Ceklek...
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita dengan rambut sebahunya. Wanita itu menatap penuh selidik ke arah bosnya dan seorang wanita yang sedang bersamanya.
"Ehhh...kenapa Maya ada di sini? Dan apa hubunganya dengan tuan Dirga? kenapa mereka bisa sedekat itu?" pertanyaan itu memenuhi benaknya, seorang wanita yang tak lain adalah Septi.
Belum mengatakan sesuatu, Septi terlonjak kaget kala tubuhnya didorong oleh sosok wanita menyebalkan yang sedari tadi berdiri di belakangnya. Septi sampai mengaduh, ia begitu kesal dengan wanita yang mengaku sebagai kekasih bosnya itu. Bahkan di lobby tempat receptions berada sempat terjadi kegaduhan, karena wanita itu memaksa untuk bertemu dengan tuan Dirga.
Wanita yang baru saja mendorong Septi itu adalah Angel. Ia terlihat cantik mengenakan pakaian agak longgar yang sangat berbeda dengan pakaian seksi yang sering ia kenakan.
"Sayang...." ucap Angel dengan nada manjanya, ia berjalan ke arah Dirga dan langsung memeluknya.
Dirga sangat kaget melihat Angel yang sudah memeluknya. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan kalau hari ini Angel akan datang. Dirga yang sedang berdiri dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celananya hanya diam tanpa mempunyai niat untuk membalas pelukan itu.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Angel adalah kekasihnya. Tapi disisi lain Dirga merasa sangat bersalah dengan Maya. Ia bingung harus melakukan hal apa di antara kedua wanita itu.
Mata Maya membulat seketika, ia yang juga sedang berdiri begitu kaget sampai menjatuhkan sendok yang ia pegang. Membuat semua orang memusatkan perhatian kepadanya, pun dengan Septi yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Emmm...saya minta maaf tuan" ucap Maya mengambil sendok yang jatuh dan segera meletakkan di atas meja.
"Saya per-misi tuan" lanjut Maya dengan sedikit terbata-bata, ia memaksakan senyumnya.
Maya mengambil tas kecil yang berada di sofa tempatnya duduk semula, dengan sepatu yang ia kenakan Maya berjalan meninggalkan ruangan Presdir. Ia menuju lift dan menekan angka dimana tempat ia kerja dulu.
Di sepanjang perjalanan Maya terlihat lesu, hatinya terasa tercabik-cabik. Ia memang bodoh membiarkan hatinya berlabuh pada Dirga, pria yang baru saja ia kenal. Selama ini tuan Dirga memang tidak pernah mengenalkan kekasihnya bahkan menyebut kata 'kekasih' saja tidak pernah, tapi bukan berarti dia tidak memiliki kekasih.
Maya berdecih kesal, ia merutuki kebodohannya entah yang sudah ke berapa kali.
Maya tiba di ruang kerja teman-temannya dan disambut hangat oleh semua. Teman Maya sempat terkejut melihat kedatangan Maya tapi mereka juga merasa senang. Mereka ber 5 berpelukan bersama, mencurahkan kerinduan masing-masing.
"Maya lo kenapa bisa ada disini?"
"Lo kerja lagi disini May?" berbagai pertanyaan lolos dari bibir teman Maya. Yang hanya dijawab senyum simpul oleh Maya.
"Ceritain dong May" desak Agus memasang wajah paling imutnya.
Maya, Rian, Tina, dan Sarah terkekeh geli melihat ekspresi Agus. Mereka geleng-geleng kepala dengan tingkah Agus.
Maya menghela nafasnya, kemudian ia menceritakan semua yang sudah terjadi, kecuali tentang wanita yang tadi memeluk Dirga. Ke 4 temannya mengangguk paham dan sesekali terkejut bahkan tidak percaya kala mendengar cerita Maya tentang tuan Dirga. Bagaimana bisa tuan Dirga sebaik itu?, Apa! dia menyelamatkan mu?, Jangan-jangan tuan Dirga ada maunya tuh May?.
Deg... mendengar pertanyaan terakhir membuat Maya kembali mengingat kejadian tadi. Hatinya kembali tercabik-cabik bagai tertusuk pisau. Ia menekan dadanya yang terasa sesak, entah kenapa bisa sesakit ini. Buliran bening yang berusaha ia bendung lolos seketika membasahi wajahnya.
