Wiratama melanjutkan serangannya. Ia melompat ke atas Ki Seda, bagian atas kepala Ki Seda menjadi incarannya. Wiratama berusaha menancapkan ujung tombak pendeknya, tetapi Ki Seda walaupun badannya agak gemuk, ia tak kalah gesit, ia mengelak ke samping dan di lanjutkan berguling menghindar. Keduanya berdiri berhadapan kembali, "permainanmu lumayan juga Ki Seda!", "Hmm...jangan kau merasa hebat dulu Wiratama! terima cakar geniku!" jari - jari Ki Seda berubah membara ia mulai menyerang dengan cakaran - cakaran, Wiratama hanya mengelak terus menerus, karena ia tahu Aji Cakar Geni akan cepat membuat pemakainya lelah karena terus menerus mempergunakan tenaga dalam dengan jumlah besar. Tubuh Ki Seda banjir keringat ia mulai kelelahan "sontoloyo sampai kapan kalian hanya menjadi penonton?" ia berteriak ke anak buahnya yang mengelilingi pertarungan tersebut. Wiratamapun bersiap untuk menerima serbuan-serbuan anak buah Ki Seda. Hujan pedang dan golok menghujani Wiratama, Ia menangkis dan balas menyerang dengan tusukan-tusukan, setiap tombak pendek Wiratama menusuk dan berputar pasti lah terdengar jeritan - jeritan kesakitan. Ada yang mengenai leher dan mengenai perut mereka.
Dalam waktu singkat tersisa lima orang yang masih mengeroyok Wiratama, itupun bergerak dengan sudah tidak bertenaga, karena mereka was - was dan sudah merasa gentar, mereka berhenti menyerang Wiratama, dan tertegun melihat kelihaian Wiratama. "Sampai kapan kau sembunyi di belakang anak buahmu Ki Seda? kau lebih mirip kunyuk sekarang...ha..ha..ha..."
Ki Seda merasa panas hati dengan ejekan Wiratama....."Hiyaaat... wush ...wush..Aji Cakar geni dia pergunakan kembali untuk menyerang Wiratama, cakarannya mengarah muka dan di kombinasi dengan sabetan cakaran ke perut, tetapi Wiratama dengan mudah mengelak, berpuluh jurus sudah terlewati, akhirnya Wiratama meloncat menjauh, ia menyimpan tombak pendeknya ke punggung, "Hei Ki Seda...aku bosan meladeni cakar genimu, kau cobalah terima Aji Macan lodayaku" kedua tangan.Wiratama terangkat ke atas, jari-jarinya tertekuk dan kukunya sedikit demi sedikit keluar berbentuk cakar Harimau. Kedua tangannya ia hentakan ke bawah, "Grauuumh.......pekikan macan lodaya terdengar, kali ini lebih keras, karena Wiratama mengalirkan tenaga dalam lebih dari separuhnya.
"Argkhh...arghkhh...bugg...lima orang anak buah Ki Seda terjengkang, mereka muntah darah dan nafas mereka kembang kempis, lalu bergelimpangan tak sadarkan diri. Sementara Ki Seda sendiri jatuh berlutut tidak dapat mempertahan kaki nya untuk berdiri.
Dengan cepat Wiratama merobek - robek wajah Ki Seda dan menghunjamkan cakaran macan lodayanya ke ubun-ubun. darah mengalir dari kepala Ki Seda, mengucur membasahi wajahnya.
Wiratama belum puas, ia mengakhiri hidup Ki Seda dengan tendangan kaki kanannya...krak..Ki Seda terlempar dengan wajah penuh cakaran, kepala nya retak mengeluarkan darah, nafasnya pun berhenti.
Tamatlah nasib si begal hitam, malam itu semuanya mati tanpa sisa, dan tempat mereka pun habis terlalap api. Wiratamapun pergi keluar dari sarang begal hitam, ia melanjutkan perjalanan mencari anak dan istrinya kembali. Perjalanannya akan di lanjutkan untuk mencari Arya Permana Seorang panglima muda di Mataram.
Sedangkan di Grojokan Sewu Nini Sangga geni sedang berbincang dengan Saraswati dan Wirayudha. "Saraswati dan kau Wirayudha, di tempat ini kau mulailah belajar olah kanuragan, agar kau bisa mempertahankan diri dari bahaya yang mengancam, "Tapi Nini aku tak muda lagi, pastinya kemajuanku tak akan banyak", sambil berkata demikian Saraswati menunduk, menyadari kelemahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Thomas Andreas
tampak keganasan sang wiratama
2022-08-07
0
rajes salam lubis
coba aja dulu
2022-03-16
1
Hidayat Dayat
ada visualnya gak thor?
2021-05-02
1