Waktu sudah menunjuk pukul 12.00 siang. Wajah orang-orang di ruang rapat Jaesin Corp masih tetap tegang. Mereka tegang bukan karna kelaparan, ketegangan ini karna keluarnya Petter Hao dari proyek besar yang akan di lakukan.
"Ini tidak bisa dibiarkan, Tuan Shin. Hao Group , adalah satu-satunya partner Jaesin Corp yang memberikan Investasi terbesar. Dan jika mereka memutuskan untuk menarik semua Investasinya, maka kita terancam bangkrut." Seru salah sau dewan direksi.
Shin Daehun merasakan kepalanya semakin pening. Ia tidak perna menduga bila satu-satunya partner mereka yang paling menjanjikan malah menarik semua investasinya.
"Tenang para dewan direksi yang terhormat. Masalah ini masih bisa kita atasi." Ucap Shin Jaesuk berusaha menenangkan semua dewan direksi yang di liputi ketegangan tingkat tinggi ini.
"Apa kau bercanda? Bagaimana kita semua bisa mengatasinya? Kenapa kalian anak muda selalu menggampangkan masalah? Masalah yang kita hadapi saat ini benar-benar serius, dan proyek kita terancam tidak bisa berjalan. Jika hal itu sampai terjadi, lalu bagaimana nasib Jaesin dan semua orang yang terlibat didalamnya?" seru Nam Ha Neul salah satu dewan direksi.
"Kalau begitu saya sendiri yang akan bertemu dengan perwakilan Hao Group. Mereka pasti mau mendengarkannya jika kita kembali membicarakan masalah ini." Tukas Jaesuk.
Ha Neul menghela nafas. "Kau tidak akan mengerti, Tuan Muda Shin. Petter Hao memilih bergabung dengan SC Group, ini SC Group." Seru Ha Naeul dengan suara meninggi.
Kalimat-kalimat yang keluar dari bibir semua orang di dalam ruangan membuat kepala Shin Daehun semakin pening. Dan habislah sudah, tidak akan ada harapan lagi jika yang bersaing dengannya adalah SC Group.
Semua akan menjadi sulit apalagi CEO SC Group adalah orang yang paling berpengaruh di tiga Benua.
'Bocah brengsek itu, sepertinya dia benar-benar ingin membuatku hancur. Kevin Zhang, aku tidak akan memaafkanmu, dan sepertinya tidak ada jalan lain selain aku harus menemuinya secara pribadi.'
"Tenang semuanya." Setelah cukup lama bungkam. Akhirnya Daehun mulai membuka suara. "Aku sendiri yang akan berbicara dengan Petter Hao dan Kevin Zhang. Dan rapat hari ini cukup sampai di sini."
Suasana di dalam ruangan itu menjadi hening seketika. Daehun keluar dari ruang rapat diikuti oleh Jaesuk. Setibanya di dalam ruangan ayahnya, Jaesuk langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.
"Ayah, jelaskan padaku, bukankah selama ini perusahaan kita tidak pernah memiliki masalah dengan SC Group. Lalu kenapa sekarang SC Group malah berusaha membuat perusahaan kita bangkrut?" tanya Jaesuk meminta penjelasan.
"Ini semua memang salah, Ayah. Ayah yang menyebabkan semuanya, kekacauan yang terjadi kali ini adalah kesalahan, Ayah. Ayah, sudah mencuri proyek SC Group dan menjualnya pada tuan Jerry, tapi Ayah tidak menduga jika perbuatan Ayah akan ketahuan dan sekarang kita dalam masalah besar."
"Aaarrrkkhh, kenapa Ayah begitu bodoh, hah? Jika sudah begini lalu kita harus bagaimana? Dan sekarang kerugiaan perusahaan kita mencapai Miliyaran Won! Lalu bagaimana Ayah akan bertanggung jawab? Haah." Jaesuk mengusap wajahnya dengan kasar.
Tidak ada jalan lain lagi selain harus bertemu dan bicara langsung dengan Kevin. "Aku akan mengurus masalah ini. Dapatkan kembali proyek itu dan kembalikan uang Jerry Zhang. Aku pergi."
