Episode 8

Manusia batu pernah tersematkan pada nama Jones Anderson, saat dia masih menyandang gelar pelajar. Berlanjut manusia  minim empati bergelar kehormatan di belakang namanya, saat menjabat sebagai manajer Oxley General. Terganti si mulut cabai, lima tahun silam saat ia resmi menjabat sebagai orang kepercayaan Reza mengantikan posisi Robert alias Joseph alias Ramdani.

Manusia kepala batu, yang lahir dari keluarga pejuang; ayah perfeksionis, dan ibu kritis dengan lingkungan sekitar. Menjadi seorang Jones, hidup dalam keluarga dominan yang selalu di tuntut menjadi sempurna. Di usianya yang ke delapan tahun, dirinya bahkan sudah menguasai perhitungan alzabar, dan dapat berbicara dalam tiga bahasa; Inggris, Prancis, dan Italia. Tak heran jika Emmanuel pernah menjadikannya asisten dia, saat mendiang itu masih sehat bugar. Lalu berganti mengabdikan kepada sang putra sulung, yang memiliki sifat aneh bin ajaib.

Kritik dan pendapat yang acap kali ia sampai tanpa berpikir, membuat Reza kadang geram bahkan marah. Namun, berlahan dia menjadi terbiasa dengan sikap nyablak tangan kanannya itu. Maka saat, Jones melemparkan jawaban savage, ia hanya mampu mengepal tangan kuat-kuat.

"Kemari." Reza menjentikkan tangannya, menyuruh Jones untuk mendekat.

Jones patuh, dan berjalan menghampiri Reza di kursi kebesarannya.

Bruk...

"Kau mau mati, ya?"

Jones meringis, manakala sel saraf kakinya memegang sakit. Satu tendangan telak mendarat tepat di dengkul kaki Jones dengan mulus.

"Maafkan saya, tuan. Saya hanya berpendapat," ucapnya sambil mengelus-ulus kakinya yang sakit.

"Lanjutkan laporan mu."

Tubuh Jones kembali menegak. Namun, rasa-rasanya kepalanya agak limbung, mungkin akibat tendangan keras sang majikan, atau entahlah karena memang itu tak ada kaitannya yang jelas ia merasa sekelilingnya berputar-putar sejenak.

"Uhmm..." Menggelengkan kepalanya pelan. "Dia menjadikan rumah sakit milik tuan Leo sebagai markasnya untuk menjual berbagai jenis ornamen dari hasil karya seninya."

Alis Reza mengerut binggung, "karya seni?"

"Memutilasi manusia, mengambil organ tubuhnya untuk di jual, dan menjadikan beberapa bagian tubuh manusia sebagai barang antik atau semacam jimat keberuntungan. Saya menyebut itu seperti ornamen, yang bersifat khusus dan juga luar biasa."

Reza berdecak, selain savage saat berkomentar ternyata Jones nampaknya berbakat sekali merangkai kata-kata seperti seorang penulis yang begitu puitis.

"Sir, apa anda merasa ada sesuatu yang janggal tentang Joseph?"

Reza mengamati wajah Jones dengan was-was. Mencoba menelisik, tentang hal yang juga sedaritadi ia pikirkan.

"Kau tau, sir jika Joseph gaptek akan teknologi? Dia bahkan harus membayar tiga juga dollar hanya untuk menyewa seorang jenius komputer."

"Lalu?" Reza masih mencoba menerka, tentangnya kecurigaan yang bukan hanya Jones yang menyadari tetapi juga dengannya.

"Aku hanya berpikir jika serangan Rootkit malam tadi bukan ulahnya..."

"Mungkin saja orang suruhannya." Reza memotong ucapan Jones, yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Jones.

