Author POV
Flashback On
Namanya Senja Khaliluna Adhinata. Tapi dia lebih senang dipanggil Aluna atau Luna saja dari pada Senja. Lebih masuk akal pikirnya. Dulu waktu pertama kali masuk SD, gurunya yang belum tahu nama panggilan Aluna di rumah memanggilnya dengan nama depannya yaitu Senja. Karena namanya rada unik, jadilan teman-temannya sering mengejeknya dengan panggilan Maghrib. Karena senja kan identik dengan waktu maghrib. Hahaha. Sejak saat itu, bila berkenalan dengan orang baru, dia akan memperkenalkan namanya Aluna atau Luna saja. Takut hal memalukan waktu SD terulang kembali.
Ayah dan Bunda nya Aluna memang terlalu puitis menamai anak-anaknya. Mungkin efek dari kedua orang tuanya sama-sama guru bahasa Indonesia di dua sekolah berbeda, jadilah nama anak-anaknya unik semua. Adiknya saja bernama Teduh Sinar Adhinata, berharap mungkin adik laki-lakinya ini akan bersifat teduh, adem, dan menaungi. Tapi ternyata nama tersebut tidak mendarah daging pada adiknya. Anak itu bandelnya bukan main, usianya baru 6 tahun. Tapi sudah memiliki geng solid di kompleknya dengan dia sebagai ketua.
Jarak antara Aluna dan Teduh cukup jauh, 9 tahun. Ayah dan Bunda memang tadinya hanya ingin punya anak satu saja. Tapi ketika menginjak usia 8 tahun, Aluna terus menerus merengek ingin punya adik gara-gara temannya semua punya adik yang lucu-lucu. Lebih parahnya lagi, entah apa yang dikatakan temannya pada Aluna. Setiap kali dia melihat Indomar*t atau Alfama*t, Aluna akan menangis dan merengek minta dibelikan adik disana. Dikira adik itu dijual di display tebus murah indomar*t kali yak?
Akhirnya kedua orang tua Aluna menyerah, mereka menuruti keinginan Aluna untuk memberinya adik. Biar tidak kesepian juga kalau mereka sudah tiada kelak. Tapiii..justru setelah Teduh ada di dunia ini, Aluna malah menyesal sudah memiliki adik seperti Teduh. Bikin rusuh seisi rumah..!! Kenyamanannya sebagai anak tunggal yang paling disayangi, musnah sudah.
***
Hari itu Aluna baru pulang sekolah, berjalan sendirian. Sahabat kentalnya Lala, sudah pulang duluan karena mau ngemall bareng Niko pacarnya. Tinggallah Aluna yang kini sedang berjalan gontai menuju rumahnya.
Biasanya ketika pulang sekolah, Luna sering naik ojek bila ada uang lebih atau angkutan umum bila uangnya pas-pasan. Nah hari ini, uang sakunya sudah habis karena harus memfotokopi kumpulan soal Matematika dari Bu Ida. Jadilah Aluna berjalan kaki menuju rumah.
Sebetulnya bisa saja Luna menerima ajakan para fansnya untuk pulang bersama. Ardi si ketua OSIS hampir tiap hari menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Atau Bang Satria, sering disingkat Bang Sat yang terkenal holang kaya karena diantar memakai mobil dengan supir pribadi nya juga tak kalah sering mengajak pulang bersama dengan alasan searah.
Melihat Aluna berjalan sendirian keluar gerbang sekolah, Bang Sat langsung inisiatif turun dari mobilnya untuk mengajaknya pulang bersama. Tapi Aluna menolak, dia risih dengan laki-laki yang mendekatinya. Mereka suka tebar pesona, sok kegantengan atau sok populer. Iiiuuuhh..Aluna benar-benar tak suka.
Matahari bersinar terik hari itu, untuk menuju rumahnya ada dua alternatif jalan yang bisa Luna pilih. Jalan raya yang gersang dan banyak asap kendaraan bermotor tapi lebih cepat sampai atau jalan komplek perumahan yang teduh karena banyak pepohonan. Hanya saja akan membuat Luna sampai di rumah 10 menit lebih lama.
Setelah menimbang semua kemungkinan dan keadaan, akhirnya Luna memilih pulang lewat jalan komplek saja. Toh dia tak harus buru-buru sampai. Udara juga sedang tidak bersahabat, panasnya gak main-main.
Luna berjalan menyusuri perumahan di komplek tersebut. Sesekali dia mengecek hapenya, takut Bunda menghubungi. Ketika tengah asyik berjalan, tiba-tiba saja sesosok makhluk ganas nan buas sedang menghadangnya dengan air liur menetes-netes. Seekor anjing hitam, bengis, galak, liuran, menyalak kearahnya.
