Orangtua VS Anak Muda

"Apa yang kau lakukan tuan?" ucap Maya dengan raut wajah bingung, serta jantungnya yang semakin berdetak cepat.

Dirga menangkup kedua sisi wajah Maya dengan lembut, membuat sang empunya merasakan kenyamanan. Kedua hidung mancung itu sudah bersentuhan tanpa menyisakan jarak sedikitpun. Perlahan Maya mulai memejamkan matanya, dan sedikit mendongakkan kepalanya.

Dilanjutkan Dirga memiringkan kepalanya dan juga memejamkan matanya.

Cup...

Degg... kecupan pertama itu mengalirkan kehangatan ke dalam tubuh Maya. Dirga kembali melum*t bibir gadis itu dengan lembut, diiringi menurunkan kedua tangannya dan segera melingkarkan di pinggang ramping itu dengan erat. Bibir Maya bergerak sendirinya mengikuti irama, mulutnya terbuka membiarkan lidah Dirga masuk ke dalam. Mereka saling menyesap satu sama lain mencari kenikmatan dan saling bertukar saliva. Ciuman itu lama-lama semakin menggelora.

Tangan Dirga mulai bergerilya di balik punggung Maya, menggesekkan tangannya ke bawah dan ke atas melalui tali pengait bra milik gadis itu. Begitupun Maya sangat menikmati sentuhan di balik punggungnya, ia terdorong semakin maju ke depan. Sehingga jarak mereka lebih dekat dari sebelumnya.

Pun dengan kedua orang tua Dirga mereka masih melakukan ciuman panas itu, tuan Ambason sesekali melirik melalui ekor matanya ke arah putranya. Rasa tak ingin kalahnya semakin menggebu kala melihat aksi Dirga. Tuan Ambason kembali fokus dengan aktivitasnya, beliau meraih kancing baju istrinya dan segera membukanya. Ia menurunkan ciumannya ke arah leher istrinya, meninggalkan stempel kepemilikan di beberapa tempat. Nyonya Ambason pun ngikuti permainan suaminya, ia meletakkan kedua tangannya di atas kepala suaminya, merem*s rambutnya dengan pelan sambil menikmati sentuhan demi sentuhan.

Terlihat Bi Marti sedang berjalan masuk ke dalam ruang makan membawa nampan berisi beberapa buah-buahan. Ia terlihat masih berdiri di ambang pintu.

"Akhhhh" teriak bi Marti menjatuhkan nampan yang ia pegang, segera membekap mulutnya dengan kedua tangannya. Ia benar benar terkejut dengan kelakuan para majikannya yang tidak tahu waktu dan tempat itu.

Mendengar teriakan yang begitu nyaring di telinga membuat kedua pasangan itu menghentikan permainan panasnya dan segera memusatkan perhatian ke sumber suara. Mereka ber 4 hanya bisa diam sambil memandangi buah buahan yang bergelundungan tak terarah di atas lantai.

Bi Marti yang sadar arah pandangan para majikannya segera berjongkok memunguti buah-buahan itu.

Pun Maya yang sadar atas apa yang telah terjadi ia memilih segera pergi meninggalkan ruang makan tanpa mengisi perut kosongnya terlebih dahulu.

"Maaf saya permisi pa,ma" izinnya tanpa menoleh ke arah Dirga, ia benar-benar malu sampai wajahnya merah merona dan berlalu begitu saja menuju kamar tamu melewati Bi Marti.

Dirga hanya bisa memandangi punggung Maya yang semakin berjalan menjauh, tanpa menoleh ke arahnya. Entah kenapa dadanya merasa sesak ketika diabaikan oleh Maya.

Sedangkan nyonya Ambason segera memperbaiki penampilannya yang agak berantakan dan juga tak lupa mengancingkan bajunya kembali.

"Ini semua gara-gara papa, papa yang memancingku untuk menciumnya!!" ucapnya sinis melirik tajam ke arah papanya dengan wajah kesalnya.

Papa hanya mengedikkan bahunya, ia segera membuang pandangnya kala melihat manik mata putranya menatap dengan aura membunuh. Papa berusaha mengusir kegugupannya dengan mengambil tissue dan segera membersihkan bibirnya dari bekas lipstik sang istri yang menempel, seolah-olah ia mengabaikan ucapan putranya.

"Saya permisi tuan,nyonya" ucap bi Marti menundukkan kepala setelah selesai dengan pekerjaannya. Belum sempat ia membalikkan badannya, ada suara yang mampu menghentikan langkahnya.