"Sir, sepertinya akhir-akhir ini anda tidak memakai otak anda dengan baik. kau tau betapa licik, lihai, dan busuknya dia, bukan? Dan kau sendiri yang mengajarkan itu kepadanya. Apa kau tidak merasa ada sesuatu yang aneh dengan ini? Dia boleh saja pintar dan cerdas dalam urusan dunia hitam mafia, tapi tidak untuk komputer dan jaringan sistemnya. Jika itu memang perbuatan orang suruhan Jones, tidak mungkin orang itu menaruh alamat IP secara terang-terangan dan juga jangan lupakan tentang rekening beratas nama Robert. Dia bukan orang sebodoh itu, meskipun nyatanya di bodoh akan teknologi."

Mulut Reza terperangah, ia berdecak tak percaya dengan ucapan yang melesat dari mulut Jones bagaikan bola api yang berhasil menjatuhkan harga dirinya. Sungguh, ia sudah keterlaluan. Pikir Reza. Ini bukan lagi, kebebasan berpendapat seperti apa yang Jones selalu katakan jika Reza marah akan pendapat anti mainstreamnya. Ini sudah kelewat batas. Dia bahkan menyebut Reza tidak memakai otaknya. Jangan lupakan nada bicaranya, seakan menyalahkan jika sifat Jones selama ini karena didikannya.

Namun, ucapan bagaikan petir di siang bolong yang sudah berhasil memporak-porandakan harga dirinya itu masih ia tahan, karena memang ada benarnya juga dengan ucapan Jones. Reza hanya tersenyum kecut, sejurus mata elang menatap kearah Jones yang tertunduk di depannya dengan wajah datar tanpa dosa.

"Seperti kau juga terlalu banyak memakai mulut mu, Jones. Untuk berkomentar hal-hal yang tak penting."

"Maafkan saya, sir."

Reza bangkit dari sana, mengancingkan jas hitamnya hingga membuat lekukan tubuh bak seorang atlet itu terlihat. Kakinya melangkah, berjalan ke arah jendela kaca setengah terbuka yang menampakkan keindahan surga kota antik Manchester.

"Aku juga berpikir jika ada seseorang yang menjebak Jones. Ia seorang yang teliti memilih orang kepercayaan, terlebih untuk urusan bisnisnya. Jadi tidak mungkin jika orang yang ia percaya untuk menjalankan sistem jaringannya yang melakukan itu. Atau sampai menjebaknya."

Wajah ramping yang di tumbuhi kumis tipis itu terlihat gusar. Otaknya mulai berputar, menelisik ke dalam pikirannya. Jika Joseph bukan dalang dari serangan Rootkit tadi malam yang melumpuhkan sistem jaringannya, maka ada musuh lain dari pihak luar yang ingin menjatuhkan perusahaannya. Tapi siapa?

"Apa kau tau dimana Joseph tinggal selama di Indonesia?"

Jones membuka amplop yang sedaritadi ia genggam. Ada beberapa lembar kertas dan foto buram di dalam sana. Kertas itu ia sebar di meja kerja Reza. Reza berbalik dan memperhatikannya.

"Beberapa kota, Bali, Jakarta, Surabaya, dan Bekasi. Dia juga sering berpergian ke luar kota. Tapi tak ada sekalipun ia pernah ke luar negeri."

"Dan alamat IP itu berada juga di Bekasi?"

Kepala Jones mengangguk meng-iyakan.

"Jones, cepat kau selidiki orang-orang terakhir kali yang bertemu dan menghubunginya sebelum polisi menangkap dia. Juga cari tau bagaimana polisi menemukan bukti kejahatan dia."

Dua perintah yang terdengar rumit untuk orang normal di patuhi oleh Jones. Lelaki itu menganggukan kepala dalam, dan kemudian membereskan lembaran kertas yang berserakan di atas meja kerja Reza.

Namun, saat Jones hendak berjalan meninggalkan ruangan. Reza kembali memanggil, membuat Jones menghentikan langkah kakinya, sesaat kaki berbalut sepatu pantofel itu sudah mencapai ambang pintu kayu.

"Satu hal lagi, Jones." Jones berbalik dan pintu tertutup lagi. "Leo akan datang ke Inggris. Hubungi dia dan suruh anak buah mu mengawasi setiap pergerakan dia. Lelaki itu selalu membuat onar di manapun. Ah, satu lagi jangan biarkan dia menggoda wanita-wanita Inggris."

