Merasa arah pembicaraan Jones sudah merujuk ke kehidupan pribadi. Reza mengintruksikan Jones untuk membubarkan mereka semua. Ia tak ingin, masalah pribadinya di ketahui oleh semua orang. Hanya ia, dan Jones saja yang boleh tau. Jika pun ada orang asing yang mengetahui kehidupan pribadinya, sudah dapat dipastikan nyawa mereka akan habis dalam waktu kurang dari dia puluh empat jam.
Saat semua orang di kantor itu telah pergi, Jones kembali masuk ke dalam. Menutup pintu kantor dan memindai ruangan agar terkunci secara otomatis, juga kedap suara. Jendela kaca besar, ia biarkan terbuka lebar begitu saja. Karena Jones berpikir pasti tuannya itu membutuhkan setidaknya sedikit pemandangan yang akan membuat otaknya sedikit agak melonggar.
"Apa yang dikatakan ibu kepadamu, Jonas?"
Jonas mendekati Reza yang berdiri berkacak pinggang menatap pemandangan kota Manchester dari balik jendela kaca. Ia mendesah sesaat, melonggarkan dasinya dan ikut memandangi pemandangan pagi kota Manchester bersebelahan dengan Reza.
"Ibu anda... Uhmm maksud saya, nyonya Liliana meminta anda untuk menjadi Presdir sementara Hartanto grup. Nyonya sedang mendesak tuan Judika untuk segera mencari tambatan hati, dan mengambil alih Hartanto grup. Dia ingin, tuan Judika belajar menjadi seorang pemimpin juga tentunya seorang ayah, mengingat usianya yang sudah memasuki angka dua puluh tujuh tahun, sudah seharusnya ia menikah menurut tradisi orang jawa. Jika dalam waktu enam bulan tuan Judika tidak dapat memiliki seorang kekasih juga, nyonya mengancam akan mengalihkan semua aset Hartanto grup kepada anda."
Seketika suara kekehan terdengar dari mulut Reza. Mata jones menyipit, melirik sesaat kearah Reza. Entah apa yang membuat tuannya itu tertawa. Padahal Jones yakin tidak ada ucapan yang mengandung unsur kejenakaan.
"Kau tau, Jonas?" Reza memasukkan kedua tangannya ke kantung celana. "Tidak mungkin seseorang Lilian memberikan ku aset apapun, terlebih Hartanto Grup, yang sudah jelas-jelas milik turun temurun keluarga Hartanto. Itu sangat mustahil. Aku ini anaknya, saat masih di kandungan."
Jones terdiam, tak menjawab. Itu terlalu sulit untuk di jawab olehnya. Jones tak tahu harus berkata apa jika sudah membicarakan kerumitan kehidupan pribadi tuannya. Jones merasa itu terlalu sulit untuk di jalankan oleh tuannya, dan Jones merasa cukup hanya diam dan mendengarkan keluh kesah tuannya saja, tanpa harus berkomentar apapun yang justru akan menambah beban hidupnya. Jones tak ingin itu terjadi. Ia, tidak tega menambah beban pikiran tuannya.
"Apa lagi yang dikatakan ibu kepadamu?"
Kembali Jones mendesah, menghela napas panjang sesaat. Pesan yang ini terlalu sulit untuk ia sampaikan kepada Reza. Mungkin akan menyakitkan hari dan perasaannya. Namun, jika tidak disampaikan Jones takut di sangka memecah belahkan dua keluarga yang telah lama berpisah. Padahal jauh di dalam lubuk hati Jones, mungkin satu-satunya cara untuk membuat tuannya dekat kembali dengan ibunya, mungkin dengan cara ini.
"Bicaralah, Jones. Kau tak akan ku pegal, bahkan jika ucapan mu membuatku muak."
"Nyonya ingin, anda melatih dan mendidik tuan Judika untuk menjadi seorang pemimpin."
Wajah Reza berubah dingin kembali, ia diam seperti sedang berspekulasi dalam pikirannya sendiri. Jujur saja, Jones berharap tuannya mengambil kesempatan ini untuk memperbaiki hubungannya dengan ibu kandungnya. Meskipun, Jonas tau jika itu amat sangat sulit untuk tuannya. Mengingat hampir tujuh belas tahun, ia tak bertemu dengan Liliana. Walaupun, kenyataannya Liliana selalu berusaha menghubungi dan mendekati Reza. Meski tetap saja, keras kepala Reza yang membuatnya hingga detik ini urung juga berbaikan.
Sudah lebih dari dua puluh satu tahun kejadian naas itu terjadi, tetapi belum sehari pun ia melupakan kejadian pahit itu. Memori otaknya seakan enggan untuk melupakan hari buruk itu, terus terputar setiap saat ketika ia diam-diam merindukan ibunya atau ayahnya.
