Usai makan malam, Jessica memutuskan untuk langsung pergi kekamarya, dia merasa sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Kamar Jessica dan Jae Eun berada di tempat terpisah, kamar Jessica berada di lantai dua sedangkan kamar Jae Eun di lantai tiga, kamar khusus untuk para tamu.
Decitan suara pintu di buka dari luar membuat mata Jessica yang terasa berat kembali terbuka. Buru-buru gadis itu bangkit dari posisi berbaringnya melihat siapa orang yang datang.
"Mau apa kau kemari?" sinis Jessica pada orang itu yang pastinya adalah Kevin. Kevin tetap tidak menghentikan langkahnya. "Yak! Jangan mendekat, keluar sana."
"Keluar ke mana? Ini kamarku!" jawabnya santai.
"A-apa? Kalau begitu biar aku saja yang pindah kamar." Ucap Jessica kemudian beranjak dari tempat tidur. "Ah." Tubuh Jessica terbanting ke atas kasur karna ulah Kevin. Laki-laki itu mengungkung tubuh Jessica dengan tubuhnya. "A-apa yang kau lakukan, Kevin Zhang? Menyingkir dari atas tubuhku, kau itu berat."
"Kalau aku tidak mau bagaimana? Bukankah di ruangan ini hanya ada kita berdua, bagaimana kalau kita lewatkan malam yang dingin ini dengan saling menghangatkan?" Kevin menyeringai.
"A-apa maksudmu? A-aku tidak mau, jangan coba-coba mengambil keperawananku atau kau akan mati." Ancam Jessica bersungguh-sungguh. Kevin terkekeh, menjahili Jessica memang sangat menyenangkan dan Kevin menyukainya.
"Aku hanya bercanda. Kenapa kau begitu serius? Aku memang akan melakukannya tapi setelah kau siap. Sudah malam, segeralah tidur." Kevin menempelkan bibirnya pada kening Jessica lama-lama, menyalurkan rasa cintanya yang begitu besar pada sang dara. Dan seketika Jessica merasa kosong setelah Kevin pergi. Kemudian dia menutup matanya, dan dalam hitungan detik saja, Jessica sudah pergi berlayar ke alam mimpinya.
.
Kevin berdiri di balkon kamarnya dengan pandangan tertuju pada langit malam bertabur bintang. Langit malam ini lebih cerah dari malam-malam sebelumnya, manik-manik langit terlihat memainkan sinarnya. Dinginnya malam tak membuat Kevin beranjak sedikit pun dari posisinya, bahkan dia tidak merasa terusik meskipun pakaian yang melekat ditubuhnya sangat kontras dengan udara malam ini. Hanya sebuah singlet putih dan jeans panjang hitam.
Di antara banyaknya bintang di angkasa, hanya ada dua bintang yang menarik perhatiannya. Kedua bintang itu adalah bintang yang bersinar paling terang diantara bintang yang lainnya. Dan jika sedang merindukan kedua orang tuanya, hanya melihat bintang dan mendatangi makam mereka yang selalu Kevin lakukan.
Sepuluh tahun telah berlalu. Tapi luka kehilangan masih begitu membekas di hati dan perasaannya. Terlalu sulit untuk Kevin melupakan kepergian mereka yang begitu tragis. Kevin masih berusaha untuk menemukan siapa pelakunya yang jejaknya hilang bak ditelan bumi. Namun bukan Kevin namanya jika mudah pasrah dan menyerah pada takdir. Kevin pasti akan menemukan mereka dan memberikan balasan yang setimpal.
Kevin membuang putung rokoknya yang hanya tinggal setengah saat tiba-tiba ponsel miliknya berdering. Kevin beranjak dari balkon dan kembali kekamarnya. Satu nama tertera dan menghiasi layar ponselnya yang menyala.
"Hn."
'Boss, apa Anda sudah tidur? Saya sudah menemukan lokasi mereka, seperti dugaan kita sebelumnya, memang mereka yang melakukannya. Sekarang apa yang harus kami lakukan pada mereka?'
"Jangan lakukan apapun sampai aku datang, aku akan tiba di sana dalam waktu lima belas menit," segera Kevin memutuskan sambungan telfonnya begitu saja. Menyambar long vest abu-abu yang tergantung di belakang pintu kamarnya dan pergi begitu saja. Kali ini dia akan pergi sendiri tanpa Woo Hyuk, dia tau jika asistent pribadinya itu sudah tidur mengingat jika ini sudah lewat tengah malam.