Kening Jones mengerut binggung. Alam bawah sadarnya berkata; bukankah, tuan Leo sudah menikah?

"Sir, yang saya tau, tuan Leo itu sudah meni..."

"Aku tau. Tapi buaya tetaplah buaya. Kau mengerti?"

"Ya, sir."

****

Lorong gedung Oxley General sore itu terlihat sepi tak seperti biasa. Maklum, semasa pademi pemerintah Inggris mengeluarkan instruksi untuk jaga jarak dan tetap di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Hanya beberapa pekerjaan saja, yang masih bersiaga di gedung utama persenjataan itu, seperti; resepsionis, security, team IT, dan karyawan-karyawan di beberapa bagian devisi penting.

Saat senja mulai bersemayam di langit kota Manchester, Jones baru saja keluar dari dalam kantor Reza dengan membawa sebuah koper lumayan besar di kedua tangannya. Langkahnya terhenti manakala sebuah panggilan masuk di ponselnya. Ia meletakkan koper besar berwarna putih dengan tulisan Oxley General diatas sana. Merogoh kantong celana bahan dan mengambil ponselnya untuk mengangkat panggilan yang ternyata dari Leo.

"Good afternoon, sir."

"Disini masih pagi."

"Saya menyapa dari waktu bagian Manchester, karena saya tidak tau jam berapa di Indonesia."

"Terserah." Leo terdengar mendesah kesal di sebrang sana. "Aku mau bilang, kalau aku akan berangkat ke Inggris sekarang."

"Ah... Seharusnya saya menelpon Anda untuk mengkonfirmasi itu. Tetapi Ternyata anda sudah memiliki inisiatif sendiri untuk menelpon saya." Jones menghimpit ponselnya dan meraih kedua koper lalu berjalan mendekati kursi di lorong abu-abu itu dan duduk di sana.

"Bagaimana dengan Ramdani?" tanya Leo dengan suara khasnya.

"Dia ada di Indonesia, di dalam lapas."

"Kau gila, ya?" Bentak Leo kesal. "Untuk apa aku ke Inggris jika si kunyuk sialan itu ada di Indonesia?"

"Jika saya gila, saya tidak mungkin bekerja di Oxley General dan menjadi tangan kanan Mr.Oxley."

"Maksudku bos mu, Reza!"

Mata Jones berputar, sedikit jengkel menghadapi orang aneh kedua seperti Leo dan Reza. "Sir, jika tuan Reza gila dia tidak mungkin dapat mendirikan perusahaan persenjataan sebesar ini. Dia tidak mungkin juga dibilang miliader jeni..."

"Terserah." Nada bicara Leo sudah mulai terdengar kesal. Seperti ingin rasanya Leo menjahit mulut Jones jika bertemu. "Aku butuh Ramdani. Reza bilang dia ada bersamanya."

"Tuan Reza tidak bersama Joseph. Karena jika dia bersama tuan Reza, maka mungkin sekarang Joseph sudah tinggal nama." Jones menjeda ucapannya sejenak. Meletakan jari-jari panjangnya di atas paha berbalut celana bahan berwarna denim. "Anda tidak perlu khawatir, Ramdani alias Robert alias Joseph sudah berada di bawah pengawasan Oxley General. Tuan Reza akan membantu anda bertemu dengan lelaki itu. Sekarang lebih baik anda menikmati perjalanan anda, jangan sampai anda tergoda dengan wanita cantik di Inggris. Atau anda akan merasakan yang namanya genjatan senjata dari nona Shena."

"Apa maksudmu bicara seperti itu?" tanya Leo binggung.

"Karena kata tuan Reza, buaya tetaplah buaya."

TO BE COUNTINUE...

