Setelah mengetahui tentang adiknya Galang yang sedang sakit keras, Aluna jadi semakin ingin tahu tentang kehidupan Galang. Selama ini yang disukai Aluna adalah sosok Galang yang heroik. Dibelakang itu semua, Aluna sama sekali tidak tahu apa-apa.
Aluna mencoba kembali menghubungi Galang, kali ini tersambung. Sepertinya hape nya yang sempat mati suri sekarang sudah aktif kembali.
Galang apa kabar? Kamu gak sekolah berhari-hari. Kamu baik-baik aja kan?
Hampir setengah jam tidak ada balasan dari Galang. Hanya centangnya saja yang berubah biru tanda bahwa Galang sudah membaca pesannya. Ya..Galang memang sedang kebingungan bagaimana membalas pesan dari Aluna. Dia sedang tak ingin disibukkan dengan hal lain selain keluarganya. Tapi disisi lain, dia juga merasa tak enak hati bila mengabaikan Aluna terus menerus.
Beberapa saat kemudian, Aluna menerima pesan balasan dari Galang.
Kabar saya baik, Na. Iya nih lagi ada urusan keluarga tapi Galang mah sehat-sehat aja.
Aluna tersenyum kecut. Galang hanya membalas semua pertanyaannya tanpa bertanya balik bagaimana keadaan Aluna yang sedang begitu menunggu kepastian darinya.
Kapan sekolah lagi?
Bsk.
Balasan pesan dari Galang begitu singkat padat dan tanpa bertele-tele. Aluna sampai geleng-geleng kepala. Bisulan barangkali jempol si Galang ini, sampai ngetik 'besok' saja sampai disingkat 'Bsk titik'. Memangnya kuota providernya dibayar perhuruf apa? Ckckck.
***
Galang termenung lama sambil sesekali melihat adiknya yang tertidur pulas. Ibu sedang pergi dulu membeli makanan untuknya dan Galang.
" Cepet sembuh atuh neng..hayu main lagi sama Aa." Galang mencium kening adiknya.
Adiknya terbangun karena ciuman dari Galang.
" Aa.." panggil Galuh adiknya Galang dengan suara serak.
" Neng bobo lagi aja, Aa tungguin disini." Galung mengucek matanya dengan tangan yang terbebas dari infus.
" Ibu mana?" tanya Galuh lagi.
" Beli makan buat Aa. Galuh mau minum gak? itu bibirnya kering gitu."
Galuh mengangguk dan menelan beberapa tegukan air mineral menggunakan sedotan.
" Udah.." katanya. Galang menyimpan lagu botol mineralnya.
" Aa lagi mikirin teh Aluna ya?" Galuh bertanya sambil tersenyum.
" Apa ari eneng, tiba-tiba ngomongin teh Luna."
Galuh memang tahu tentang Luna, waktu Galang sedang curhat colongan pada Ibu mereka. Galuh sempat mendengarkan dan memberondong Galang dengan pertanyaan seputar Aluna. Tak ada yang boleh terlewat, harus detail.
Galang yang memang tidak pernah menutupi apapun pada keluarganya juga menceritakan tentang Aluna dan agresi penembakannya pada Galuh. Adiknya itu sampai tertawa-tawa karena tak percaya ada perempuan cantik menyukai kakak nya yang unik ini.
" Terima atuh A, iiih kasian teh Luna nya." Galuh masih nyengir saja.
" Apa atuh neng. Udah ah.. jangan kepo, kamu mah masih kecil." ucap Galang sambil menjawil hidung Galuh.
" Tapi neng mau lihat teh Luna tuh kayak apa? Kali aja Aa bohong bilang teh Luna cantik, padahal mah mukanya kayak pacarnya Boboho." Galuh cekikikan. Melupakan sejenak sakit yang mendera tulang kakinya.
" Teh Luna mah emang cantik banget neng, tapi Aa curiga otaknya kecengklak karena bisa suka sama Aa. Hehehe.. Ya meskipun Aa mah gantengnya cuma nyerempet Lee Min Ho doang." Galuh tertawa kemudian meringis menahan sakit.
" Aa ganteng nya lebih dari Lee Min Ho da kata neng mah. Soalnya cuma Aa yang mau gendong-gendong neng kemana aja. Nggak malu punya adik cacat kayak neng." Galuh tersenyum getir.
" Mana ada Aa malu, buat Aa mah eneng teh paling yahut. The best sister I ever have..soalnya da cuma satu-satunya. Jadi gak punya saingan. Hehehe.." Galang mencium pipi adiknya kemudian mencubitnya gemas meski sebenarnya hatinya terasa sakit.
