KEBENARAN DAN PERKENALAN

Ketika melihat semua bukti yang ada Arjuna merasa ada yang janggal dari itu semua, ia merasa selama ini ada orang berdarah dingin di dalam rumah itu.

Bukan cuma itu saja. Apa yang dia lakukan di dalam rumah itu bisa di ketahui oleh orang luar. Walaupun ia merasa tidak ada yang memperhatikannya selama ini, entah siapa dalang dari balik semua ini Arjuna belum tau pasti semua nya, tapi dia telah menemukan bukti sedikit demi sedikit.

Setelah selesai dari ruangan CCTV yang tersembunyi dari dalam rumah itu Arjuna keluar dari ruangan itu. Cctv ini tidak ada satu orangpun yang tau termasuk keluarga nya, cuma dia saja yang mengetahuinya. Ruang cctv kedua ini seganja dia buat karena dia merasa terkadang para penjahat bisa saja masuk keruangan cctv untuk membajak cctv sebelum melakukan aksinya. Ya seperti yang dia lihat tadi dari ruangan cctv yang satunya bahwa cctv di setiap sudut ruangan tampak blur, tidak ada yang bisa di lihat, bahkan di tempat titik kejadian cctvnya malah mati.

Kali ini dia menelvon orang ke percayaannya lagi untuk menangkap pelaku yang sering membuat dia resah. Tidak di rumah di kantor juga. Salah satu dari mereka yang membuat ke kacauan di kontor ternyata orang itu juga ikut dalam mengacaukan ke adaan di dalam rumahnya.

Setelah siap menelvon orang kepercayaan, Dia segera pergi dari tempat itu dengan cepat. Karna berkat kepintarannya ternyata dia sedang memaikan dramanya, dia tau bahwa dari pertama menelvon tadi ada salah seorang pelayang yang mengintip pembicaraan mereka, dengan cepat dan lihai Arjuna mengalihkan pembicaraan.

Arjuna Menuju ruang kerja. Sebelum menuju ruang kerja dia ingat akan gadis itu, kalau gadis itu belum siuman dari tadi. Jadi dia memutuskan untuk melihat keadaan gadis itu terlebih dahulu sebelum dia pergi untuk beristrahat.

Tok tok tok...

Arjuna mengetuk pintu terlebih dahulu, tidak ada yang menjawab ketokan pintunya. Arjuna lansung membuka pintu secara berlahan, kemudian dia mendekati gadis itu. Arjuna membenarkan selimut gadis tersebut, dia menarik selimut sampai menutupi dada si gadis.

"Ternyata dia belum sadar juga." guman Arjuna pelan. Ketika dia hendak keluar dia merasa kalau orang tadi bakalan mencelakai gadis tersebut. Tanpa berfikir lama Arjuna memutuskan untuk menunggu gadis itu sampai siuman dari pinsannya. Arjuna melangkahkan kaki menuju sofa yang ada di dalam ruangan itu lalu merebahkan tubuhnya, tak lama kemudian dia mendengar suara gadis pelan.

"Agrahh....." guman Gadis pelan sambil memegang kepalannya yang terasa sedikit nyerih, mendengar ucapan gadis Arjuna melangkahkan kakinya mendekati gadis. Namun gadis itu malah menjauh seperti orang ketakutan.

"Tenang! Kamu tenang jangan takut, aku tidak akan melukaimu." ucap Arjuna menenangkan dia, tapi gadis itu cuma diam saja sambil menatap Arjuna, Arjuna melihat tatapan gadis itu dia mulai bersuara kembali.

"Maaf... A-ku mintak maaf....!! saat kamu membutuhkan ku, aku malah tak ada di sampingmu, mungkin saja ini tidak akan terjadi jika tadi aku selalu di sampingmu." lanjut Arjuna merasa bersalah sendiri, lalu duduk di pinggir ranjang di samping si gadis, milihat Arjuna yang bicara seperti itu si gadis lansung bersuara.

