Keesokan hari di pagi yang cerah ceria tapi tak secerah hati Aluna. Dia sedang berjalan gontai menuju kelasnya di 11 IPA 1.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Aluna menoleh dan menyaksikan seraut wajah yang gak ganteng-ganteng amat sedang tersenyum kepadanya. Wajah yang hampir beberapa hari ini selalu mengganggu kesehariannya.
Aluna memekik dan menyebutkan nama si empunya wajah.
" Galaang..." Yang dipanggil malah senyam-senyum sok kecakepan.
" Kamu kemana ajaa? Aku cariin berhari-hari." Mata Aluna sontak memanas, dia merasa ingin menangis. Kerinduannya seolah terobati seketika, rasanya dia ingin memeluk Galang seeratnya seperti memeluk boneka Teddy Bear yang ada di kamarnya. Tapi kan bukan mahrom ya. Lagian memangnya ini adegan film Holywood yang bisa main peluk-peluk dimana aja? Bisa dinyinyirin netizen nanti 😁.
" Eh.. eh..naha nangis??" ucap Galang sambil menunjuk-nunjuk wajah Aluna. Bukannya menghibur.
" Aku khawatir tauk..huwaaa.." tangis Aluna malah semakin kencang. Untung saja masih jam setengah tujuh pagi. Di sekolah belum terlalu banyak siswa yang datang. Meskipun tak urung ada beberapa anak yang melihat kearah Galang dan Aluna. Tapi tak terlalu ambil pusing.
" Iih udah atuh ah..cup..cup..cup. Jangan nangis gitu, nanti dikira orang saya ngapa-ngapain kamu." Galang menepuk-nepuk pundak Aluna.
Aluna menyeka air matanya, tapi masih sesenggukan.
" Pulang sekolah nanti bisa ketemuan gak? ada yang mau saya bicarakan. Di tempat kemarin aja ya." ucap Galang dan langsung berlari pergi.
Tak terlalu peduli dengan keadaan Aluna yang masih sesenggukan. Tak perlu mendengar jawaban Aluna juga, karena dia oasti meng-iyakan. Semakin cepat dia pergi semakin bagus, agar orang-orang tidak mengira bahwa dia berlaku yang macam-macam pada Aluna. Bisa-bisa dia ditimpuk siswa satu sekolah gara-gara membuat nangis cewek cantik kembang sekolah ini.
Aluna mematung mencoba mencerna ucapan Galang. Nanti ketika pulang sekolah, pasti Galang akan memberikan jawaban soal agresi penembakan Aluna tempo hari. Dia tiba-tiba menjadi panik dan segera menuju kelas untuk meminta pendapat pada sang ahli nujum, eh ahli cinta.. siapa lagi kalau bukan Lala.
" La..la..keadaan darurat, La.. " Aluna langsung memburu Lala. Untung saja sahabatnya ini sudah datang terlebih dahulu ke sekolah. Disimpannya tas sembarangan saja. Kemudian mengitarkan pandangan, takut ada teman kelas yang bisa mendengarkan pembicaraan mereka. Tapi hanya ada Lala dan Banu yang duduk agak jauh dari mereka dan terlihat serius membaca buku. Aman pikir Aluna.
" Aya naon (Ada apa), Na. Apa yang darurat?" Lala ikutan panik.
" Galang mau ngajakin aku ketemuan pulang sekolah nanti. Aarrgghh.. aku paniiik." Aluna memegangi lengan sahabatnya kuat-kuat.
" Aw..aw..aduduhh..Naa...sakiiit." Lala mengaduh kesakitan karena cengkeraman kuat Aluna di lengannya.
" Eh maaf..gak sadar." ucap Aluna sambil melepaskan cengkeramannya. Ada bekas merah di lengan Lala.
" Gelo nya..barbar kieu si Luna, nyeuri iih (Gila ya..barbar gini si Luna, sakit iih). Kalem woi.."
Lala langsung menoyor kepala Aluna agar sadar. Muka Aluna seketika merengut dan mengusap kepalanya yang ditoyor Lala.
" Bisa tenang sedikit gak mbak? Kalau soal si Galang aja, kamu tuh suka kehilangan kesadaran. Macam orang kesurupan. Sieun nyaho..! (Takut tauk)" Lala bersungut-sungut.
" Aku panik ini, takut gak diterima sama Galang."
" Kalem sis..kalau dia gak terima kamu, ya udah berarti bukan jodoh. Kan aku udah bilang, masih banyak ikan di laut. Gak usah ngejar-ngejar si ikan cup*ng terus." ucap Lala seenaknya.
" Mending mah sekarang yuk kita kerjain PR dulu. Aku belum selesai. Mau disamain aja jawaban sama caranya." ucap Lala lagi sambil merogoh buku nya dari tas.
" Bilang aja mau nyontek.." Aluna mendengus tapi tak ayal memgeluarkan buku juga.
" Setitik, Na.. " Lala nyengir.
***
Selama sekolah, Aluna benar-benar susah berkonsentrasi. Pikirannya terus saja tertuju kepada Galang. Memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi nanti. Waktu istirahat pun dia skip, tak menuju kantin, tak kemana-mana. Dia berniat mengumpulkan tenaga ekstra. Takut ketika Galang menolaknya, dia akan jatuh pingsan.
