RUMAH SAKIT
Sampai di rumah sakit milik Arjuna, Alika lansung di bawa ke dalam rungan khusus dokter pribadi. Arjuna merebahkan tubuh Alika secara berlahan-lahan di atas karus.
Tak lama kemudian dokter datang dan mulai memeriksa Alika. Saat dokter memeriksa Alika sudah siuman.
"Aku di mana?" tanya Alika.
"Tenanglah nona, kamu sekarang ada di rumah sakit." ucap Dokter.
"Tadi nona pingsan dan tuan Arjuna yang membawah nona kesini." lanjut dokter.
"Kak juna mana?" tanya Alika lagi, Mendengar Alika menyebut namanya Arjuna lansung mendekati Alika.
"Bagaimana keadaannya Dokter Nadin?" tanya Arjuna setelah dokter Nadin siap memeriksa Alika.
"Kita harus bicara sekarang tuan, Aku akan menunggu mu di ruanganku." ucap dr.Nadin
Kemudian dia kembali melihat ke arah Alika, melihat dr.Nadin melihat dirinya Alika merasa takut kalau ini pasti tentang dirinya.
"Baik dr.Nadin, sebentar lagi aku ke sana." ucap Arjuna. Dr.Nadin keluar dari ruangan terlebih dahulu.
"Kamu tidak Apa-apa kan?" tanya Arjuna melihat wajah Alika yang sedikit pucat.
"Aku baik-baik saja kak." ucap Alika berbohong. Dia takut kalau Arjuna akan memarahinya jika terjadi sesuatu dengan dirinya.
"Kamu yakin?" tanya Arjuna.
"Kamu tidak lagi menyembunyikan sesuatu bukan?" tanya Arjuna lagi.
Alika hanya menggangguk dan sedikit senyum terpaksa kalau dia baik-baik saja. Arjuna tau kalau Alika sedang berbohong karena Arjuna sudah tau sifat Alika jika lagi berbohong.
"Baik lah." ucap Arjuna singkat lalu pergi dari tempat Alika, dia mau menuju ke ruangan dr.Nadin.
"Syam," sapa Arjuna, mendengar Arjuna memanggil dia segera masuk ke dalam ruangan Alika.
"Iya tuan." jawab Syam lalu mendekat ke arah Arjuna.
"Kamu jaga Alika dulu, Saya mau ke ruangan dr.Nadin sebentar." ucap Arjuna sambil berjalan meninggalkan Syam dan Alika di dalam ruangan itu.
"Baik tuan." ucap Syam singkat.
*****
Di kediaman Bram di sebuah Apartemen ia sedang memikirkan sesuatu, Ia memikirkan bagaimna caranya dia bisa membujuk Alika untuk kembali bersamanya dan merebut kembali apa yang seharusnya milik dia.
"Agrahhh....." teriak Bram sambil membanting gelas ke lantai.
"Bagaimana caranya biar gue bisa bawah dia kembali." ucap Bram.
"Seandainya saja dulu tidak terjadi mungkin nasibku tidak akan seburuk ini." lanjutnya.
"Dan kamu Lidia, Kenapa kau tega menghianati diriku, Bahkan semua yang aku punya sudah aku berikan kepada dirimu." guman Bram yang lagi memegan pigura foto Lidia.
"Aku sangat mencintai dirimu, Sehingga aku berani menentang papa ku sendiri dan sekarang kau lihat diri ini, yang ada dalam hidup ku hanya penyesalan." tak terasa air mata Bram jatuh ke pipi begitu saja.
"Papa maafkan aku, di detik terakhir sisa hidupmu aku tidak ada di sana, ini semua gara-gara perempuan itu pa,"
"Aku akan membalas mereka semua, papa yang tenang di saja." ucap Bram dengan penuh rasa dendam dalam dirinya.
Sekarang tidak ada lagi rasa cinta dan sayang di dalam diri Bram, yang ada hanyalah kebencian dan kebencian.
