Dirga dan Fero baru saja keluar dari apartemen, tempat dimana Angel akan tinggal. Tepatnya apartemen Arizona, yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan Ambason grup. Dan sesuai permintaan Angel, Dirga sudah menyiapkan semua kebutuhannya.
Waktu kerjanya banyak yang tersita sejak siang tadi, ia harus meladeni setiap permintaan Angel.
"Sayang terimakasih, muahh" ucap Angel sambil mencium pipi Dirga.
"Baiklah, aku harus pergi dulu. Kalau butuh sesuatu hubungi Fero saja" balas Dirga dengan wajah datar nya.
Mendapat respon yang kurang baik dari kekasihnya, membuat wanita muda itu cemberut. Ia tidak habis fikir dengan sikap dingin Dirga yang tidak seperti biasanya.
Dirga dan Fero sedang dalam perlajanan menuju mansion. Terlihat Fero sedang mengemudi dengan tenang, sedangkan Dirga memilih duduk di kursi penumpang supaya lebih leluasa merebahkan tubuh lelahnya.
"Fero..." panggil Dirga dengan mata terpejam, mengyilangkan kedua tangannya diatas dada.
"Iya tuan.." jawab Fero menatap tuannya melalui kaca mobil.
"Kenapa aku selalu memikirkan Maya, walaupun aku sedang bersama Angel?" tanya Dirga.
"Emm.. mungkin tuan sedang menaruh hati untuk non Maya" jawab Fero dengan santai. Ia yakin jika tuannya memiliki perasaan terhadap Maya, tingkah dan pandangannya setiap bertemu dengan wanita itu sudah menjadi bukti yang kuat.
Mendengar ucapan sekertarisnya, membuat Dirga terduduk dari posisi tidurnya.
"Bagaimana mungkin bisa? Kau jangan gila! Aku sudah memiliki kekasih, dan aku tidak akan pernah mengkhianati Angel" ucap Dirga meninggikan suaranya. Emosinya tersulut kala mendengar ucapan Fero, ia tidak ingin dicap sebagai pengkhianat.
"Maaf kan saya tuan" ucap Fero mengalah.
"Dasar sekertaris kurang ajar" gerutu Dirga sambil menyentil daun telinga Fero.
"Kenapa tuan bertingkah seperti itu?, benar-benar gila" cemooh Fero, sentilan itu memang tidak sakit tetapi ia begitu heran dengan tingkah tuannya yang sangat aneh itu.
"Hey apa kau fikir aku gila?, kau saja yang gila dengan mengatakan aku gila!!" pekik Dirga dengan wajah masamnya.
"Bagaimana dia tahu?, seperti peramal saja" bingung Fero.
Hening sepanjang perjalanan, hanya suara Dirga yang terdengar ricuh menyuruh Fero untuk mempercepat laju mobil. Ia tidak sabar ingin segera tiba di mansion, bertemu dengan Maya dan menjelaskan semuanya.
Beberapa menit kemudian Dirga beserta Fero sudah sampai di mansion, mereka tiba saat jam makan malam. Dirga langsung melangkahkan menuju ruang makan sambil melepas jaz nya, pun diikuti oleh Fero.
**
Ruang Makan
"Selamat malam pa, ma" sapa Dirga
"Malam.." jawab mama singkat, sedangkan tuan Ambason memilih tidak menjawab.
"Ada apa ini?" tanya Dirga heran dengan sikap tak biasa dari kedua orangtuanya, terutama mama nya.
Tidak dijawab oleh keduanya, Dirga menghela nafasnya. Ia mengedarkan pandangannya mencari sosok Maya tapi tidak ada. Apa mungkin ia masih berada di kamar nya dan menunggu untuk dijemputnya?. Dirga membalikkan badannya keluar dari ruang makan.
"Kau mau kemana?" tanya papa menatap punggung putranya.
Dirga membalikkan badannya kembali.
"Menjemput Maya untuk makan malam lah pa" jawab Dirga dengan entengnya.
"Maya sudah pergi dari rumah ini" giliran mama yang menjawab.
"Maksud mama apa?" tanyanya lagi sambil menautkan kedua alisnya.
"Iya Maya pergi karena Angel berada disini, dan ia sebagai seorang wanita baik tidak ingin menjadi penghalang diantara hubungan kalian" terang mama.
Dirga terbelalak mendengar penjelasan mama. Kenapa Maya harus pergi? ia kan memang bukan penghalang hubungannya. Dirga berjalan mendekat ke arah mama, ia menarik salah satu kursi dan segera mendaratkan tubuhnya.