Sudah pukul 3 siang, jam sekolah sudah usai. Aluna semakin panik. Tangannya berkeringat dingin dan berkali-kali memasang tampang menyedihkan kepada Lala, meminta tolong untuk menenangkannya. Si Lala makin emosi saja pada Aluna. Dia menjejalkan beberapa potong roti di mulut Aluna yang sengaja dia beli ketika istirahat tadi karena tahu sahabatnya ini belum makan apa-apa. Lala takut, habis mendengar jawaban Galang terus Aluna tumbang saking syok nya.
" Udah gih siap-siap pergi."
" La..takut, La.." Aluna merengek.
" Takut apa sih? Perlu aku ikut temani kesana?" ucap Lala menawarkan diri melihat sahabatnya pucat pasi.
" Hemm..gak deh, gak usah. Doain aja jawabannya bagus ya La."
Lala langsung komat-kamit kemudian menyembur Aluna di ubun-ubunnya.
" Tah..udah aku doain." ucap Lala sambil mengelap sedikit air liur yang ngeces dipinggir bibirnya.
" Iih..geuleuh (jijik) si Lala mah. Jorok"
" Biar kamu di terima, bau-bau juga ludah aku mah mujarab." ucap Lala kemudian terbahak, cantik-cantik tapi sengklek memang si Lala tuh.
Udah gih sana pergi iih, ini si Niko bisi lama nungguin aku pulang, udah nge whatsapp terus."
Aluna menarik nafas kemudian berpamitan.
" Doakan saya..saya pasti bisaa." ucap Aluna seperti peserta Takeshi Castle kemudian berlari menuju arena perang. Wkwkwkwkw.. lebayyy.
***
Aluna POV
Jantung aku berdebar kencang ketika sampai di taman Kartini. Tempat kita sepakat bertemu tadi pagi.
Seperti biasa, si pujaan hati belum datang. Kebiasaan yang jelek. Dia selalu terlambat.
Tapi kali ini, aku gak mau touch up dulu ah. Takut Galang tiba-tiba datang dan aku latah yang aneh-aneh lagi kayak dulu.
Aku lebih baik menyibukkan diri sambil pura-pura membaca buku dan menyampirkan sebagian rambut ke belakang telinga saja. Biar terlihat bagus angelnya. Jadi kalau Galang datang, aku terlihat cantik. Hihihi
Dan timingnya benar-benar pas, ketika kusibakkan rambutku ke belakang kulihat Galang datang dan seketika menatapku.
Aaaw...aku grogi ya Allah.
" Sudah lama, Na?" tanya Galang kemudian duduk tepat disampingku. Hatiku berdesir.
" Nggak, baru aja kok" jawabku diiringi senyum manis.
Galang menatapku tanpa berkedip
Yuueeessss...!! dia pasti terpesona.
" Galang mau jawab pertanyaan Luna tempo hari." Galang langsung pada inti pembicaraan. Kupasang telingaku baik-baik, tak mau ada sepatah katapun yang terdengar samar.
Kami duduk saling berdampingan sekarang, tapi tak saling pandang. Rasanya terlalu canggung.
" Galang..masih heran sih kenapa Luna bisa suka sama Galang yang banyak kurangnya gini. Padahal Galang yakin banyak laki-laki yang suka sama Luna. Atuh Luna cantik, pinter, baik, menyenangkan. Masa iya ada yang gak suka." Aku hanya terdiam, merasa tersanjung tapi juga waswas dengan kalimat Galang selanjutnya.
" Sebenarnya, Galang gak mau pacaran dulu. Kan Galang pernah bilang sama Luna, kalau pacaran itu butuh modal. Dan Galang gak punya itu." Hatiku seketika rontok kemudian kuberanikan menjawab.
" Luna bukan cewek matre, Lang. Kalaupun kita jadian..bukan berarti setiap kita jalan atau apapun terus Galang yang harus bayar..bukan itu juga tujuan Luna mau sama Galang. Luna suka sama Galang karena Galang udah baik banget sama Luna. Kalau orang lain mungkin gak akan seheroik itu selamatin Luna. Sampai Galang rela luka sendiri buat itu. Karena Galang baik, itu alasan yang cukup buat Luna suka sama Galang. Kalau urusan pacaran tuh butuh modal mah ya kita bisa menekan pengeluaran seminim mungkin." jelasku sok bijak.
Ini mau pacaran aja negonya masalah keuangan. Kayak menerapkan sistem ekonomi. Modal sekecil-kecilnya dan untung sebesar-besarnya. Hadeeh 😑
" Sekarang intinya, Galang mau gak?" udah tanggung malu, desak aja sekalian dah biar cepet kelar ini deg-degan nya.
Galang menatapku, sepertinya dia heran ada perempuan yang sefrontal aku.
Beberapa detik dia terdiam.
" Ya sudah..kita coba aja lah. Makasih udah suka sama Galang."
Hatiku seketika terbang, tubuhku ringan seperti tidak menapaki bumi. Rasanya semua pandanganku berubah kuning. Dan ternyata.....saya pingsan karena kelaparan saudara-saudaraa.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Nani Rahayu
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-02-26
0
ms. Labil
astaga !!!
author tega bgt sih
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-12
0
Naufal Azzam
🤣🤣 salatri🤣🤣
2021-05-27
0