Semua bermula saat musim panas datang menyapa pulau indah Sisilia, Italia. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, Reza dan Judika hidup berdampingan dan saling menyayangi sebagai kakak dan adik. Reza begitu menyayangi Judika sebaliknya pun Judika. Mereka saling menjaga satu sama lain. Keluarga pun terbilang cukup tersohor, bukan hanya karena kaya dan memiliki harta melimpah ayah Reza, Marco Davis Abute dikenal sosok tegas dan dermawan. Juga karena Liliana, sang ibu yang ternyata keturunan ningrat dari keluarga Yogyakarta, membuat keluarga Abute begitu di hormati di pulau Sisilia.
Namun, semua berubah saat sang ibu pergi meninggalkan dia dan membawa Judika kembali ke Indonesia karena sang ayah, ketahuan berselingkuh dan segera memiliki anak. Hidup Reza seakan runtuh seketika, saat Liliana dan Judika pergi. Bocah itu berubah menjadi pemurung dan pendiam, ia tak suka di ganggu bahkan oleh adik tirinya sekalipun. Tak jarang, Reza kerap membuat onar dengan teman-teman sekolahnya. Berkelahi, tauran apapun pernah ia lakukan. Tak perduli ayahnya kerapkali menghajar dan mengecapnya sebagai anak berandalan. Reza amat membenci kedua orangtuanya, lebih-lebih ibu tirinya yang bermulut ular. Selalu membuat suasana rumah menjadi begitu panas, dan tak nyaman.
Hingga suatu hari polisi datang menangkap ayahnya. Reza merasa tercekat dan begitu terpukul, saat mengetahui sang ayah adalah seorang mafia sindikat penjualan narkoba dan senjata ilegal. Seorang rentenir berhati dingin, yang selalu menindas dan merampok masyarakat lemah dan miskin Sisilia. Keluarga Reza terpuruk, perekonomian mereka hancur dan finalnya, Missha, ibu tiri Reza meninggalkan dia bersama adik tirinya, Christopher di pinggir jalan kota Italia.
Keduanya hidup selama beberapa bulan di jalanan kota Italia, meminta belas kasih dari orang-orang untuk makan sehari-hari. Reza harus membawa kemanapun sang adik Chris. Merawat bocah kecil itu seorang diri.
Hingga, ia bertemu seorang kakek tua jenius dan miliarder bernama Emmanuel Davis Oxley. Kakek tua itu membawa kedua bocah gelandang itu ke Manchester. Menjadikan mereka berdua anak angkatnya, hingga baik Reza maupun Chris berhak mendapatkan gelar marga Oxley di belakang nama mereka. Kedua anak itu pun di rawat, di didik, dan diajarkan menjadi seorang lelaki pemberani, cerdas, juga tegas. Hingga akhirnya keduanya pun meraih keberhasilan mereka masing-masing di usia mereka yang terbilang masih belia.
Namun, dendam membara masih bersemayam dalam diri keduanya. Baik, Reza dan Chris begitu amat membenci dan dendam kepada ibu mereka yang telah dengan tega menelantarkan dan meninggalkan mereka begitu saja hanya demi lelaki yang dapat merubah hidupnya menjadi kaya dan glamor kembali. Dan, karena itu pula pada akhirnya membentuk karakter mereka yang seperti sekarang; selalu merendahkan wanita, menganggap wanita makhluk rendahan yang tak memiliki harga diri. Itu pula yang menjadikan Reza begitu bernafsu menyiksa dan menyakiti lara wanita. Itu, bagaikan candu yang membuat hati tergelitik bahagia melihat wanita tersiksa seperti itu.
Tubuh Reza berbalik, berjalan ke arah sofa dan langsung menjatuhkan dirinya di sofa panjang berbentuk L. Ia mengusap wajahnya kasar, dan kembali menatap Jones yang kini telah berdiri di tepat di ujung sofa single hadapannya.
"Hanya enam bulan. Jika bocah itu tak bisa diajarkan dan tak bisa berubah, aku tak akan mau menolong."
TO BE COUNTINUE...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
𝖘𝖆𝖉🌷R⃟h𝕮𝖑°𝐍𝐍᭄
bagus cerita nya ka.author
2021-04-05
0
𖥻 dyutaa
bagus banget thorrr ...
2021-04-03
1
Kikoaiko
tapi si reza harus tau dri sisi ibu kandungnya, yg sakit hati karna d selingkuhin, jngan liat dri sisi ibu tirinya aja thor
2021-03-24
0