobrol. Ketiga prajurit itu pun nampak begitu serius, fokus menatap jalanan di depan. Hingga suara deheman Jones membuat ketiganya menoleh sesaat, dan merubah posisi duduk mereka.

"Kau tau, berapa lama Mr.Oxley menciptakan senapan di tanganmu?" tanya Jones sambil menunjuk senapan yang di genggam oleh prajurit di sebelahnya.

Prajurit bernametag J.L Hawk itu melirik senapan yang ia pegang. Nama Oxley General tertera jelas di senjata yang ia genggam. Prajurit itu tersenyum masam, tak perduli dengan pertanyaan tiba-tiba Jones yang berusaha memecahkan keheningan di dalam sana.

"Jika Mr.Oxley tau bahwa senapannya sudah di modifikasi ulang, saya dapat memastikan jika kepala orang yang memodifikasi itu akan putus di tangannya." Kini gantian, Jones tersenyum kearah Hawk namun dengan senyuman sarkasme.

Hawk berusaha menyembunyikan senapan dibalik tangan kekar berbalut baju loreng. Wajah tertunduk dalam, membayangkan kepalanya benar-benar di pegal oleh Reza. Di menelan ludahnya, melirik teman di depannya yang terlihat senyum-senyum menahan tawa di balik kaca spion mobil. Sial, padahal aku hanya menaruh pita saja. Umpatnya dalam hati.

Sementara Jones, setelah berkata demikian lelaki itu kembali diam, duduk tenang menatap lurus ke jalanan Manchester yang di tutupi salju dengan raut wajah tak berekspresi. Seperti tidak terpengaruh apapun, dengan ucapan yang baru saja ia katakan.

Setelah menempuh perjalanan cukup mencengangkan bagi Hawk tentunya. Mereka akhirnya sampai di sebuah gedung mewah bergaya Victoria abad pertengahan. Jones turun dari sana, di ikutin para prajurit yang bersiap mengawalinya hingga sampai pintu masuk gedung.

Langkah Jones terhenti, saat tiba di depan lift. Tubuhnya memutar ke belakang, lalu tersenyum kaku kepada para prajurit yang sudah mengantarnya.

"Terimakasih atas iring-iringan bagaikan Prince William. Sangat menyenangkan, setidaknya aku bisa merasakan menjadi orang penting di kota ini walaupun hanya lima belas menit. Selebihnya kalian boleh pergi, aku akan naik keatas menyerahkan koper ini. Kalian tidak perlu khawatir, karena aku tidak akan mencuri mantan mertua."

Semua prajurit melirik dan saling memandangi dengan tatapan binggung. Jones tergelak, ia tau apa yang sedang di pikirkan para prajurit gagah itu.

"Ini." Mengangkat satu kopernya. "Adalah mantan mertua."

Kepala semua prajurit mengangguk paham. Ternyata itu adalah nama untuk produk baru Oxley General. Terdengar aneh, dan lucu, bukan? Tapi begitulah Jones. Saat di suruh menentukan nama untuk produk baru keluaran Oxley. Jones bahkan pernah memberikan nama sebuah senapan paling mematikan di dunia buatan Oxley General dengan nama Herr Oxley, yang berarti mulut tuan Oxley dalam bahasa jerman.

"Baiklah Mr.Anderson."

Jones masuk ke dalam lift, saat lift itu terbuka. Ia menganggukkan kepala sebagai tanda berterimakasih untuk terakhir kalinya kepada para prajurit, sebelum akhirnya lift tertutup dan membawanya masuk ke rumah milik majikannya.

Beberapa saat kemudian, Jones tiba di sebuah ruangan besar serba coklat. Di tengah ada sebuah sofa dan meja kaca berbalut karpet bulu halus. Di dinding begitu banyak lukisan tergantung. Ada tangga juga tepat berada di sebelah lift. Ini adalah ruang tamu utama, tinggi sekali juga begitu luas. Dindingnya adalah kaca besar dan tinggi, tanpa sebuah gorden yang langsung memperlihatkan penampakan kota Manchester.

