Jae Eun benar-benar merasa bingung harus melakukan apa sekarang. Jessica berada dalam bahaya tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bisa saja Jae Eun menghubungi polisi dan meminta bantuan pada mereka, tapi hal itu hanya akan membuat nyawa Jessica semakin bahaya. Berkali-kali Jae Eun menghubungi Kevin, tapi ponselnya tidak aktif.
Enam jam telah berlalu dan Jae Eun tidak tau bagaimana nasib Jessica sekarang. Jae Eun tidak menduga bila orang itu akan menggunakan Jessica sebagai alasan utang piutang yang jelas-jelas sudah selesai sejak lama. Jae Eun sudah melunasinya termasuk bunga-bunganya.
Jae Eun tau jika rentenir itu sudah sejak lama mengincar keponakkannya dan dia tidak menduga bila dia akan membawa Jessica dengan cara seperti ini.
Dan sementara itu. Kevin yang sedang berada di cafe bersama ketiga sahabatnya tanpa sengaja mendengar percakapan dua pria yang langsung menarik semua perhatiannya.
"Kau yakin tentang itu?"
"Tentu saja aku yakin, karna aku sudah melihatnya sendiri dengan mata kepalaku. Dia adalah gadis tercantik yang pernah kulihat. Dia memiliki paras bak boneka barbie dan kulit seputih porselen. Rambutnya panjang dan indah, matanya begitu cantik dan bercahaya. Kalau tidak salah gadis itu bernama, Han In Jung."
Mata kanan Kevin sontak membelalak. Kevin memasang baik-baik kembali pendengarannya dan mendengar apa yang kedua pria itu bicarakan selanjutnya.
"Mendengar ceritamu membuatku sangat penasaran. Ngomong-ngomong dari mana boss bisa mendapatkan gadis secantik itu? Dari utang piutang lagi?" tebaknya benar.
"Hahahah! Kau seperti tidak mengenal boss dengan baik saja. Lagi pula apa yang bisa di lakukan Min Jae Eun sekarang, dia tidak memiliki kuasa apapun di negeri ini apalagi uang yang banyak. Jelas-jelas dia itu bodoh, dan aku berani bersumpah jika saat ini dia sedang menangis darah karna kehilangan keponakkan tercintanya."
"Bagaimana jika kita beli gadis itu setelah boss menikmati tubuhnya? Meskipun sudah menjadi sisa, tapi jika gadis cantik aku tidak ada masalah."
"Aku rasa bukan ide yang buruk, tapi kau harus bersabar karna masih ada waktu beberapa jam lagi. Boss, tidak mungkin langsung memakainya, biasanya dia akan menyimpan barang bagus untuk digunakan terakhir."
"Aku tidak masalah. Yang penting bisa merasakan tubuhnya juga, hahahah!"
Gyutt! Kevin menggepalkan tangannya. Emosinya benar-benar tidak terbendung lagi dan Iblis dalam dirinya mulai mengambil alih. Dengan emosi yang telah memuncak, Kevin bangkit dari duduknya dan menghajar kedua pria itu hingga membuat keduanya babak belur.
Justin, Leon dan Daniel yang begitu terkejut langsung menahan Kevin sebelum dia menjadi semakin gelap mata.
"Kevin Zhang, hentikan! Apa-apaan kau ini? Kenapa kau menghajar orang tanpa alasan?" bentak Daniel sambil memegangi lengan Kevin.
"Lepaskan , Daniel Cho." Kevin menutup matanya dan menggeram rendah.
"Tidak," tegas Daniel.
" Aku bilang lepaskan, Daniel Cho." Pinta Kevin sekali lagi.
"Tidak," Daniel tetap bersikukuh.
Detik berikutnya mata itu kembali terbuka , tubuh Daniel menegang dan membeku melihat tatapan Kevin yang menyerupai Iblis. Meskipun hanya melalui mata kanannya.
Tapi hal tersebut sukses untuk membuat seorang Daniel Cho ketakutan. Dengan segera Daniel melepaskan cengkramannya pada lengan Kevin.
Kevin menarik pakaian salah satu dari kedua pria tersebut. "Katakan, di mana bossmu menyekap gadis itu?" tanya Kevin dengan ujung pistol menempel pada kening pria dalam balutan kemeja abu-abu tersebut.
"Club Night Bar, di sana boss menyekap gadis itu." Jawabnya ketakutan.
Kevin mendorong tubuh pria itu dengan keras hingga kepalanya berbenturan dengan lantai. Kevin yang sudah di kuasa emosi mengangkat pistolnya dan langsung menembak mati kedua pria tersebut.