Sudah kurang lebih satu tahun adiknya menderita sakit di kakinya. Awalnya dikira hanya terkilir biasa. Beberapa kali dibawa ke tukang urut tapi sakitnya tak juga mereda. Ada benjolan agak keras dan kemerahan di sekitar mata kakinya. Belakangan, Galang baru tahu bahwa adiknya menderita Osteosarcoma atau kanker tulang. Penyakit ini telah merenggut banyak hal dari Galuh, sekolahnya terpaksa berhenti karena Galuh sering kesakitan hebat di bagian kaki hingga membuatnya tak bisa berjalan dan cita-citanya sebagai seorang atlet renang kandas sudah.
Galang begitu menyayangi Galuh melebihi apapun. Ketika pulang sekolah, Galang selalu berada di samping Galuh. Menghiburnya dengan lelucon konyol atau memenuhi semua permintaan Galuh. Apapun itu, tak terkecuali.
Dan kini, Galuh meminta Galang untuk memperkenalkan Luna padanya. Galang bingung, sejujurnya Galang tak memiliki perasaan apapun. Aluna mungkin cantik dan pintar, semua yang memiliki mata pasti mengatakan kalau Aluna sangat cantik, tapi bagi Galang..perempuan itu tak ada bedanya dengan perempuan lain di sekolahnya. Tak ada yang spesial.
" Bener ya A..terima aja teh Luna. Biar Aa punya pacar terus neng jadi punya teteh yang bisa neng ajak ngobrol juga. Kalau neng udah pulang dari rumah sakit, kenalin yaa. Bawa ke rumah.." pinta Galuh sambil memasang ekspresi penuh harap. Galang hanya bisa mengiyakan.
Tak lama berselang, Ibu mereka bergabung. Melihat anak-anaknya sedang berbicara serius membuat dia jadi penasaran.
" Lagi ngomongin ibu ya? meuni serius gitu." ucap Ibu. Galang dan Galuh tersenyum bersamaan.
" Iih Ibu mah geer. Mana ada kita ngomongin Ibu, takut kualat. Nanti uang jajan Galang di potong lagi. Atau lebih parahnya, dicoret dari kartu keluarga." ucap Galang ngaco.
" Iya atuh kamu bakal ibu coret dari kartu keluarga. Tapi nantiii...kalau kamu sudah punya keluarga sendiri. Punya KK sendiri.." jawab Ibu sambil mendorong pipi Galang pelan.
" Nikahnya sama teh Luna..." celetuk Galuh sambil nyengir.
" Dih..si neng sama Bunda mah pake ngomong-ngomong nikah segala sih. Aa tuh masih imut, kumis aja belum numbuh. Jakun aja masih malu-malu gini. Mana ada kepikiran nikah sekarang. Nanti laah..kalau udah selesai sekolah, kalau udah kerja, dapat uang banyak. Bisa beliin alat make up mahal dan bermerk buat Ibu, alat mancing keren buat ayah sama squishy yang banyak buat neng. Sekamar kalau perlu."
Galuh dan Ibu nya tertawa.
" Boleh ya Bu, nanti teh Luna dikenalin sama neng kalau neng udah pulang." Kini Galuh merengek pada Ibu. Entah kenapa Galuh begitu penasaran terhadap Aluna. Mungkin dia heran, kenapa ada seorang perempuan yang begitu ngotot ingin menjadi pacar kakaknya yang cuma lumut di sekolah.
" Ya tanya aja sama Aa kamu atuh. Kalau teh Luna nya mau ya bawa aja ke rumah. Kenalin sama Ibu sama Galuh dan ayah juga. Tapi kalau sama ayah mah rada susah kali ya, si ayah mah sibuk wae. Cari uang segede panto (pintu)."
Galang kini merasa semakin tersudut. Mau tidak mau, dia harus memberikan jawaban kepada Aluna soal agresi penembakannya tempo hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
oh_nananana
Kata uang segede pAnto asa balik ka zaman leutik mun ditingaken BP kerja Katanya mau nyari uang sagede panto
2021-12-26
0
♏pi Mυɳҽҽყ☪️☀️
👍👍👍👍👍👍👍👍
2021-04-17
1
lala kumala
cediihhh da aku mah. ternyata galang sayang keluarga dikasih hadiah deh sama Allah dapet Luna cancik
2021-03-23
1