🌹🌹🌹🌹
Di tempat dan di lokasi berbeda. Kevin menyeringai puas. Berita yang baru saja dia terima membuat hatinya begitu senang. Seringai tipis yang tersungging di sudut bibirnya tidak di sadari oleh ketiga sahabatnya. Kemudian Kevin mematikan ponselnya dan memasukkan kembali ke dalam saku long vestnya.
"Hyung, sebenarnya kau ini baru kesambet setan jenis apa? Akhir-akhir ini kau menjadi sangat aneh. Omo, jangan bilang jika itu adalah tanda-tanda orang yang akan segera menemui ajalnya." Cerocos Leon dengan mata membelalak.
"Yakk! Tiang gila, jadi kau menyumpaiku mati?" amuk Justin pada Leon.
Leon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Jangan salah paham dulu, Hyung. Habisnya sikapmu akhir-akhir jadi aneh, kau jadi tidak pelit lagi pada kita-kita. Apa jangan-jangan kau baru saja menang lotre?" tebak Leon dengan asal.
"Dasar Tiang bodoh, jelas-jelas itu adalah tanda-tanda orang yang sedang jatuh cinta." Sahut Daniel menyahuti.
"Benarkah?" mata Leon membulat. Justin mengangguk. "Kkyyyaaa! Itu artinya kau harus lebih sering-sering bersedekah lagi, Hyung. Biar gadis yang kau sukai bisa suka juga padamu. Kalau dia tau kau orang yang pelit, pasti dia akan langsung kabur. Tapi kalau dia tau kau orang yang royal, pasti dia lebih muda untuk di dapatkan." Tutur Daniel.
Kevin bangkit dari duduknya saat ponselnya kembali berdering dan nama Jessica tertera pada layarnya yang menyala. Kevin mulai merasa jengah mendengar obrolan ketiga sahabatnya yang tidak berfaedah sama sekali. Dan mungkin saja saat ini gadisnya sedang menunggunya, jadi lebih baik dia langsung menemuinya.
🌹🌹🌹🌹
Nara memicingkan matanya melihat Jessica yang sedari tadi hanya sibuk dengan ponselnya. Dia tidak tau siapa orang yang sedang berkirim pesan dengan sahabatnya tersebut sampai-sampai dia terlihat begitu serius.
"Nara, Minho, aku duluan ya. Jemputkanku hampir sampai, aku pergi dulu, bye." Jessica bangkit dari duduknya dan meninggalkan kedua sahabatnya begitu saja.
Tiba-tiba Nara merasa penasaran dengan sosok pria yang selama ini selalu bersama Jessica. Nara memang sering melihatnya tapi tidak secara jelas. Tak ingin rasa penasarannya akhirnya membunuh dirinya. Nara memutuskan untuk mengikuti Jessica dan mencari taunya. Tidak sendiri pastinya, Nara membawa serta Minho juga.
"Yakk!! Nunna, pelan-pelan." Seru Minho. Hampir saja dia terjungkal ke depan.
"Ck, kau ini lamban sekali jadi laki-laki. Kita bisa kehilangan jejaknya." Kata Nara.
Sementara itu. Jessica sudah tiba di tempat di mana dia akan bertemu dengan Kevin. Sesekali gadis itu menoleh ke arah jalan tapi belum ada tanda-tanda jika mobil Kevin akan segera tiba.
Gadis itu mendengus berat. Bibirnya terus saja berkomat-kamit tidak jelas, dan selang beberapa saat yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.
Seorang pria tampan dalam balutan pakaian hitam lengan terbukanya keluar dari mobil hitam metalic tersebut dan menghampiri Jessica. Tanpa basa basi orang itu langsung mencium bibir Jessica, singkat. "Maaf, aku sedikit terlambat. Kau ingin pergi ke mana setelah ini?" tanya Kevin.
"Awalnya aku ingin marah padamu, tapi melihat kau begitu baik padaku aku tidak jadi marah. Umm, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke Jeju Island? Aku ingin menikmati keindahan pantai di sana." Kedua mata Jessica berbinar-binar.
"Bukan ide buruk. Baiklah kita pergi ke sana." Kevin tersenyum sambil membelai pipi Jessica. Jessica tersenyum dan berhambur memeluk Kevin, dia terlalu bahagia karn Kevin mau mengabulkan permintaannya.