Melihat Maya tiba tiba menangis membuat temanya kebingungan. Tapi, mereka tidak ingin membahas soal itu dulu. Yang harus mereka lakukan adalah menenangkan wanita cantik itu. Sarah langsung memeluknya, dan Tina menepuk-nepuk punggungnya berusaha memberikan ketenangan.
Sedangkan kedua teman laki-lakinya hanya bisa memandangi tingkah teman perempuannya.
**
Ruang Presdir
Septi izin keluar ruangan setelah melihat Maya keluar.
Dirga menatap kepergian Maya dengan rasa bersalah. Setelah Maya pergi, Dirga kembali fokus kepada Angel.
"Apa yang membawamu datang kesini?" tanyanya, meraih bahu Angel supaya wanita itu melepaskan pelukannya.
"Sayang aku datang kesini karena merindukanmu" ucap Angel dengan manja diiringi tangannya yang dikalungkan ke leher Dirga.
Lagi-lagi Dirga melepaskan kedua tangan Angel, ia berjalan acuh menuju kursi kebesarannya.
"Aku sedang sibuk, aku harus bekerja" ucap Dirga menoleh sekilas ke arah Angel, kemudian ia membuka beberapa dokumen yang berada di atas mejanya.
"Jadi kau mengusirku?!, apa kau tidak senang aku berada di sini haa?, apa jangan-jangan karena wanita yang tadi bersamamu?!!" celoteh Angel dengan kesalnya, memandang Dirga penuh selidik.
Dirga terkesiap dengan ucapan Angel, ia memang sudah biasa berdebat dengan kekasihnya. Dirga memutar bola matanya malas, ia kembali menyeret langkah kakinya mendekati Angel.
"Apa maksutmu? kenapa kau yang marah? seharusnya aku yang marah. Kemana saja kau selama ini? aku berusaha menghubungimu tapi sama sekali tidak bisa" jawab Dirga dengan santai karena memang itu kenyataanya.
"Dan sekarang kau datang dengan alasan merindukanku? apa kau tidak peduli dengan rinduku padamu?, cihh" ucap Dirga sinis sambil menyunggingkan senyumnya.
Angel diam, tidak ada yang bisa dibantahnya. Ia tidak bisa dihubungi oleh Dirga karena dengan sengaja ia membuang handphone beserta isinya ke dalam laut. Ia tidak ingin keberadaanya dilacak dan diketahui Dirga.
"Emmm...maafkan aku sayang, handphone ku jatuh terlindas truk jadi aku tidak bisa menghubungimu" ucap Angel memelas.
"Apa kau datang kesini karena ingin meminta handphone baru dariku ha?" tanya Dirga dengan cepat, ia sudah muak dengan alasan tidak logis yang keluar dari mulut Angel.
"Tidak sayang... aku benar-benar merindukanmu"
Dirga menghela nafasnya dengan kasar, percuma jika diteruskan tidak akan ada ujungnya.
"Jadi berapa lama kau akan disini? dan kau akan tinggal dimana?" tanya Dirga lagi dengan serius.
Angel berfikir sejenak
"Aku tidak tau berapa lama, yang pasti aku akan tinggal di rumahmu sayang" ucap Angel dengan senyuman girangnya.
"Apa kau yakin? papa dan mama pasti tidak mengizinkanmu tinggal dirumah, karena kita tidak memiliki hubungan yang sah" ucapnya dengan wajah yakin.
"Sial, Dirga sepertinya memang tidak suka dengan kehadiranku" gerutunya di dalam hati, tetapi diluar ia tetap memasang senyuman nya.
"Baiklah sayang, aku akan tinggal di apartemen saja" kalah Angel, ia memaksakan senyumannya.
"Nanti akan ku suruh Fero untuk mencarikan apartemen untukmu" jawab Dirga.
"Dimana barang-barangmu?" lanjut Dirga, ia heran dengan kekasihnya yang hanya membawa tubuh serta tas kecil yang sekarang tergeletak di atas meja.
"Aku tidak membawa apapun sayang, aku fikir kau akan menyiapkan semuanya" harap Angel dengan wajah cemberutnya.
Dirga sudah menduga apa yang akan dikatakan oleh Angel, ia begitu hafal dengan tingkah kekasihnya
.
.
.
.
Jangan lupa like, coment, vote, rate❤
Terimakasih yang sudah bersedia meninggalkan jejak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
jejak..jejak..jejak..🐾🐾🐾
2021-01-15
0
Rosma Lia
semangat ya.....🙂😍
2020-12-06
1
Dewi Ws
💖
2020-11-27
1