"Ini bukan salah kamu. Tapi ini salah ku." ucap gadis

"Tidak. Sudah jelas ini salahku, kau terluka di rumahku." guman Arjuna lalu mengelus rambut si gadis, Melihat Arjuna mengelus rambutnya gadis itu lansung memeluk Arjuna dengan erat. Arjuna sedikit kaget tapi dia mengerti kalau hati seorang gadis sekarang dalam ke adaan rapuh. Arjuna membalas pelukannya.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Arjuna sambil memper erat pelukannya, entah kenapa Arjuna merasa pelukannya itu bisa membuat si gadis sedikit tenang dan mau menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.

"Apa kau juga ingin menyingkirkan ku?" tanya gadis sambil melihat mata Arjuna. Arjuna merasa ada yang berbeda sama gadis itu.

"Maksud kamu apa?" tanya Arjuna membalas tatapan gadis.

"Aku cuma ingin tau." ujar gadis dengan mata mulai berkaca, meliat gadis itu ingin menagis Arjuna kembali mengelus rambutnya.

"Coba kau ingat dulu. Kau ini memang bodoh tau pura-pura bodoh sih? Mana mungkin aku menyingkirkan orang yang tidak bersalah." ucap Arjuna mencubit pelan pipi si gadis.

"Jika aku menginginkannya, Kenapa tidak dari semalam? dan kenapa juga aku menolongmu." lanjut Arjuna lagi, ya memang perkataan Arjuna memang ada benarnya, jika dia ingin menyikirkan gadis itu kenapa tidak dari kemaren, gadis itu mulai menangis. Air mata nya sudah tidak terbendung lagi setelah mendengar ucapan Arjuna.

"Sudah, kau tidak perlu menagis lagi." sambil menghapus air mata gadis dengan ibu jarinya.

"Air matamu terlalu berharga, kau selalu membuangnya. Air matamu hanya boleh keluar jika itu air mata kebahagia, kau berhak bahagia." lanjut Arjuna yang kini membuat si gadis merasakan ketulusan yang selama ini dia rindukan.

"Trimkasih!" ucap si gadis lalu tersenyum melihat Arjuna, Mereka kini masih dalam posisi berpelukan.

Brekk..

Tidak lama kemudian tiba tiba Syam masuk tampak mengetuk pintu terlebih dahula, Syam berniat ingin memberikan obat kepada si gadis tapi iya di kagetkan oleh pemandangan yang dia lihat dengan matanya sendiri kalau tuannya sedang memeluk gadis yang sedang menagis. Walaupun Syam datang Arjuna masih tidak melepaskan pelukannya. Walaupun gadis itu berusaha melepaskan Arjuna memeluknya semakin erat.

"Maaf tuan. Saya sudah lancang." ucap Syam sedikit terkejut dan sedikit merasa takut kalau tuannya marah, dia berjalan mendekati Arjuna.

"Apa kau tidak punya sopan santun? Apa perlu aku mengajarimu untuk masuk ke setiap ruangan harus mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya Arjuna yang mulai kesal menatap Syam dengan nada menekan.

"Maaf tuan Aku salah." ucap Syam yang melihat tatapan itu.

"Sudah jelas kau salah! Kau masuk tampa izin." jawab Arjuna.

"Mau apa kau ke sini? Cepat katakan waktuku tidak banyak untukmu." lanjut Arjuna yang masih memeluk dan mengelus rambut gadis itu.

"Saya cuama mau mengantarkan obat ini tuan." sambil memberikan obat kepada Arjuna.

"Obat ini harus di minum oleh gadis itu tuan. Supaya nyeri di kepalanya cepat redah." lanjut Syam yang masih setia menatap ke duanya.

Ada hubungan apa mereka sebenarnya, baru kali ini aku melihat tuan Arjuna sepeduli ini kepada gadis yang baru di kenalnya.

