"Tak apa Saraswati, aku tak memaksamu bisa menyerap seluruh ilmuku"? "Tapi kau Wirayudha, kulihat kau mempunyai tulang-tulang yang bagus, pembuluh darahmu tidak ada yang tersumbat, kau akan dengan cepat menyerap ilmu yang ku turunkan. Grojokan Sewu ternyata adalah tempat yang indah, kediaman Nini Sangga geni berada di puncak perbukitan, saat mata kita memandang ke bawah akan terlihat hamparan pohon - pohon yang menghijau, dekat gubuk mereka ada air terjun yang tidak terlalu tinggi tetapi lumayan deras, saat airnya jatuh ke bawah menimbulkan suara yang keras.
Mulai hari itu Saraswati mempunyai kegiatan yang tidak biasanya, ia bersama putranya berlatih olah tubuh. mulai membelah kayu, naik turun bukit sambil berlari ataupun semedhi di keheningan mengatur olah nafas supaya bisa di pergunakan mempelajari ilmu-ilmu yang lain.
Wirayudha sangat cerdas dan kuat, baru beberapa hari saja ia bisa menghapal teori-teori yang di sampaikan Nini Sangga geni, semakin hari kakinya pun makin kuat, dan terbiasa naik turun bukit. Sedangkan Saraswati, walaupun perkembangan nya tidak pesat ia pun mengalami kemajuan-kemajuan.
"Bu, sampai kapan kita di sini? apakah kita menunggu romo menjemput?" Wirayudha bertanya pada ibunya. "Menurutmu, kemana kita mencari ayahmu? lalu apakah kita juga siap menghadapi bahaya-bahaya selama di perjalanan? sudahlah anakku, belajar lebih giat lagi, agar kau dapat dengan cepat mempelajari ilmu-ilmu dari Nini Sangga geni setelah itu, kita akan mencari ayahmu!".
Mereka menghentikan obrolannya saat tahu Nini Sangga geni masuk. "Aku mendengar percakapan kalian, aku tak mengapa, memang sudah sewajarnya kalian merindukan suami dan ayah kalian, aku memakluminya. Seperti akupun sama, terkadang aku merindukan orang-orang terdekatku, tapi apalah daya, asalku jauh dan membutuhkan waktu perjalanan yang lama".
Nini Sangga geni duduk di hadapan mereka, Saraswatipun berdiri mengambil air minum untuknya. Hubungan mereka sudah seperti keluarga yang terdiri dari nenek, anak dan cucu. Ada sedikit senyum kebahagiaan terlihat dari Nini Sangga geni, suasana seperti ini sangat lama tidak ia dapatkan. "Nini, asalmu dari manakah?" celetuk Wirayudha dengan senyum manjanya. "asalku sama seperti ayahmu bocah kecil, aku berasal dari Mataram, karena kekecewaan yang aku dapat, aku berkelana, sampai aku menetap disini. Saraswatipun ikut dalam percakapan itu, "apakah yang kau alami Nini?" Nini Sangga geni tak menjawab, terlihat ada kesedihan di wajahnya. Ia menatap atap gubuk itu untuk menahan air matanya yang mau menetes. "ah Nini jangan kau jawab pertanyaanku jika itu membuatmu sedih, maafkan aku Nini". "Tak mengapa Saraswati, selama ini tak pernah kuceritakan kisah hidupku pada siapapun, dada ini lama sekali serasa sesak ingin mengeluarkan cerita-cerita itu, baru kali ini aku menemukan seseorang yang cocok untuk mendengarkan kisahku".
"Hidupku selama ini penuh dengan aib dan noda, sehingga untuk menampakan wajahku saja aku malu". Saraswati memandang Nini Sangga dengan iba. Nini Sangga kemudian menggerakan jari-jarinya di sekitar leher, tak lama kemudian ia menarik ke atas sebuah pelapis wajahnya yang terbuat dari bahan kulit yang halus. Saraswati dan anaknya terkejut.."akh Nini ternyata kau sangat cantik sekali! pastinya saat engkau muda, wajahmu mempesona dan cantik sekali". Nini Sangga tersenyum lirih, sepertinya senyum kepedihan bukan senyum kebahagian karena pujian Saraswati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Thomas Andreas
pake topeng rupanya
2022-08-07
0
Dinangans
lanjut
2022-05-07
1
rajes salam lubis
semangat
2022-03-16
1