Hari ini hari Sabtu dan artinya sekolah libur. Aluna bisa bermalas-malasan sebentar setelah shalat subuh. Ditariknya selimut sampai dada. Lalu diambil handphone kesayangannya di atas nakas. Ada beberapa pesan yang semalam tak sempat dia baca karena sudah mengantuk.
Di layar terdapat beberapa pesan dari orang yang berbeda. Teman-teman sekelasnya yang bertanya soal tugas diskusi untuk pelajaran biologi nanti senin, Ardi si ketua OSIS yang selalu gerilya mengajaknya ikut OSIS dengan alasan masih kekurangan staf tenaga ahli di bidang kesenian padahal jelas-jelas Aluna gak ada bakat di bidang itu , dan terakhir dari Lala. Dia mengajak Aluna untuk hang-out ke salah satu mall di kota Bandung.
Aluna membalas pesan dari Lala dan teman sekelasnya saja. Si Ardi dia skip. Malas berurusan sama ketua OSIS pemaksa itu, padahal udah di tolak berkali-kali oleh Aluna, keukeuh aja maksa.
Mau ngapain ke mall, La? aku lagi gak ada budget iih
Lala mengetik..
Aku yang traktir. Hari ini uang bulanan di lebihin sama Mama.
Sahabat Aluna yang satu ini memang berasal dari keluarga berada. Ayahnya seorang pengusaha di bidang tekstil dan ibu nya juga bekerja di salah satu lembaga pemerintahan bagian lingkungan hidup. Jadi Aluna sering kecipratan rezeki kalau Lala sedang banyak pemasukan dari kedua orang tuanya. Tapi meski berasal dari keluarga berada, tak lantas membuatnya jadi ekslusif. Lala justru amat sangat down to earth. Ngapain bangga, yang nyari duit juga bukan aku. Itu yang selalu diucapkan Lala pada teman-temannya.
Ya hayu atuh kuy kalau begitu. Hehehe.
Jadilah mereka memutuskan untuk pergi ke mall siang ini dengan meminjam motor Ayah Aluna. Malas pakai mobil, Bandung udah banyak macet dimana-mana. Begitu pikir mereka.
***
Pukul 1 siang, setelah selesai shalat dzuhur. Aluna langsung melajukan motornya menuju rumah Lala untuk menjemput sahabat kentalnya itu.
Mereka sampai di mall sekitar pukul 2 siang dan langsung gerilya memesan makanan di food court karena perut sudah tak bisa diajak kompromi.
" Kamu pesen apa La?" tanya Aluna yang sudah membawa nomor tunggu dari salah satu food court yang dia pilih.
" Iga penyet level putus cinta..hehehe. Kamu pesan apa?"
" Nasi liwet komplit plus ayam serundengnya dua." Aluna nyengir, kapan lagi dia di traktir Lala.
" Iih ampun..kamu mah segitu cungkring tapi makannya banyak. Perut kamu isi nya naga kayaknya mah."
" Mumpung di traktir atuuuh.." Aluna menjawab jujur sambil menjawil pipi sahabatnya.
Hampir lima belas menit menunggu, semua pesanan sudah tersaji di meja. Dan tanpa berlama-lama, dua gadis belia ini langsung makan sambil sesekali membahas hal - hal absurd yang mereka alami dengan saudara mereka sebelum berangkat ke mall.
Seperti Aluna yang bertengkar dengan Teduh gara-gara bawa gerombolan teman kompleknya untuk bermain perang-perangan di dalam rumah. Jadilah rumah mereka persis seperti arena perang dengan barang jarahan tergeletak dimana-mana. Belum lagi niat betul adiknya itu, meramu darah palsu menggunakan pewarna makanan berwarna merah dan biru. Teman-temannya dia beri warna merah sedangkan dia sendiri berwarna biru. Alasannya karena dia seorang bangsawan, berdarah biru katanya. Absurd benar..!!
Dan Lala yang selalu kehilangan baju dari lemarinya setiap kali akan dia pakai, karena ternyata sudah di banned oleh adik perempuannya yang berbeda usia cuma 2 tahun. Problematik adik kakak yang sama-sama bergender perempuan dengan rentang usia yang tidak terlalu jauh memang seperti itu.
Setelah acara makan siang selesai, Aluna dan Lala pergi ke sebuah toko buku untuk mencari novel terbaru yang bisa mereka beli. Ketika sedang asyik memilih-milih buku, Aluna terhenti sejenak. Sekitar dua rak buku di depannya, ada wajah seseorang yang membuat dia ingin memekik kegirangan. Ternyata Galang pun sedang berada disana bersama seorang temannya.
Aluna menggoyang-goyang bahu Lala agar mengikuti arahan telunjuknya.
Lala mendongak dari buku yang sedang dia baca sinopsisnya dan melihat apa yang sedang Aluna tunjukkan.
