"KEVIN!'
Jessica berteriak kencang melihat tubuh Kevin tiba-tiba mengalami kejang setelah seorang suster menyuntikkan sesuatu ke dalam infusnya. Tanpa membuang waktu Jessica langsung menarik selang infus yang menancap pada pergelangan tangan Kevin sebelum cairan itu masuk semakin banyak.
Cairan Infus yang awalnya berarna putih seketika menjadi merah pekat setelah cairan itu disuntikkan .Dan sudah dapat dipastikan jika cairan infus tersebut telah terkontaminasi oleh racun.
Entah apa yang dipikirakannya. Tiba-tiba Jessica menyayat lengan Kevin dan berusaha mengeluarkan racun yang sudah masuk melalui mulutnya. Jessica menghisap darah Kevin dan meludahkannya, dan dia melakukannya sampai berkali-kali. Meskipun Jessica tau jika yang dia lakukan itu sangat beresiko tinggi, tapi dia tidak peduli. Karna yang paling penting saat ini adalah nyawa Kevin terselamatkan terlebih dulu.
Semakin lama, Jessica merasa pandangannya semakin mengabur. Kepalanya pusing luar biasa, tapi Jessica tetap tidak mau menyerah. Keringat dingin mengucur deras dari keningnya dan dadanya terasa sesak hingga membuatnya sulit untuk bernafas. Dan detik berikutnya tubuh Jessica ambruk dan terkulai di lantai, dirinya berada di antara hidup dan mati. Semakin lama, kelopak matanya semakin terasa berat untuk tetap di buka dan mata itu benar-benar tertutup beberapa detik berikutnya.
BRAKKK....!!
"SICA...,"
Jimmy dan Devan memekik kencang melihat tubuh Jessica terkulai di lantai dalam keadaan tak sadarkan diri. Suhu tubuhnya terasa dingin dan wajahnya pucat pasi. Jimmy merasakan bila denyut nadi Jessica begitu lemah. Kedua mata Devan membelalak setelah mencium aroma racun yang begitu kuat menguar di sekitar cairan infus yang tumpah di lantai.
Kemudian Devan dan Jimmy saling bertukar pandang dan keduanya sama-sama memekik dengan keras. "Itu .... racun!"
🌹
🌹
🌹
Kelopak mata kanan Kevin terbuka perlahan, kepalanya benar-benar pusing luar biasa seperti ada bongkahan batu besar yang menghantamnya. Kevin mencoba mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi tapi tidak bisa. Devan dan Jimmy langsung menghampirinya dan memastikan keadaannya.
"Akhirnya kau sadar juga. Apa kau tau bagaimana paniknya kami tadi."
Lalu pandangan Kevin menyapu, dia tidak menemukan keberadaan Jessica di sana, seingatnya gadis itu tadi ada bersamanya sebelum dirinya pingsan. "Kau mencari Jessica?" tanya Jimmy memastikan. Kevin memicingkan alis kanannya melihat pandangan Jimmy berubah sendu.
"Apa yang sebenarnya sedang kalian sembunyikan dariku?" tanya Kevin menuntut penjelasan.
"Ini mengenai Jessica,"
"Ada apa dengan dia?" sekalo lagi Kevin bertanya.
"Saat ini keadaannya sedang kritis. Racun yang dia coba keluarkan dari tubuhmu malah masuk ke dalam tubuhnya. Jessica masih terbaring koma dan dokter tidak tau kapan dia akan sadar kembali." Tutur Devan.
JLEDERR....! Bagaikan tersambar petir di siang bolong. Hati Kevin hancur berkeping-keping setelah mendengar penuturan Devan. Dan tanpa memikirkan keadaannya sendiri yang masih sangat lemah, Kevin mencabut selang infusnya dan pergi menemui Jessica. Dan Kevin belum bisa merasa tenang sebelum melihatnya.
"Kevin, apa yang kau lakukan?" kaget Jimmy dan segera menahan tubuh keponakkannya itu yang nyaris terjatuh.
"Lepaskan, Jimmy Lee, aku harus melihat keadaan ,Jessica." Dengan kasar Kevin menyentak tangan Jimmy dan meninggalkannya begitu sajal Kevin berjalan dengan sedikit tergopoh-gopoh. Di luar beberapa penjaga hendak membantunya, tapi Kevin menolaknya.
Langkah kaki Kevin terhenti. Dia tiba di ruangan di mana Jessica berada dan terbaring koma. Di tubuhnya di penuhi selang-selang yang membantu menopang kehidupannya. Kevin terhuyung kebelakang dan nyaris terjatuh jika saja Jimmy tidak segera menahannya. "Kenapa, kenapa kalian biarkan hal ini terjadi padanya? KENAPA?" bentak Kevin penuh amarah. Tatapannya begitu tajam dan penuh intimidasi.