Tanpa menghirukan ketiga sahabatnya, Kevin pergi begitu saja. Dan sebelum pergi tak lupa Kevin meninggalkan sejumlah uang untuk membayar kerusakan yang dia ciptakan.
Dan sementara itu. Justin, Leon dan Daniel langsung bertukar pandang. Belum pernah sekali pun mereka melihat jika seorang Kevin Zhang bisa peduli pada orang lain apalagi itu adalah seorang wanita.
Dan sontak kedua mata ketiga pria tampan itu membelalak tak percaya, dengan lantang ketiganya berseru dengan keras dan kompak.
"Mungkinkah gadis itu adalah ... ISTRI KEVIN YANG TERSEMBUNYI!"
🌹🌹🌹🌹
Kevin menghentikan mobilnya di Club Night Bar. Beberapa pria terlihat membungkuk padanya. Mereka tentu tau seorang Kevin Zhang.
Dia begitu terkenal karna keberhasilannya di usia muda dalam mengembangkan perusahaannya dan Kevin adalah salah satu pelanggan di sana. Kevin dan teman-temannya sering menghabiskan waktunya di club tersebut.
Di tengah langkahnya, Kevin mendengar bisik-bisik beberapa pengunjung yang menyebut-nyebut nama Darco, seorang lidah darat yang selalu memanfaatkan kelemahan para korbannya untuk meraup sebuah keuntungan yang besar.
"Di mana , Darco, menyekap gadis itu?" tanya Kevin pada pria berkepala plontos dihadapannya.
"Tu-Tuan Zhang! Apakah Anda tertarik juga pada gadis itu? Sebaiknya Anda menunggu sebentar karna tuan Mir akan segera membawanya keluar untuk dilelangkan."
"Jangan banyak bicara, katakan di mana ******** itu menahannya?" tanya Kevin sambil mengacungkan senjatanya pada pria dihadapannya.
Tubuh pria itu langsung dipenuhi keringat dingin. "Ba-baik , Tuan, saya akan mengatakan pada Anda. Tapi bisakah Anda menyingkirkan dulu senjata itu dari kepala saya?"
"CEPAT KATAKAN." Bentak Kevin menuntut,
"Baik-baik. Ruangan VVIV, kamar 306."
Dorrr.. Dan pada akhirnya pria itu tetap meregang nyawa. Kevin menghabisinya dan meninggalkan mayatnya begitu saja. Meskipun banyak pasang mata yang melihatnya.
Tapi tak satu pun dari mereka ada yang berani menahan apalagi melaporkan Kevin kepada pihak yang berwajib. Mereka tidak ingin menggali kuburnya sendiri dengan mencari masalah dengan Iblis dalam wujud Malaikat seperti Kevin.
🌹🌹🌹🌹
PLAKK....
Beberapa tamparan mendarat mulus pada kedua pipi Jessica. Wanita itu menampar pipi Jessica secara berulang-ulang karna gadis itu terus memberontak ketika hendak di make up dan Jessica juga menolak untuk memakai gaun super sexy yang telah dia siapkan.
"Berhenti menguji kesabaranku gadis sialan. Diam dan menurutlah lalu pakai gaun itu."
"Aku tidak mau!" teriak Jessica di depan wajah wanita itu. Tubuhnya terikat hingga Jessica tidak bisa berbuat apapun selain berharap pada Kevin. Karna hanya dia satu-satunya orang yang bisa menyelamatkannya saat ini.
"Kau....! Apa kau sudah bosan hidup, eo? Dan gadis pembangkang sepertimu memang harus di beri pelajaran." Wanita itu mengeluarkan sebuah cambuk. Kedua mata Jessica membelalak melihat wanita itu mengangkat tinggi-tinggi cambuknya dan....!
BRAKKK.... Pintu berpelitur elegan itu di dobrak dari luar. Membuat perhatian Jessica dan wanita itu teralihkan seketika. Kedua mata Jessica berkaca-kaca melihat siapa yang datang. Sedangkan wanita itu tampak terkejut melihat kedatangan orang itu.
"Tu-tuan Zhang." Pekiknya terkejut. Kemudian wanita itu menarik sudut bibirnya dan menghampiri Kevin. "Tuan Zhang, saya tidak menduga jika Anda akan datang. Apa Anda datang untuk saya? Tunggulah sebentar sampai aku membereskan gadis tak tau diri ini."