"Tunggu bi, antarkan sarapan Maya ke kamarnya" ucapnya menoleh sekilas ke arah bi Marti.

"Baik tuan" jawabnya, ia segera pergi ke dapur untuk menyiapkan sesuatu sesuai perintah tuanya.

Nyonya Ambason hanya bisa tersenyum geli sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua pria yang sangat ia sayangi. Setelah beberapa tahun lamanya akhirnya ia bisa kembali melihat putranya bertengkar dengan suaminya.

**

Disisi lain, Maya yang ada di dalam kamarnya terlihat sedang duduk di depan meja riasnya. Beberapa kali ia memonyongkan bibirnya yang terlihat sedikit bengkak itu di depan cermin.

"Maya kenapa kau bodoh sekali? pria menyebalkan itu sudah mengambil ciuman pertamamu, tapi kenapa kau tidak bisa marah?" tanyanya kepada dirinya sendiri, ia mengerutkan hidungnya serta menggertakkan gigi putih rapinya sambil mencercak bayangannya di cermin.

"Kau memang bodoh Maya, bisa-bisanya kau menikmati ciuman itu. Dasar otak gembel" gerutu nya lagi, ia beranjak dari duduknya berjalan menuju ranjangnya sambil memukul kecil pelipisnya menggunakan tanganya.

Maya berbaring di atas ranjang king zize itu menarik selimut sampai menutupi seluruh badannya dan hanya menyisakan bagian kepalanya saja. Ia menatap langit-langit ruangan itu. Dan sesekali tersenyum kegirangan kala mengingat ciuman yang sudah terjadi beberapa menit lalu.

"Akhh kenapa bisa sesenang ini" ucapnya girang melebarkan senyumnya menampilkan giginya.

Maya membayangkan wajah Dirga sedang menatapnya dalam dan seketika membuat pipi nya merah merona. Ia segera menarik selimutnya sampai menutupi seluruh wajahnya.

Ia berguling-guling di bawah selimut dengan dada berdebar-debar sambil cecikikan.

"Aku benar-benar sudah gilaa" pengakuannya sendiri.

Maya tidak berhenti tersenyum, yang terpenting sekarang adalah membebaskan perasaannya yang membuncah.

Tok...tok..tok

Ketukan pintu kamar seketika membuat nya terlonjak kaget. Maya segera duduk menyardar di headboard, menerka siapa kiranya yang datang menemui nya.

"Jangan-jangan itu tuan Dirga" dadanya kembali berdebar ia dengan cepat menarik selimut dan menggigit ujungnya.

Maya melompat dari ranjangnya menuju meja riasnya, ia dengan cepat merapikan penampilannya sambil sesekali menoleh ke arah pintu. Setelah selesai ia memutar tubuhnya di depan cermin, diikuti bertepuk tangan kecil sambil tersenyum girang.

Ia perlahan melangkahkan kaki nya ke arah pintu, sebelum memegang handle pintu ia menarik nafas dalam-dalam berusaha mengusir kegugupannya.

Dengan perlahan ia memegang handle pintu, dan memasang senyumnya tiada henti saat membuka pintu. Dan...

"Permisi non, ini sarapan untuk non Maya" ucap bi Marti setelah melihat pintu terbuka.

Maya menganga melihat siapa yang datang, mengedipkan matanya berulang kali, seketika ada guratan kekecewaan terpampang jelas di wajahnya.

"Ahh iya bi silahkan masuk" sambut nya dengan tersenyum dipaksakan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Setelah meletakkan sarapan di meja kamar bi Marti segera berpamitan kembali ke dapur meninggalkan Maya bersama kekecewaannya. Ia sudah tidak bernafsu untuk makan lagi. Tapi tidak dengan cacing perutnya, mereka sudah demo meminta jatah.

Maya meraih piring berukuran sedang itu, dan segera memasukkan sendokan demi sendokan ke dalam mulutnya hingga tandas. Ia meletakkan kembali piring nya di atas nampan dan segera meneguk habis segelas air putih.

.

.

.

.

Jangan lupa like,coment, vote dan rate❤❤

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

lanjut like lagi

2021-01-09

0

Ftl03

Ftl03

Haloo Thor.. LITTLE RAINBOW ud Up ep 25 nieeeh.. jangan lupa mampir ya... 😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆 semangat terus buat kakak Thor...

2020-12-23

0

Dewi Ws

Dewi Ws

💖💖💖💖

2020-11-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!