Deru suara mobil yang meninggalkan halaman membuat kedua mata Jessica kembali terbuka. Meskipun sangat penasaran, tapi gadis itu tetap enggan untuk bangun dan kembali menutup matanya.
.
Kevin menghentikan mobilnya di halaman luas sebuah rumah sederhana bergaya Eropa kuno yang terletak di pinggiran kota. Kedatangannya langsung di sambut oleh seorang laki-laki berkulit tan yang bernama Kai. Kai mengantarkan Kevin ke ruang bawah tanah di mana dia dan rekannya mengurung tawanannya.
Tiga pria terikat pada sebuah kursi kayu yang tampak usang dengan luka di sekujur tubuhnya. Wajahnya babak belur dan darah terlihat pada hidung, pelipis dan mulutnya yang kemudian menetes menuju dagunya.
BRAAKK...
Salah satu dari ketiga pria itu tersungkur ke lantai karna tendangan Kevin pada dadanya. Kepalanya berbenturan dengan lantai dengan keras hingga berdarah.
"Aku tidak akan memperpanjang masalah ini, dan sebaiknya kalian katakan di mana kalian menyimpan 'Angel Heart' milikku?"
"Benda itu sudah tidak ada pada kami, Tuan, sungguh. Kami berani bersumpah. Seseorang telah mengambilnya dan membawanya kabur ke luar negeri."
"ARRKKHH! KACAU SEMUA." Kevin berteriak marah membuat Kai dan satu temannya lagi 'Jimin' hanya bisa menunduk ketakutan. "Aku tidak mau tau, segera temukan cincin itu bagaimana pun caranya dan aku ingin cincin itu kembali padaku kurang dari 24 jam.
"Baik, Boss."
Angel Heart sendiri merupakan cincin berlian warisan keluarga Zhang yang paling berharga. Digadang-gadang cincin itu merupakan cincin yang paling mahal dan satu-satunya di dunia. Angel Heart adalah cincin turun temurun dan sudah tujuh generasi yang mewarisinya, dan Kevin adalah generasi ke tujuh. Kevin berencana untuk memberikan cincin tersebut pada Jessica karna dia adalah menantu keluarga Zhang satu-satunya. Tapi sayangnya cincin itu saat ini hilang dan Kevin sedang memburu pencurinya.
.
Jessica yang baru saja membuka matanya dikejutkan dengan deretan gaun dan dress yang terletak di sudut kamarnya. Tidak hanya pakaian, ada beberapa set perhiasan dan beberapa pasang sepatu dan semuanya sangat indah dan mewah. Dan tanpa bertanya pun, tentu Jessica tau siapa yang telah menyiapkan semua itu.
Jessica beranjak dari berbaringnya dan berjalan kesudut ruangan. Jari-jarinya memilah satu persatu gaun-gaun itu dengan perlahan. Semua sangat mewah dan elegan, Jessica tidak tau berapa banyak uang yang Kevin keluarkan untuk semuanya. Lalu pandangannya bergulir pada beberapa set perhiasan yang terletak pada satu tempat.
Dan sedikitnya ada sembilan set perhiasan di sana. Terkadang Jessica berfikir, apakah Kevin benar-benar menikahinya karna cinta atau karna hal lain. Tapi melihat sikap dia selama satu tahun ini membuat Jessica merasa yakin bila itu adalah cinta, namun di sisi lain hatinya dia juga merasa ragu karna tiba-tiba Kevin mendatanginya dan langsung menikahinya.
Jessica mengambil nafas panjang dan menghelanya. "Kevin Zhang, sebenarnya apa arti dari semua ini? Benarkah kau menikahiku karna cinta? tapi kenapa rasanya begitu tidak masuk akal. Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?" lirih Jessica bergumam.
"OMO?"
Jae Eun yang baru saja datang langsung dikejutkan dengan puluhan gaun indah dan mewah serta beberapa set perhiasan juga lima pasang sepatu. Jae Eun menghampiri Jessica yang tengah menatap sendu padanya. "Sica, ini....?"
"Kevin Zhang, yang menyiapkan semuanya."