Dia baru merasakan dan menyadari ketika dia sudah di hianati oleh orang-orang di sekitarnya.
Mereka hanya membutuhkan diri Bram hanya untuk kepentingannya saja, jika tidak penting lagi dia di buang begitu saja. layak nya sebuah sampah.
Sekarang hidup Bram benar-benar hancur dia tidak punya siapa-siapa lagi yang harus peduli kepada dirinya.
*****
Sebelum berjalan menuju ruangan dr.Nadin Arjuna menghubungi orang suruhan yang di tugaskan untuk mengikuti Alika tadi.
"Hallo Bost." sapa anak buah Arjuna.
"Ada info apa?" tanya Arjuna, tak lama kemudian anak buah Arjuna menceritakan semua yang telah terjadi dan yang di lihat hari ini.
"Kalian cari dia sampai ketemu." perintah Arjuna.
"Kalian pastikan bisa menemukan mereka sampai ke akar-akarnya, jika kalian gagal kalian akan berurusan dengan ku lagi." ancam Arjuna kepada anak buahnya.
"Baik Bost." ucap mereka.
Selesai berbicara lewat televon, Arjuna melangkahkan kaki menuju ruangan dr.Nadin.
Tok..tok..tok..
Arjuna mengetuk ruangan dr.Nadin terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam ruangan dr.Nadin.
"Masuk." ucap Dokter Nadin.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Arjuna.
"Silahkan duduk dulu tuan, biar aku jelaskan secara diteal." ucap dr.Nadin kemudian Arjuna duduk di sofa yang ada di dalam ruangan itu.
"Cepat katakan ! Waktu ku tidak banyak." perintah Arjuna, dr.Nadin yang sudah tau sifa Arjuna dari dulu ia segera menceritakan apa yang telah terjadi
"Apa.!!!" ucap Arjuna kaget lalu melihat dr.Nadin dengan tatapan tajam.
"Apa dokter sudah yakin dengan ini semua?" tanya Arjuna lagi, dia berusaha menahan Emosi yang sudah mulai bergejolak.
"Seperti yang aku katakan tadi tuan," ucap dr.Nadin, dia takut menjelaskan semuanya secara terang-terang jadi dia hanya menceritakan sedikit intinya saja.
"Baik lah, nanti akan aku coba." ucap Arjuna lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Di dalam ruangan Alika, Syam berusaha mengajak Alika untuk berbicara apa yang sebenarnya terjadi sehingga dia pulang cepat dan kenapa dia sampai pingsan.
"Maaf All, Sebenarnya Apa yang telah terjadi?" tanya Syam kepada Alika.
"Tidak ada." ucap Alika singkat.
"Kalau kamu punya masalah tidak apa-apa cerita saja, Aku siap mendengarkannya." ucap Syam menyakinkan Alika supaya dia mau menceritakan semuanya.
Belum sempat Alika menjawab Arjuna tiba-tiba datang dari arah luar, Dia masuk menuju ke dalam ruangan kemudian mendekati Alika dengan tatapan yang tidak bisa di ucapkan. Alika melihat ada perubahan pada diri Arjuna.
Apa yang sebenarnya di katakan dr itu, kenapa dia menatap ku seperti ini.?!!
Apa aku membuat kesalahan lagi, ya allah aku takut tolong lindungi aku, jika aku berbuat salah kepada dia.
Alika mebalas tatapan Arjuna, Dia melihat Alika membalas tatapannya Arjuna segerah mengalihkan pandangan dari wajah Alika.
"Syam siapkan mobil, kita pulang sekrang!" perintah Arjuna.
"Baik tuan." ucap Syam, kemudian bergegas menuju parkiran khusus rumah sakit.
Apa yang terjadi sebenarnya, Kenapa tuan muda seperti menyimpan amarah besar, Apa yang sebenarnya terjadi pada nona Alika.