"Minggir." Dengan kasar Kevin mendorong tubuh wanita itu hingga terjerambat ke lantai.
Kevin melepas vest dan kemejanya lalu menakupkan kemeja itu pada tubuh Jessica yang sedikit tereksposh. Jika dia tidak dalam keadaan yang sangat buruk. Mungkin Jessica sudah berteriak histeris melihat Kevin yang sedang bertelanjang dada.
"Kevin ... Huaaaa!" Jessica langsung berhambur ke dalam pelukkan Kevin dan menangis sejadi-jadinya dalam pelukkan pria bermarga Zhang tersebut. "Huks, aku takut. Aku sangat-sangat takut." Lirihnya terisak.
Kevin menutup mata kanannya. "Tenanglah, aku ada di sini. Semua akan baik-baik saja, aku pasti akan membawamu keluar dari sini dengan segera. Setelah aku membereskan cacing-cacing itu tentunya." Kevin melepaskan pelukkannya.
Jari-jarinya menghapus sisa jejak air mata di wajah Jessica. Kevin menggeratkan gigi-giginya melihat luka memar pada pipi Jessica. "Apa wanita itu yang melakukannya?" Jessica mengangguk.
Kevin menyambar vest hitamnya yang tergeletak di lantai lalu memakainya. Dengan emosi tertahan. Kevin menghampiri wanita itu yang terlihat begitu ketakutan.
"Jadi tangan ini yang kau gunakan untuk menamparnya?" geram Kevin marah.
"Tu-tuan Zhang, saya mohon ampuni saya. Tu-tua Darco yang menyuruh saya dan dia mengatakan saya bisa melakukan apa pun padanya jika dia tidak mau menurut."
"Siapa pun yang berani menyentuh apalagi menyakiti Istriku tidak akan pernah aku maafkan." Tegas Kevin. Kedua mata wanita itu membelalak, Kevin menghabisinya bahkan sebelum dia sempat berteriak. Tubuh itu ambruk di lantai dengan luka memanjang pada lehernya. Kemudian Kevin berbalik dan menghampiri Jessica yang sedang menutup matanya. "Tidak apa-apa, semua sudah berakhir." Bisik Kevin dan mengangkat tubuh Jessica.
Langkah Kevin dihentikan oleh Darco dan anak buahnya yang datang untuk menjemput Jessica karna sudah tiba waktunya untuk melelangnya. Darco begitu terkejut melihat kedatangan Kevin.
"Tu-tuan Zhang. Sedang apa Anda di sini? Dan kenapa gadis itu ada pada Anda? Anda tidak bisa membawanya begitu saja, saya sudah mengeluarkan uang banyak untuk membelinya."
"Benarkah? Bukankah kau memanfaatkan kelemahan bibinya untuk mendapatkannya. Dan sekarang kau dalam masalah besar, Darco Mir. Kai, Jimin, urus mereka." Perintah Kevin pada mereka berdua yang baru saja tiba di sana
"Baik Boss."
Kevin melanjutkan langkahnya. Dan kematian adalah harga paling mahal yang harus Darco bayar karna berani menyakiti dan menempatkan Jessica dalam bahaya.
🌹
🌹
🌹
Sebuah perban berukuran cukup lebar menutup luka memar di pipi kanan Jessica dan perban lain membebat pergelangan tangannya.
Kevin tidak membiarkan orang lain melakukannya dan dia sendiri yang mengobati memar pada wajah dan tubuh Jessica. Dipunggungnya juga ada luka memanjang seperti bekas cambukkan.
"Mereka benar-benar sudah sangat keterlaluan." Geram Kevin marah.
"Apa kau tau bagaimana takutnya aku tadi? Aku fikir hidupku akan berakhir malam ini juga." Air mata Jessica kembali mengalir dari mata hazelnya.
Kevin menarik bahu Jessica dan memeluknya. Isakan gadis itu semakin keras. Jari-jari lentiknya mencengkram vest hitam yang membalut tubuh Kevin. Terbesit sebuah penyesalan di hati Kevin.
Jika saja dia bisa menjaga Jessica pasti hal itu tidak pernah terjadi dan Jessica tidak akan mengalami hal yang sangat buruk,
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Muliahati Ziliwu
Kevin garang tp istri tanpa pengawal dibiarkan dirmh hanya berdua dgn nenek yg ga bs berbuat apa"
2024-01-12
0
Dipika
Masih setia di sini thor
2021-02-07
0
Mirai Harumi
riques 1 eonn yg kaya kevin boleh kah😃
2020-12-23
2