"Apa? Bagaimana mungkin , tuan Zhang, menyiapkan semua ini untukmu?"
"Lalu aku harus menjelaskan bagaimana lagi agar, Bibi, bisa percaya? Bukankah semua sangat nyata dan ,Bibi, juga melihatnya!"
"Sica, kenapa ,Bibi, jadi berfikir jika pria yang kau bicarakan semalam adalah, tuan Zhang, benarkah jika dia orangnya?" tanya Jae Eun memastikan.
"Aku sedang tidak ingin membicarakannya. Hatiku sangat risau, Bibi, aku bingung harus bagaimana sekarang."
Jae Eun menghampiri Jessica kemudian duduk berhadapan dengannya. Jae Eun menatap manik jernih Jessica dengan penuh keseriusan. "Sekarang cerita pada, Bibi. Bibi, tau jika kau sedang menyembunyikan sebuah rahasia besar dari , Bibi."
Jessica menundukkan wajahnya dan menghela nafas. "Aku dan ,Kevin Zhang, kami sudah menikah sejak satu tahun yang lalu. Maaf, Bibi, jika aku baru mengatakannya sekarang. Dia melarangku untuk memberi tau siapa pun tentang pernikahan itu termasuk ,Bibi, dia bilang semua itu demi kebaikkanku." Tutur Jessica panjang lebar.
Jae Eun mendesah berat. Menarik bahu Jessica dan membawa gadis itu ke dalam pelukkannya. "Tidak apa-apa, Bibi, bisa memahami posisimu. Toh semua sudah terjadi, selama dia bisa bersikap baik padamu dan menyayangimu, Bibi, tidak akan mempermasalahkannya."
"Terimakasih, Bibi."
"Sama-sama, Sayang."
Min Jae Eun, adalah satu-satunya keluarga yang Jessica miliki setelah kedua orang tuanya meninggal. Jae Eun sangat menyayangi Jessica dan menganggapnya seperti putri kandungnya sendiri. Selama ini dia bekerja begitu keras agar Jessica bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dia tidak ingin membuat keponakkannya itu sampai menderita.
.
Hari beranjak siang dan Jessica mulai berasa bosan karna tidak ada hal apapun yang bisa dilakukan. Gadis itu meninggalkan kamarnya dan pergi ke lantai satu. Ada hal menarik yang begitu menyita semua perhatiannya, yakni taman mawar berbagai warna yang berada di halaman belakang.
Tiba-tiba Jessica menghentikan langkahnya saat tanpa sengaja berpapasan dengan Kevin yang sepertinya baru tiba dari suatu tempat. Alisnya memicing melihat sebuah perban melingkari kening Kevin dengan bercak darah tepat di atas alis kirinya.
"Kau terluka?" tunjuk Jessica pada perban itu.
"Hanya luka kecil saja, kau tidak perlu merasa cemas, Sayang."
"Ck, memangnya siapa juga yang mencemaskanmu? Kau terlalu percaya diri, Tuan Zhang." Sinis Jessica dan pergi begitu saja. "Aahh," Jessica memekik karna tarikan Kevin, tubuhnya terhimpit pada tembok. "A-apa yang mau kau lakukan, Kevin Zhang?" tanya Jessica gugup.
Alih-alih menjawab, Kevin malah mengangkat dagu Jessica dan mencium bibir ranumnya. Dengan lembut, bibir Kevin ******* dan menghisap bibir tipis Jessica atas bawah bergantian. Rasanya Jessica ingin sekali menghajar Kevin sampai babak belur karna lagi-lagi dia berani mencium bibirnya dengan seenak jidat. Sekeras apapun memberontok, endingnya akan tetap sia-sia, dan yang bisa Jessica lakukan hanyalah pasrah dan menikmati ciuman itu.
.
.
.
BERSAMBUNG.
Makasih ya buat semua yang udah mampir di sini. Jangan lupa buat tinggalkan ❤ dan ratenya. Satu like dan koment kalian sangat berarti buat Author. Salam hangat dari Author Lusica 😊😊😊😊😙😙😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
likeeeee lg kaakkk
likere back yaaa 💃💃
2022-05-29
0
dhapz H
nikmati aja ciuman kevin gak usah berontak
2022-04-17
0
Rozh
🌹
2021-03-10
0