Jones berjalan lebih dalam, di sebelah kanan terdapat sebuah meja besar bervas berisikan bunga cantik. Hidup. Tak jauh dari tangga melengkung terdapat perpustakaan yang diisi banyak buku berbagai genre. Di tengah perpustakaan itu terdapat sebuah perapian modern yang terbuat dari baja atau platinum, yang berhadapan dengan sofa berbentuk U, yang terlihat begitu empuk untuk di duduki.

Api menyalah menghangatkan ruangan itu. Sementara di sebelah kiri perapian terdapat pohon natal yang telah di hias sedemikian rupa. Alis jones mengerut; sejak kapan tuannya merayakan natal? Atau apakah adik tiri tuannya datang?

Jones melewati begitu saja perpustakaan terbuka itu, jalan lurus menuju bar dapur yang terdengar begitu berisik. Semua berwarna hitam dan coklat, meja bar dapur itu, perabot juga kursi bar.

"Kau mau minum, Jones?"

Reza muncul dari sebelah kiri area dapur, dengan membawa segelas minuman beralkohol di tangannya. Jones menundukkan kepala dan meletakan kedua koper di lantai kayu coklat kokoh.

"Tidak, terimakasih, sir."

Di bagian kiri area dapur terdapat sebuah ruangan santai tak kalah besar. Dengan sofa di tengahnya berbentuk U yang letaknya berhadapan langsung dengan sebuah piano besar disisi kanan ruangan. Reza menjatuhkan dirinya di sana. Kembali menegak minuman beralkohol hingga habis. Tubuhnya terlihat basah, seperti seseorang habis melakukan aktivitas berat. Dengan hanya memakai celana training dan kemeja putih, di bagian kancing atas terbuka menampilkan tubuhnya yang terlihat begitu macho dan seksi.

"Kemari." Reza menjentikkan tangannya, mengintruksikan Jones untuk mendekat.

Jones patuh. Kembali, ia mengangkat kedua koper itu dan berjalan mendekati Reza. Dengan berhati-hati, Jones meletakan kedua koper yang di bawa dengan seluruh nyawanya di atas meja kaca. Membuka kedua koper tersebut dan menampakkannya kepada Reza.

Reza menenggakkan duduknya, meletakan gelas yang telah habis diatas meja tepat di sebelah kedua koper itu di letakkan. Ia menyeringai, ciptaan yang kesekian kali akhirnya berhasil dan siap di pertunjukan besok. Syukurnya, serangan Rootkit kemarin malam tak berhasil mengambil komponen rahasia pembuatan senjata itu. Ini akan menjadi mahakarya terbesarnya tahun ini. Pandemi yang sedang menyerang negaranya bahkan dunia, tak menyulutkan Reza untuk mundur menciptakan amunisi dan alat perang lainnya.

Namun, sesaat seringai bahagia Reza terganti oleh tatapan binggung melihat salah satu nama dari amunisi dan senjata yang ia ciptakan. Alisnya bertaut keningnya mengerut. Reza meraih peluru untuk senjata laras panjang, dan membaca secara teliti nama dari peluru tersebut. Sedetik kemudian, matanya mengadang, menatap Jones yang berdiri di depannya dengan menundukkan kepala dalam. Tangan Reza mengetuk meja kaca, membuat Jones menegakkan kepalanya dan menatap binggung bosnya.

"Mantan mertua?" tanyanya binggung sambil menunjukkan peluru di tangannya.

"Nama itu cocok, sir. Karena peluru buatan mu seperti mulut mantan mertuaku, yang sekali ucap dapat memborbardir semua orang."

"Astaga, Jones."

TO BE COUNTINUE...