"Apa yang ada di otak bodoh mu itu? Apakah kau melihat ku sama dengan ucpan dr itu juga?" tanya Arjuna yang tau kalau Syam lagi memikirkan sesuatu. Seketika lamunan Syam berakhir kalau tuan nya tau dia sedang memikirkan sesuatu.

"Tidak tuan. Aku tau pasti tuan seperti apa." jawab Syam membenarkan ucapan Arjuna.

"Mulai sekarang kau harus memanggil dia dengan sebutan Nona." perintah Arjuna sambil melihat si gadis, dan gadis itupun merasa binggung kenapa Arjuna melakukan itu padahal mereka belum kenal.

"Baik tuan." jawab Syam melihat tuannya.

"Kalau tidak ada lagi, sialahkan anda keluar jangan lupa tutup pintu, dan lain kali berperilaku sopan lah sedikit." perintah Arjuna dan sekalian menasehati Syam. Kemudian Syam melangkah keluar ruangan dan tidak lupa ia menutup pintu itu kembali.

Gadis itu kembali bersuara setelah Syam sudah keluar dan meninggalkan mereka berdua.

"Maaf! Apa yang anda lakukan tadi?" tanya gadis melepas pelukannya dari Arjuna. Karena tadi Arjuna menyuruh Syam memanggilnya dengan sebutan nona.

"Aku bukan siapa-siapa, Anda juga tidak mengenalku bukan?" lanjutnya.

Andai kamu tau, kamu adalah gadis kecil yang selama ini aku cari. aku akan menjagamu meski aku tidak berani memberi tahu dirimu siapa aku sebenarnya.

"Kemaren aku memang tidak mengenalmu, tapi sekarang aku mengenal mu." jawab Arjuna melihat wajah si gadis.

"Nama mu Alika kan? maaf kalau aku lancang, aku tau nama itu dari kalung yang kau pakai itu." ucap Arjuna, dan seketika gadis itu memengang kalungnya. Kemudian tanpa dia sadari kini air matanya mulai mengalir lagi. Arjuna melihat jelas kalau gadis itu menangis kembali.

"Hey! Kenapa kau menagis lagi? Apa aku mengatakan hal yang salah?" tanya Arjuna sembari menghapus air mata itu lagi.

"Tidak. Anda benar Aku Alika tuan." lanjutnya.

" Aku Nafasya Alika Amadja, Orang-orang memanggilku Fasya. Anda boleh memanggilku Alika tuan." ucap gadis itu kemudian berusaha berhenti menangis.

"Baiklah, Aku Arjuna Putra Adipura, kau panggil aku Arjuna saja. Jangan panggil aku itu lagi" ucap Arjuna.

"Lagian aku masih muda. Juga masih terlihat tampan bukan? Lalu kenapa kau malah harus ikut ikutan memanggil ku tuan, kau bukan karyawanku bukan." kata Arjuna tersenyum dengan percaya dirinya. Melihat Arjuna gadis itu kembali tersenyum.

"Siapa yang tidak mengenal anda? Semua orang mengenal anda terutama para wanita." ucap Alika membenarkan ketika Arjuna memberi tau namanya.

"Anda Terlalu percaya diri Tuan muda!" jawab Alika sambil tersenyum dan ketawa. Melihat Alika tersenyum dan ketawa sepertinya Arjuna seketika bisa menghilangkan masalah yang ada di pikirannya.

"Aku kan sudah bilang, panggil Arjuna tidak ada penolakan!" perintah Arjuna.

"Mana mungkin Aku memanggil dengan sebutan itu, kepada orang yang lebih tua." ucap Alika.

"Memang nya berapa umurmu sekarang?" tanya Arjuna.

"18 Tahun." ucap Alika.

"Seharus nya aku harus panggil om dari pada Arjuna saja, Lebih tepatnya om Arjuna." jawab Alika Sambil tertawa.