"Kita pulang sekarang," perintak Arjuna kepada Alika, Alika hanya mengangguk, di dalam tubuh Arjuna ada rasa amarah yang sudah besar namun Arjuna masih menahan diri.
Arjuna mengenggam tangan Alika keluar dari dalam rumah sakit dan menuju parkiran tempat mobil mereka berada.
Di dalam perjalanan cuma ada ke heningan, tidak ada satupun dari mereka yang mau mengeluarkan suara terlebih dahulu. Syam hanya melihat dari depan, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres antara tuan dan nona nya itu.
Kenapa mereka diam biasanya mereka selalu berbicara, tidak seperti biasanya, aku jadi makin penasaran apa yang telah terjadi.
Alika merasakan ada yang berbeda dari Arjuna. Dia sesekali melihat ke arah Arjuna namun Arjuna tidak mau melihat dirinya, Arjuna lebih memilih melihat ke luar arah kaca mobil.
Salah apa yang telah aku perbuat sehinga dia tidak mau melihatku lagi, sebenci itu kah dia sekarang kepada diriku ini.
Tak terasa air mata Alika jatuh di pipi tampa ia sadari tampa ia ketahui, Syam yang melihat Alika dari depan merasa bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Alika menyadari kalau Syam menatap dirinya dari depan, Alika cepat-cepat menghapus air mata yang membasahi pipinya.
Flashback.
Arjuna mengingat ingat apa yang telah di katakan dokter tadi.
"Sejak kapan dia melakukan itu?" tanya dr.Nadin
"Apa maksud dr?" tanya Arjuna balik.
"Saya menemukan kalau nona Alika mengonsumsi obat-obat keras tanpa resep dari dokter." ucap dr.Nadin.
"Obat? saya tidak tau." ucap Arjuna.
"Memang nya obat macam apa yang dia konsumsi?" lanjut Arjuna, Dia menatap dr.Nadin dengan tatapan penasaran.
"Dia mengonsumsi obat keras bukan satu saja." ucap dr.Nadin.
"Maksud dr? Dia mengonsumsi lebih dari satu obat?" tanya Arjuna dan dr.Nadin hanya menganggu kalau pertanda iya.
"Saya belum tau pasti tuan itu obat apa saja, Saya belum yakin dengan apa yang saya pikirkan, tapi saya hanya menemukan satu obat yang sudah pasti tuan." ucap dr.Nadin menjelaskan kepada Arjuna.
"Obat apa?" tanya Arjuna.
"Dia meminum Obat penenang, biasa nya obat ini hanya di berikan kepada pasien ketika sudah susah mengendalikan diri, Obat ini biasanya banyak di gunakan di RS.jiwa taun." ucap dr.Nadin
"Kalau obat yang satu lagi saya belum bisa memberi tau, karena ini belum pasti saya temui." lanjut dr.Nadia, Mendengar ucapan dr.Nadin Arjuna sangat Marah tapi di berusaha menenangkan diri.
"Apa ini ada Efek samping yang lebih parah dr.Nadin?" tanya Arjuna.
"Sudah jelas banyak tuan, terutama jika dia kelelahan dia akan mudah pingsan dan jika dia memakai dalam jangka waktu lama, dia akan mengalami kerusakan pada organ tubuh." dr.Nadin berusaha menjelaskan semaksimal mungkin biar Arjuna tidak salah tanggap.
Mendengar penjelasan dari dr.Nadin Arjuna terdiam, dia merasa tidak percaya kalau Alika melakukan ini semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ani Tiara°°☆^☂⃝⃞⃟ᶜᶠ ♡~~
owalah... gara mengkonsusi obat penenang dan semacamnya to.
2022-10-04
0
⏤͟͟͞R🍌 ᷢ ͩ𝑚𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟ᵇᵃⁿᵃⁿᵃ
nah kn boong
2021-11-08
0
Nur Cahyani
apa alika punya penyakit
2021-04-18
1