"Ma, Maya itu bukan pengganggu hubungan Dirga. Kenapa mama membiarkan Maya pergi" ucap nya dengan serius.
"Itu semua hanya alasan belaka, Maya pergi karena ia sakit hati melihatmu dengan wanita lain!. Papa yakin ia merasa dipermainkan olehmu" tegas papa.
"Iya benar kata papamu, mama tahu kalian itu saling memiliki perasaan satu sama lain. Mama bisa melihat dari pandangan mata kalian!"
Dirga hanya diam mendengarkan perkataan kedua orangtuanya. Ia memang menyadari jika dirinya memiliki perasaan terhadap Maya, tetapi apa benar yang dikatakan mama kalau Maya juga memiliki perasaan terhadapnya.
Dirga merenung, mencoba mencari kebenarannya. Selama ini ia bersikap baik kepada Maya hanya karena kedua orangtuanya tetapi siapa sangka jika perasaan itu timbul dengan sendirinya.
Papa dan mama membiarkan Dirga berfikir, mereka memilih berbicara dengan Fero.
"Pa, ma tapi bagaimana dengan Angel??" sambung Dirga.
Tuan dan nyonya Ambason menoleh bersamaan mendengar pertanyaan dari putranya.
"Dirga kau itu seorang laki-laki, jadi kau harus punya pendirian sendiri! papa benar-benar kecewa padamu. Kau sama sekali tidak menjalankan amanat dari papa!!" tegas papa memancarkan kekecewaan di wajahnya.
"Pa Dirga mohon jangan berikan pilihan yang sulit " mohon Dirga.
"Cihh, papa tidak pernah memberimu pilihan untuk memilih diantara kedua wanita. Papa hanya memilihkan Maya, dan kau juga tahu selama ini pilihan papa tidak pernah salah dalam hal apapun" tegas tuan Ambason, sambil menekankan kata memilihkan.
"Arghhhh..." Dirga frustasi ia mengacak-acak rambutnya.
Mama mengelus bahu putranya, ia tersenyum melihat Dirga. Dari awal nyonya Ambason begitu khawatir dengan kondisi Dirga jika ia mengetahui tentang pengkhianatan Angel. Tapi setelah ia menyadari adanya cinta untuk Maya, setidaknya Dirga tidak akan terlalu sakit mengetahui semua kebusukan Angel.
"Dirga, papa hanya akan memberimu waktu untuk memastikan hatimu berlabuh untuk siapa. Jangan memandang sekarang kau milik siapa, tetapi tanyakan kepada hatimu lebih mencintai siapa" penuturan papa untuk putranya.
Tuan Ambason meninggalkan ruang makan setelah selesai dengan makan malamnya, diikuti oleh istrinya. Dan sekarang hanya tinggal Dirga dan Fero yang berada di ruang makan. Fero hendak permisi pergi dari sana, perasaannya mulai tidak enak melihat mood tuannya yang kurang baik.
"Tuan, saya permisi mau pulang dulu" ucap Fero beranjak dari duduknya.
"Lalu bagaimana denganku hahh?" pekik Dirga menatap sekretarisnya dengan tajam.
"Maafkan saya tuan, itu semua masalah hati dan saya tidak berhak untuk memberikan pilihan karena hanya hati tuan Dirga yang bisa menentukan" jawab Fero dengan pelan, berharap jawabannya tidak membuat tuannya semakin murka.
"Hey aku tidak menyuruhmu untuk memilihkannya!! aku hanya minta kau memberikan sedikit pencerahan!" omel Dirga dengan tatapan yang semakin tajam. Membuat Fero bergidik ngeri.
"Kalau saya lebih menyarankan non Maya tuan, karena ia jauh lebih baik dari non Angel. Dan juga jika tuan memilih non Maya, paman dan bibi pasti akan lebih senang sebab tuan Dirga menjalankan amanat dari mereka" jawab Fero asal, tetapi justru membuat Dirga berfikir semakin keras. Ia benar-benar mendapatkan pencerahan atas perkataan sekertarisnya.
Setelah itu Fero diizinkan pergi oleh tuannya. Ia bernafas lega bisa terbebas dari amukan singa itu.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak. Like, komen, vote dan rate❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Dewi Ws
😍
2020-11-27
1
Chikasn
Lanjut up thor, semangat terus ya💪😍🤗
2020-11-25
2
Ruby_
haloooo
aku mampir bawa boomlike dan rate ⭐⭐⭐⭐⭐ biar makin semangattt
salam
AKU WANITA KUAT
2020-11-25
1