" Ohmaigat..naha sih harus ketemu disini jugaaa?? kayak dunia teh lebih kecil dari daun kelor kalau begini sih." Lala langsung bersungut-sungut.
" Aku panggil ya.."
" Eh..ja...". belum selesai Lala melarang. Aluna sudah memanggil Galang dengan teriakan lantang. Setelah kenal Galang, taste Aluna tentang cowok memang menurun drastis bahkan sampai anjlok pikir Lala.
Galang menoleh mencari sumber suara kemudian tampak kaget.
***
Galang POV
Saya sedang di toko buku saat ini, dipaksa dengan sangat brutal oleh sahabat kental saya Kemal yang hendak mencari komik-komik serial cantik. Memang rada nyentrik hobinya ini. Kalau biasanya laki-laki suka mengoleksi komik action atau adventure, Kemal beda lagi. Dia malah menggemari komik serial cantik, alasannya biar dia bisa belajar bagaimana caranya memahami hati perempuan dan banyak tokoh-tokohnya yang digambarkan dengan cantik. Emang agak aneh sahabat saya yang satu ini
Kami sudah berteman sejak SMP. Tapi berbeda sekolah ketika SMA sekarang. Teman saya ini memang sedikit aneh bin ajaib. Dia selalu mengklaim dirinya sendiri bahwa dia adalah casanova yang dengan mudahnya menaklukan lawan jenis karena pesona yang dimilikinya begitu luar biasa. Padahal dari 17 tahun hidupnya, Kemal baru tiga kali pacaran. Itu pun lewat sosial media semua. Dimana Kemal mengedit fotonya dengan aplikasi kamera jahat yang dapat menghilangkan semua dekok-dekok (bopeng-bopeng) di wajah, itu pun fotonya cuma tampak samping doang.
Dari ketiga pacarnya, hanya satu saja yang benar-benar cewek. Dua yang lainnya ternyata cewek jadi-jadian yang fotonya main comot aja dari mbah google 🤣.
" Galaaaang..." tiba-tiba ada yang memanggil nama saya dengan suara yang kencang mirip manggil mamang-mamang baso yang suka lewat sore hari di depan rumah.
Saya terperanjat kaget dan mencari sumber suara. Ternyata di toko buku ada si gadis manis juga. Aluna..
Dengan semangat 45 dia melambai-lambaikan tangannya seperti sedang menyambut boy band Korea yang datang ke Indonesia. Saya merasa tersanjung.
" Kok bisa ketemu disini ya?" tanya Aluna masih semangat menggebu-gebu. Tapi saya lirik sahabatnya, berbeda sekali. Wajahnya merengut seperti sedang menahan pup.
" Saya lagi temenin teman saya nih cari komik serial cantik. Memang rada aneh da dia mah." ucapku sambil menjawil tangan Kemal yang terpana melihat wajah Aluna. Aluna hanya terkikik, seperti biasa menganggap ucapan saya lawakan barangkali.
Aluna mengulurkan tangannya diiringi senyum sumringah. Kemal meraih uluran tangan Aluna dengan senyum luar biasa lebar, mungkin sedikit lagi akan melebihi lebar pipinya. Temannya Aluna masih merengut saja sepertinya pup nya belum selesai. Hihihi.
" Kemal..sahabat setianya Galang. Kebetulan sekarang lagi jomblo." ucap Kemal pede. Padahal tak ada juga yang sudi untuk tahu status dia.
Terdengar sahabat Aluna mendengus. Kesal sekali sepertinya sama ucapan Kemal.
" Luna sama Lala lagi cari buku juga?"
" Nggak, nyari centong sayur." jawab Lala sekenanya. Saya dan Kemal spontan tertawa. Lala pikirannya out of the box juga.
" Di toko buku ya nyari buku laaah. Masa nyari jodoh." Lanjut Lala.
" Eh..saya sekalian lagi nyari jodoh lho?" tukas Kemal. Lala mendelik.
" Barengan aja yuk?" ajak Aluna sambil meminta persetujuan dari Lala. Kemal sumringah. Lala lemas di tempat. Saya? rahasia ah...hehehehe.
Sepanjang mencari buku, ini cewek selera humornya memang recehan sekali. Setiap kali saya atau Kemal menimpali ucapannya, Aluna selalu tertawa. Apa memang kita selucu itu? Atau mungkin ada biji cabe yang nyelip di antara gigi geligi kita? Maklum, tadi habis makan nasi padang. Gak tau lah..yang jelas Aluna bahagia kelihatannya. Sedangkan Lala? Masih pup aja tuh gak kelar-kelar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
💙💙 Tukang Nasi 💙💙
aku jg ketawa aja nih receh bngt 😂😂
2023-03-15
0
ms. Labil
aku lebih receh bgt brti, soalnya dri baca sinopsis aja sdh ktwa"
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-12
0
Yessyka June
wkwkwk, aku jg retjeh thor.... kek gini aja dh ngikik akuu😁
2021-04-19
0