Setelah 9 jam dalam perjalanan akhirnya Dirga sampai di tanah kelahiran nya (L.A), hari ini untuk pertama kalinya setelah 5 tahun berlalu ia akan menginjakkan kaki nya disini, ditempat ini, bersamaan dengan itu seketika kenangan itu terlintas dengan jelas di dalam benaknya.
Dirga memejamkan matanya, menghirup udara sedalam dalamnya mengusir semua fikiran yang terlintas. Biarkan lah semuanya menjadi kenangan semata dan berharap tidak akan terulang lagi.
Pukul menunjukkan 11.00
Dirga baru turun dari mobilnya bersama Fero, mereka berdua dijemput oleh supir pribadi tuan Ambason di perusahaan. Karena jet pribadi mereka mendarat di atas gedung perusahaan.
Di mansion utama tampak sudah ramai, para pelayan, bodyguard, satpam, supir, dan tukang kebun sudah berjajar rapi sepanjang menuju pintu utama menyambut kedatangan tuan muda nya. Setelah melihat tuan muda nya mendekat mereka semua langsung menundukkan kepala nya.
Dirga dan Fero disambut bak raja, tapi itu semua tidak lah terlalu penting untuknya. Yang terpenting sekarang adalah papa dan mama nya.
"Dimana papa, mama?" tanya Dirga kepada kepala pelayan nya bernama bi Marti.
"Silahkan tuan muda, tuan dan nyonya menunggu di ruang keluarga" ucap Bi Marti dengan sopan.
Dirga mengernyitkan dahi nya, menoleh kearah Fero seakan bertanya dan Fero hanya membalas dengan mengedikkan bahu nya. Ya mereka sering terlibat menggunakan bahasa isyarat sehingga sama sama faham apa yang di maksudkan.
Tanpa berfikir lama mereka segera pergi ke ruang keluarga, ruang yang sangat nyaman, luas, terdapat televisi sangat besar, sofa yang membentuk setengah lingkaran, serta fasilitas mewah lainya.
"Pa, ma" ucap Dirga ketika jarak mereka menyisakan beberapa meter saja.
"Dirga sayang..mama, papa rindu nak" ucap mama langsung memeluk putra satu satunya dan menghujani dengan ciuman lembut tanda rindu. Putra nya yang sudah besar, dan terlihat sangat dewasa, tapi mama tetap menganggap nya sebagai putra kecil nya yang imut, dan menggemaskan. Pun tidak lupa dengan Fero, mereka sudah menganggap Fero seperti putranya sendiri.
"Fero, bibi juga merindukanmu" ucap nyonya Ambason langsung memeluk Fero. Dan Fero membalas pelukan bibi nya itu, ia merasakan kehangatan seperti memeluk ibunya sendiri.
Fero Wijaya adalah putra dari mantan sekertaris tuan Ambason yang sudah meninggal 11 tahun yang lalu, dan ibu Fero juga meninggal ketika berjuang untuk melahirkan nya datang ke dunia ini. Sehingga Fero sudah dianggap anak sendiri oleh Tuan dan Nyonya Ambason.
Hening
"Hemm..." deheman papa memecahkan keheningan.
"Papa katanya sekarat tapi kenapa terlihat baik baik saja" Ucap Dirga menatap penuh selidik.
"Hahahaha" tawa tuan Ambason dengan keras nya, dan mama nya hanya mampu tersenyum melihat tingkah suaminya.
"Sudah ku duga, papa pasti menjebak ku. Papa selalu saja melakukan segala hal untuk memenuhi kebutuhan papa. Huhh, lagi lagi Dirga tertipu oleh sandiwara papa" celoteh Dirga, langsung mendaratkan tubuh nya di sofa empuknya. Diikuti oleh Fero.
"Maafkan papa mu sayang" Ucap mama lembut sambil mengusap lengan putranya. Karena jika tidak ada yang melerai perdebatan mereka pasti tidak akan ada ujung nya. Melihat sikap mereka yang sama sama keras dan tidak ada yang mau mengalah.
Dirga hanya cuek bebek, sudah sering ia berdebat dengan papa nya. Sambil sesekali menatap papa nya dengan tatapan membunuh, sehingga membuat papa bergidik ngeri.
"Dia semakin menakutkan sekali" gumam papa dalam hati.
Setelah bercengkrama hampir 30 menit papa ingin menyampaikan apa tujuan awalnya menyuruh putranya untuk kembali.