"Lalu bagaimana dengan kami berdua, Boss?" tanya Lay yang sedari tadi juga berada di sana.
"Hari ini kalian aku bebaskan. Dan ini bonus untuk kalian berdua." Kevin melemparkan sebuah amplop yang cukup tebal pada Lay.
Tao langsung merebutnya karna penasaran seberapa banyak isinya. Kedua matanya langsung hijau melihat banyaknya uang bonus yang Kevin berikan pada dirinya dan Lay.
"Kkkyyyyyaaa! Malam ini kita berpesta. Angela, Laura, tunggu aku!" Tao begitu heboh, dia sangat-sangat bahagia karna malam ini bisa bersenang-senang dengan beberapa Lolita cantiknya.
Di sisi lain. Nyaris saja Nara jatuh pingsan setelah mengetahui siapa orang yang di temui oleh Jessica. Berkali-kali dia meminta Minho untuk mencubit lengannya hanya untuk meyakinkan dirinya sendiri jika yang dia lihat itu bukanlah mimpi tapi sesuatu yang nyata.
"Aauu, sakit. Ya Tuhan, jadi istri yang selama ini dirahasiakan oleh Kevin Zhang adalah sahabatku sendiri?" gumam Nara tak percaya. Sungguh ini adalah sebuah fakta yang sangat mengejutkan dan mampu membelalakkan dunia. "Minho, anggap kita tidak pernah melihat apa-apa. Jika , tuan Zhang, menyembunyikan Jessica karna ingin melindunginya. Maka kita juga harus melakukan hal yang sama." Tutur Nara.
"Oke , Nunna."
🌹🌹🌹🌹
Deburan ombak yang berbenturan dengan batu karang langsung menyapu indera pendengaran Jessica ketika kedua kakinya berpinjak pada pasir pantai yang halus. Gadis itu melepas sepasang hils cantiknya dan berjalan di atas pasir tanpa alas kaki. Jessica berlari menuju bibir pantai sementara Kevin memilih duduk di atas pasir sambil memperhatikan Jessica dari kejauhan.
"Kyyyaaa....!!"
Gadis itu selalu berteriak histeris setiap kali melihat gulungan ombak menghampirinya dan menyapu kedua kakinya. Sesekali dia terkekeh, membuat sosok pria yang sedari tadi memperhatikannya hanya bisa terkekeh sambil menggelengkan kepala melihat tingkah gadisnya.
"Kevin Zhang, kemarilah, kita bermain bersama." Seru Jessica sambil melambaikan tangannya.
"Hn, kau saja." Jawabnya datar.
Jessica mencerutkan bibirnya. "Dasar patung es menyebalkan." Mengabaikan Kevin yang menolak untuk menemaninya bermain. Jessica kembali melanjutkan kegiatannya bermain-main dengan ombak. Namun tanpa Jessica sadari, tiba-tiba Kevin berdiri. Kevin menarik lengan Jessica dan langsung mencium bibirnya. Membuat kedua mata Jessica membelalak saking kagetnya.
Perlahan kedua matanya terpejam. Kedua tangannya mengalung pada leher Kevin. Mereka berciuman dengan berpayungkan langit senja dan di temani deburan ombak yang berbenturan dengan batu karang. Ciuman yang awalnya begitu lembut semakin lama berubah menjadi ciuman keras yang menuntut.
Kemudian Kevin menarik dirinya sesaat untuk menatap kedua iris Jessica yang begitu jernih. Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyum kecil di wajah tampannya. Kevin memeluk tubuh Jessica dan berbisik lirih. "Aku menginginkanmu, Jessica Zhang, aku ingin memilikimu seutuhnya," bisiknya sambil menutup matanya.
"Lakukan, aku tidak merasa ragu lagi, kau boleh memilikiku seutuhnya. Karna aku memang milikmu, Kevin Zhang."
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
S Anonymous
20 like mendarat👍
Salam kenal dan salam semangat Kak dari "Calon Istri vs Mantan Istri"
2021-02-16
0
Dipika
Sampai sini dulu ya thorr
2021-02-07
0
Tina Anton
Mantul
2021-01-25
1