"Ternyata kau Cerewet juga ya, umurku masih 24 Tahun." guman Arjuna mencubit pipi Alika pelan.

"Tidak. kau harus memanggilku dengan sebutan Arjuna." ucap Arjuna lagi.

"Tidak ada penolakan." perintahnya.

"Hmm.. Gimana Kalau aku panggil kakak boleh?" ucap Alika memohon kepada Arjuna.

"Baiklah, jika itu lebih baik." jawab Arjuna kembali memeluk Alika, Alika yang merasa nyaman pun membalas pelukan Arjuna.

"Terimakasih Semuanya." ucap Alika memandangi wajah tampan Arjuna.

"Di saat semua orang menganggap ku seperti sampah, kau malah menganggap ku sebagai berlian." Lanjut Alika menghelangkan nafasnya.

"Apa maksdmu?" tanya Arjuna.

"Jika kau punya masalah ceritakan lah padaku. Aku siap jadi pendengarmua, aku juga sudah siap memberikanmu sandaran untuk menagis lagi." goda Arjuna sambil menepuk-nepuk bahunya dan tertawa pelan.

"Kalau punya masalah tidak usah di pendam sendiri, nanti lama-lama malah menimbulkan penyakit." guman Arjuna sambil melihat sorotan mata Alika, Alika yang mendengar perkataan Arjuna Hanya tersenyum, Dia rasanya sangat bahagia walaupun mereka di pertemukan dengan keadaan yang begitu pahit.

"Kalau kamu cerita sama aku, rahasimu aman terkendali, Kamu cerita pada orang yang tepat bukan?" goda Arjuna lagi lalu ia tersenyum, sambil mengacak-ngacak rambut Alika.

"Kakak....! " ucap Alika kesal.

"Kok rambutku malah di berantakin tambah berantakan lahh." regek Alika yang mulai kesal, dia mempunyai ide untuk menjaili kembali Arjuna.

"Ahgrahhh.....Sakit." ucap Alika sambil memengang kepalanya, dia sedang memainkan drama nya.

"Mana? Yang mana nya yang sakit? Apa perlu kita ke dokter sekarang?" ucap Arjuna yang mulai panik,ia melihat Alika tidak bersuara. Tetapi dia melihat wajah Alika memerah karna menahan tawa.

"Kau mengerjaiku?" tanya Arjuna kesal.

"Kua jangan main-main dengan penyakit. itu sama saja kau yang memintaknya." lanjut Arjuna menasehati Alika. Mendengar perkataan Arjuna yang begitu dewasa Alika malah tersenyum.

"Hhhe.. Iya maaf kak! Habis kakak resek." jawab Alika.

"Ya sudah cepat kamu istrahat biar cepat sembuh. Aku tidur di kamar sebelah, jika kau perlu apa-apa kau panggil aku saja." ucap Arjuna.

"Oh iya satu lagi, jangan lupa kunci pintu dari dalam. Jika ada orang datang jangan di buka, kecuali aku yang datang." lanjutnya lagi.

Sebegitu pedulinya kau kepadaku,padahal kita bukan siapa-siapa. trimakasih atas semua yang kau berikan.

"Apa lagi yang ada di otak kecil mu?" tanya Arjuna. Sambil menunjuk jidat Alika.

"Cepat istrahat!" printah Arjuna.

"Iya." jawab Alika singkat. Lalu di membaringkan tubunya kembali ke atas kasur.

Terpopuler

Comments

𝕱𝖘💓Nona Shi💓ᶯᵗ⃝🐍♕

𝕱𝖘💓Nona Shi💓ᶯᵗ⃝🐍♕

masih terus membaca, lanjut

2022-10-04

0

🚬

🚬

ada hubungan apa mereka di masa lalu

2022-10-04

0

Tobeli Hiatus 💞

Tobeli Hiatus 💞

aaa juna ih bikes bikes gemes😗😗

2022-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!