Ggrrrrr....Guk..guk..!! Anjing itu menyalak dengan kencang, tatapan matanya mengintimidasi Aluna. Untuk beberapa detik, Aluna membeku di tempat. Tak sanggup beranjak, tak bisa berpikir.
Mulut Aluna komat-kamit tak jelas. Baca do'a sepertinya.
" Wakinaazabannaaaarrr...!" teriak Aluna sambil berbalik dan berlari sekencang mungkin. Saking paniknya, do'a yang dibacakan Aluna ternyata bukan do'a minta perlindungan tapi do'a mau makan. Terdengar dari potongan do'a yang diteriakan Aluna ketika berbalik dan berlari menghindari si anjing. Jadilah si anjing seperti dipersilahkan untuk mengejar Aluna dan menggigitnya.
I'll beat you soon. Bisik si anjing, mungkin ini anjing keturunan bule kali, ngomongnya bahasa inggris.
Aluna berlari tunggang langgang, tak menghiraukan tas nya yang terjatuh. Tak menghiraukan rambut sebahunya yang jadi acak-acakan. Tak menghiraukan juga harga dirinya yang tercecer (eh..kok apa hubungannya?). Yang penting dia harus menyelamatkan diri. Begitu pikirnya.
Tiba-tiba, entah dari arah mana. Terdengar seseorang melemparkan batu ke arah anjing gila tersebut untuk memecah perhatian si anjing sambil berteriak lantang.
" Heh..anjing kuraaap..!! Cari lawan yang sepadan sama kamu !!! Sini kejar sayaaaa.." Si anjing mengalihkan pandangannya pada pria tinggi cukring yang berteriak kencang itu. Harga diri si anjing terluka, masa iya manusia cungkring macam tulang yang dibalut kulit ini berani menantangnya? Pandangannya makin garang, dia menggeram dan menyalak dengan kuat. Seperti sedang mengumpat si pria cungkring. Sekarang si anjing beralih mengejar orang tersebut. Lebih ganas, lebih brutal. Lebih terhina.
Aluna memelankan larinya dan melihat ke belakang, kini si anjing tidak lagi mengejarnya. Dia kelelahan, nafasnya terengah-engah. Dihadapannya kini tampak seorang pemuda sedang berjuang gigih berlari kesana kemari demi tidak tergigit si anjing gila.
" Sabar brow..saya mah heureuy...(bercanda)!!!" teriak pemuda tersebut yang tampak mulai kewalahan. Dan kini dia berusaha naik ke atas pohon terdekat yang bisa dicapainya.
Guk..guk..gukk....
Guk..guk..ggrrrrr..ggrrrr...
Si anjing kembali menyalak-nyalak dan menggeram ganas ketika melihat pemuda itu berhasil naik ke atas pohon dan menunggingkan pantatnya menghina si anjing.
" Cepetan pergi..jangan diem aja. Pergi sanaa...biar saya yang alihkan anjingnyaaa...!!!" teriak pemuda itu sambil memberi isyarat agar Aluna segera pergi.
Dengan berhati-hati, Aluna menyambar tasnya yang terjatuh agak jauh dari tempatnya berdiri kemudian berlari secepat dia bisa guna menghindari si anjing yang bisa saja beralih mengejarnya lagi.
***
Sesampainya di rumah, Aluna menjatuhkan badannya dengan lemah di teras depan rumahnya. Kemudian berbaring, kelelahan.
" Kenapa kamu Na? tiduran di luar gitu. Kayak abis dikejar anjing aja, mukanya kucel amat. Bukannya salam datang teh." ucap Bunda yang ternyata sudah pulang ke rumah setelah mengajar.
" Emang udah dikejar anjing, Bun. Aasalamualaikum.." ucap Luna sambil berdiri dan mencium punggung tangan bundanya kemudian masuk ke rumah masih dengan lutut yang gemetaran.
" Waalaikumsalam...Eh seriusan ini teh? terus gimana? ada yang luka gak?" Bunda langsung khawatir. Aluna hanya mengibaskan tangannya tanda tidak terjadi apa-apa padanya tanpa menoleh sedikitpun dan langsung masuk kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
fLo
Yang ada tebus murahnya alfa thor
wkwkkw
2021-10-21
0
Iis Ugi
doa makan...
2021-10-20
0
Iis Ugi
ceritanya lucu,....senja ...itu magrib...ada ada aja, dikejar anjing
2021-10-20
0