"Dirga, papa ingin bicara" Ucap tuan Ambason dengan serius. Seketika di ruangan itu semuanya jadi tegang. Kiranya apa yang ingin papa sampaikan kelihatanya serius sekali. Kecuali mama, yang memang sudah tau apa yang akan disampaikan oleh suami tersayang nya.
"Ada apa pa?" jawab Dirga tak kalah serius nya
"Jadi gini Dir, bla bla bla" papa menjelaskan panjang lebar, dan sesekali Dirga terlihat kesal dan memberontak. Tapi dia adalah Dirga seorang anak yang tidak bisa membantah keinginan orang tuanya.
"APAAAAA??!!!!!" ucap dirga menggebrak meja dengan raut muka penuh dengan amarah.
"Papa tidak bisa seenak nya sendiri pa!!" teriak Dirga. Sesekali mama nya mengelus lengan putra nya berharap bisa membuatnya tenang. Lain hal nya dengan Fero ia hanya mendengarkan dengan khidmat.
"Dirga papa hanya ingin memastikan semua nya berjalan dengan baik, kamu itu satu satu nya harapan papa Dir." Papa tidak pernah menyerah, ia mengucapkan kalimat nya dengan lembut di selingi raut wajah memelas.
"Dirga akan memikirkan nya pa,Dirga...." belum selesai berbicara.
"Tidak bisa" jawab tuan Ambason cepat dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Papa tidak menerima penolakan, kamu harus menerima permintaan papa!" Ucap papa berteriak, dengan wajah datar yang sulit di artikan. Seketika langsung menyeret kaki nya meninggal kan ruang keluarga, menaiki tangga menuju kamar nya.
Melihat suami nya pergi sang istri langsung menyusul pergi. Membiarkan Dirga dan Fero tenggelam dengan fikiran masing masing.
"Pergilah Fero, istirahatlah" ucap Dirga menatap lurus, tanpa menoleh kepada yang diajak bicara.
"Baik tuan, saya permisi" Ucap Fero langsung berlalu pergi meninggalkan tuan nya. Sedangkan Dirga langsung menaiki tangga menuju kamarnya.
Fero pulang ke apartemen nya menggunakan taksi. Keluarga Dirga sebenarnya mengajak untuk tinggal bersama, tapi Fero menolaknya dengan alasan lebih nyaman tinggal sendiri. Dia tidak mau merepotkan keluarga Dirga lagi, menurutnya apa yang ia dapatnya selama ini sudah melebihi cukup.
**
Matahari tampak berada di atas kepala, jam menunjukkan saat nya para karyawan untuk makan siang. Hari yang sangat terik, membayangkan minuman dengan bongkahan es yang besar besar pasti akan menyejukkan hati dan fikiran, Uhhh segarnya. Itu lah yang ada di benak semua karyawan hari ini.
Kantin tampak sudah ramai, terlihat banyak karyawan rela berdiri lama untuk mengantri makanan dan minuman.
Pun dengan Maya, dia sudah terlihat menempati tempat duduknya bersama ke 4 teman nya,dihadapanya sudah ada meja yang penuh dengan makanan dan minuman mereka. Mereka terlihat sangat menikmati makan siang nya, dan sesekali tertawa tawa bersama.
.
.
.
.
Hallo semua ini karya pertama aku, jadi jika ada kesalahan tolong di maklumi ya. Oh iya jangan salfok sama waktunya nya. Disitu terlihat Dirga berangkat ke L.A menjelang siang, dan sampai nya jam 11 siang. Pasti ada yang tanya, kok cepet banget thor? Nih aku kasih jawaban nya ya, Karena Jerman itu 9 jam lebih cepat dari Los Angeles, jadi itu hal yang wajar.
Saya buat novel ini agar masuk akal berdasarkan kenyataan sebenarnya man teman.
Oke jangan lupa like, coment, dan Vote aku ya. Satu jempol dari kalian sangat berharga buat aku, salam Sarange❤ Tetap jaga jarak dan pakai masker man teman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ivanka Anata
Thor, sorry nanya, penasaran jg. Gimana ceritanya jet pribadi mendarat diatas gedung perusahaan. Jet kan sama aja ama pesawat terbang yg perlu landasan ber-KM panjangnya buat terbang atau mendarat. Cuma beda jet lbh kecil aja. Mgkn maksud author Heli kali ya yg bs mendarat di atas gedung. Sorry nanya, maksudnya agat ceritanya lbh msk nalar dan gak keliatan author newbie.
2021-05-31
0
Lina aza
maksudnya apa ya bla bla ga paham🤔
2021-04-20
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
kakak😊
asisten dadakan hadir lagi😉
mampir lagi yuk kak😊
2020-12-09
1