Terpopuler

Comments

Mom Dee 🥰

Mom Dee 🥰

jones kau pintar sangat lah... asal kau tak seperti namamu saja "jomblo ngenes" 🤭🤭🤭

2021-05-07

0

INA

INA

🤣🤣🤣 Jonas sangat polos

2021-04-15

0

Kikoaiko

Kikoaiko

jones trlalu polos😂😂

2021-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 (pembaruan)
2 Episode 2 (pembaruan)
3 Episode 3 (pembaruan)
4 Episode 4 (Pembaruan)
5 Episode 5 (pembaruan)
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Langkah
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Pengumuman
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Episode 92
94 Episode 93
95 Episode 94
96 Episode 95
97 Episode 96
98 Episode 97
99 Episode 98
100 Episode 99
101 Episode 100
102 Episode 101
103 Episode 102
104 Episode 103
105 Episode 104
106 Episode 105
107 Episode 106
108 Episode 107
109 BlurB musim Kedua
110 S2 : Wolf Man And The GodFather
111 S2: Mission Complete
112 S3: Bencana
113 Info
114 S2 : Backpack In Foreign Ground
115 S2: Welcome To Manchester
116 S2: Akhirnya Bertemu
117 S2: Akhirnya bertemu (Part 2)
118 S2: Di sekap lagi
119 S2: Bicara
120 S2: Keributan Kecil
121 S2: Menjelaskan (Part 1)
122 S2: Menjelaskan (Part 2)
123 S2: Rencana
124 S2: Alderley Edge
125 S2: Ngidam
126 S2
127 S2: Menyusun Rencana
128 S2: Menyusun Rencana
129 S2 : Bicara
130 S2: Menguak Fakta (Part 1)
131 S2: Menguak Fakta (part 2)
132 S2: Menguak fakta (part 3)
133 S2: Mencari
134 S2: Perasaan Apa Ini?
135 S2: Salah tingkah
136 S2: Siapa sebenarnya Anne?
137 S2: Menjadi Sultan Sehari
138 S2: Mengelilingi Kota London Bersama
139 S2: Menginap
140 S2: Menginap
141 S2: Tidur bersama (21+)
142 S2: Kejutan Pagi Hari
143 Just Info
144 Menyusun Rencana
145 Pindah Nama Pena
146 Kembali Update
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Episode 1 (pembaruan)
2
Episode 2 (pembaruan)
3
Episode 3 (pembaruan)
4
Episode 4 (Pembaruan)
5
Episode 5 (pembaruan)
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Langkah
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Pengumuman
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Episode 92
94
Episode 93
95
Episode 94
96
Episode 95
97
Episode 96
98
Episode 97
99
Episode 98
100
Episode 99
101
Episode 100
102
Episode 101
103
Episode 102
104
Episode 103
105
Episode 104
106
Episode 105
107
Episode 106
108
Episode 107
109
BlurB musim Kedua
110
S2 : Wolf Man And The GodFather
111
S2: Mission Complete
112
S3: Bencana
113
Info
114
S2 : Backpack In Foreign Ground
115
S2: Welcome To Manchester
116
S2: Akhirnya Bertemu
117
S2: Akhirnya bertemu (Part 2)
118
S2: Di sekap lagi
119
S2: Bicara
120
S2: Keributan Kecil
121
S2: Menjelaskan (Part 1)
122
S2: Menjelaskan (Part 2)
123
S2: Rencana
124
S2: Alderley Edge
125
S2: Ngidam
126
S2
127
S2: Menyusun Rencana
128
S2: Menyusun Rencana
129
S2 : Bicara
130
S2: Menguak Fakta (Part 1)
131
S2: Menguak Fakta (part 2)
132
S2: Menguak fakta (part 3)
133
S2: Mencari
134
S2: Perasaan Apa Ini?
135
S2: Salah tingkah
136
S2: Siapa sebenarnya Anne?
137
S2: Menjadi Sultan Sehari
138
S2: Mengelilingi Kota London Bersama
139
S2: Menginap
140
S2: Menginap
141
S2: Tidur bersama (21+)
142
S2: Kejutan Pagi Hari
143
Just Info
144
Menyusun Rencana
145
Pindah Nama Pena
146
Kembali Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!