Terpopuler

Comments

hannina

hannina

hadooooh...bener bener ni jones bikin ngakak
si mulut pedas to bikin ngakak😂😂😂

2021-08-24

0

𝖘𝖆𝖉🌷R⃟h𝕮𝖑°𝐍𝐍᭄

𝖘𝖆𝖉🌷R⃟h𝕮𝖑°𝐍𝐍᭄

karya mu membom bardir k.IRIS

2021-04-06

0

Kikoaiko

Kikoaiko

thor adek tirinya reza kmn

2021-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 (pembaruan)
2 Episode 2 (pembaruan)
3 Episode 3 (pembaruan)
4 Episode 4 (Pembaruan)
5 Episode 5 (pembaruan)
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Langkah
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Pengumuman
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Episode 92
94 Episode 93
95 Episode 94
96 Episode 95
97 Episode 96
98 Episode 97
99 Episode 98
100 Episode 99
101 Episode 100
102 Episode 101
103 Episode 102
104 Episode 103
105 Episode 104
106 Episode 105
107 Episode 106
108 Episode 107
109 BlurB musim Kedua
110 S2 : Wolf Man And The GodFather
111 S2: Mission Complete
112 S3: Bencana
113 Info
114 S2 : Backpack In Foreign Ground
115 S2: Welcome To Manchester
116 S2: Akhirnya Bertemu
117 S2: Akhirnya bertemu (Part 2)
118 S2: Di sekap lagi
119 S2: Bicara
120 S2: Keributan Kecil
121 S2: Menjelaskan (Part 1)
122 S2: Menjelaskan (Part 2)
123 S2: Rencana
124 S2: Alderley Edge
125 S2: Ngidam
126 S2
127 S2: Menyusun Rencana
128 S2: Menyusun Rencana
129 S2 : Bicara
130 S2: Menguak Fakta (Part 1)
131 S2: Menguak Fakta (part 2)
132 S2: Menguak fakta (part 3)
133 S2: Mencari
134 S2: Perasaan Apa Ini?
135 S2: Salah tingkah
136 S2: Siapa sebenarnya Anne?
137 S2: Menjadi Sultan Sehari
138 S2: Mengelilingi Kota London Bersama
139 S2: Menginap
140 S2: Menginap
141 S2: Tidur bersama (21+)
142 S2: Kejutan Pagi Hari
143 Just Info
144 Menyusun Rencana
145 Pindah Nama Pena
146 Kembali Update
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Episode 1 (pembaruan)
2
Episode 2 (pembaruan)
3
Episode 3 (pembaruan)
4
Episode 4 (Pembaruan)
5
Episode 5 (pembaruan)
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Langkah
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Pengumuman
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Episode 92
94
Episode 93
95
Episode 94
96
Episode 95
97
Episode 96
98
Episode 97
99
Episode 98
100
Episode 99
101
Episode 100
102
Episode 101
103
Episode 102
104
Episode 103
105
Episode 104
106
Episode 105
107
Episode 106
108
Episode 107
109
BlurB musim Kedua
110
S2 : Wolf Man And The GodFather
111
S2: Mission Complete
112
S3: Bencana
113
Info
114
S2 : Backpack In Foreign Ground
115
S2: Welcome To Manchester
116
S2: Akhirnya Bertemu
117
S2: Akhirnya bertemu (Part 2)
118
S2: Di sekap lagi
119
S2: Bicara
120
S2: Keributan Kecil
121
S2: Menjelaskan (Part 1)
122
S2: Menjelaskan (Part 2)
123
S2: Rencana
124
S2: Alderley Edge
125
S2: Ngidam
126
S2
127
S2: Menyusun Rencana
128
S2: Menyusun Rencana
129
S2 : Bicara
130
S2: Menguak Fakta (Part 1)
131
S2: Menguak Fakta (part 2)
132
S2: Menguak fakta (part 3)
133
S2: Mencari
134
S2: Perasaan Apa Ini?
135
S2: Salah tingkah
136
S2: Siapa sebenarnya Anne?
137
S2: Menjadi Sultan Sehari
138
S2: Mengelilingi Kota London Bersama
139
S2: Menginap
140
S2: Menginap
141
S2: Tidur bersama (21+)
142
S2: Kejutan Pagi Hari
143
Just Info
144
Menyusun Rencana
145
Pindah Nama Pena
146
Kembali Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!