"Jika kami bisa , pasti kami sudah mencegahnya. Karna saat aku dan Jimmy Hyung tiba di sana Jessica sudah tak sadarkan diri." Jelas Devan.
"Aarrrkkkhh...." Kevin berteriak dan memukul tembok di hadapannya dengan sangat keras, membuat ruas-ruas jarinya terluka dan mengelupas. "Segera temukan pelakunya dan seret dia kehadapanku dalam keadaan hidup-hidup." Kevin melirik Kai dan Jimin yang berdiri di belakang Jimmy dan Devan.
"Baik Boss."
Dan Kevin tidak akan melepaskan orang itu. Dia harus mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang telah dia lakukan.
🌹
🌹
🌹
Kevin menatap sendu pada sosok gadis yang tengah terbaring tak sadarkan diri itu. Iris kanannya yang dingin mentap gadis itu dengan penuh penyesalan. Nyaris saja air matanya terjatuh, hatinya benar-benar hancur melihat Jessica seperti ini. Dan yang lebih menyakitkan lagi, gadis itu terbaring koma setelah berusaha menyelamatkan nyawanya.
Kevin meraih tangan Jessica yang terasa dingin. Dengan lembut jari-jarinya memggenggam tangan mungil gadis bermarga Han tersebut. Iris matanya memancarkan sebuah penyesalan yang begitu besar, dan Kevin tidak mungkin bisa memaafkan dirinya sendiri jika hal buruk sampai menimpanya.
"Bangun, Sayang, sampai kapan kau akan tidur terus seperti ini?" lirih Kevin parau.
Sudah hampir satu minggu namun masih belum ada perkembangan sediit pun pada keadaan Jessica. Tidak ada yang tau pasti kapan gadis itu akan bangun, racun yang masuk ke dalam tubuhnya benar-benar ganas dan mematikan. Jika pada saat itu Jimmy dan Devan telat satu detik saja, mungkin saat ini Jessica hanya tinggal nama. Dan hal serupa mungkin juga pasti sudah menimpa Kevin bila Jessica tidak mempertaruhkan hidupnya demi menyelamatkan nyawanya.
Kepala Kevin sedikit menoleh ke belakang mendengar derap langkah kaki yang datang. Di sana terlihat Jae Eun menghampiri Kevin kemudian berdiri di samping kanannya.
"Bahkan dia tetap terlihat cantik dalam keadaan tidur sekali pun. Keponakkanku yang cantik, sebenarnya mimpi indah apa yang sedang kau alami saat ini sampai-sampai kau tidak mau membuka matamu. Lihatlah siapa yang duduk di sini dan menunggumu dengan sedih? Segera bangun, Sica-ya, kembali pada kami, kami sangat merindukanmu."
Air mata Jae Eun benar-benar sudah tidak terbendung lagi. Wanita itu memangis sejadi-jadinya. Sama halnya Kevin, Jae Eun juga sangat takut bila Jessica tidak akan pernah kembali lagi.
Kemudian Jae Eun menyeka air matanya. "Tuan Zhang, sebaiknya Anda istirahat sekarang. Sudah beberapa hari Anda tidak tidur dan sekarang biarkan saya yang menemaninya." Ucap Jae Eun membujuk.
"Tidak usah, aku akan tetap di sini dan menunggunya sampai dia bangun. Sebaiknya kau pulang, biar Kai mengantarkanmu."
Jae Eun ingin sekali menolak karna dia masih ingin menemani Jessica. Tapi dia juga tidak bisa menentang kata-kata Kevin. Kevin adalah suaminya dan orang yang sudah menjamin hidup Jessica dengan memberikan kehidupan yang layak selama ini, jadi dia lebih berhak atas Jessica dibandingkan dirinya.
"Kevin Zhang....." Mata kanan Kevin yang semula tertutup, terbuka seketika setelah mendengar suara lembut seseorang yang begitu familiar tiba-tiba berkaur di dalam telinganya dengan nada yang begitu lemah. Mata itu membelalak melihat gadisnya telah membuka kembali matanya dan tengah tersenyum lembut padanya. "Aku lega melihatmu baik-baik saja."
"Jessica!"
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Dipika
Sica aku sedihhh
2021-02-07
0
Caramelatte
eyo kakak author! Ku mampir nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗
2021-01-11
0
triana 13
lanjut
2020-12-26
1