"Mau apa kau?!"
Jessica bergerak mundur saat melihat Kevin berjalan menghampirinya. Merasa terancam dengan sikap dan perilaku pria itu. Jessica pun segera mengambil ancang-ancang untuk melawannya.
"Jangan berlebihan, Sayang. Aku sangat merindukanmu. Dan begini kah caramu bersikap?! Bukanlah kau juga sangat merindukanku?"
"Cih, percaya diri sekali kau. Memangnya siapa yang merindukan pria menyebalkan sepertimu!!!"
"Begitulah, kita lihat saja apa yang masih bisa kau lakukan setelah ini!!!"
"Aaahhh, DASAR PRIA MESUM, LEPASKAN AKU!!"
Jessica memekik kencang saat Kevin menarik lengannya hingga gadis itu jatuh di dalam pelukannya. Sebelah tangan Kevin memeluk pinggang ramping Jessica, dan selanjutnya Jessica merasakan sebuah benda lunak dan basah menyapu permukaan bibirnya. Di susul lum*tan-lum*tan yang memabukkan.
Dan sementara itu. Woo Hyuk yang kebetulan juga berada di ruangan itu hanya bisa menelan salivanya melihat bagaimana agresifnya tuan muda-nya saat mencium bibir Jessica. Woo Hyuk sampai berkeringat dibuatnya. Diam-diam Woo Hyuk menarik sudut bibirnya dan tersenyum penuh arti. Tuan mudanya yang terkenal sangat dingin dan selalu memberikan tatapan tajam pada semua orang justru melakukan hal sebaliknya saat sudah berhadapan dengan Jessica. Bahkan dia tidak merasa marah ataupun tersinggung meskipun gadis itu selalu berbicara dingin dan ketus padanya.
Dan sebelum Jessica menyadari keberadaannya dan merasa malu, buru-buru Woo Hyuk meninggalkan ruangan tersebut.
"Malam ini sebaiknya menginap saja di sini."
"Apa kau gila! Bagaimana dengan ,bibi? Dia bisa khawatir setengah mati jika aku tidak pulang tepat waktu."
"Jika itu masalahnya, aku akan meminta seseorang untuk menjemputnya. Kau bisa mengatakan pada ,bibimu, jika kau menang sebuah undian dan hadiahnya menginap di mansion ini selama satu minggu, beres kan,"
Jessica mencerutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak tau dengan jalan pikiran pria dingin itu. Orang kaya memang berbeda, mereka selalu menganggap setiap masalah sebagai hal yang biasa saja termasuk pria dihadapannya.
"Aku harus pergi sekarang, maaf tidak bisa menemanimu malam ini." Ucap Kevin penuh sesal.
"Cih, memangnya siapa juga yang ingin di temani oleh pria menyebalkan sepertimu. Kalau mau pergi, ya pergi saja." Sinis Jessica, lagi-lagi Kevin terkekeh. Kevin meninggalkan Jessica begitu saja setelah mencium keningnya.
.
Woo Hyuk menghampiri Kevin di ruangannya sambil menggenggam sebuah map yang kemudian dia berikan pada tuan mudanya.
"Bagaimana, apa semuanya sudah siap?" tanya Kevin pada pria dihadapannya.
"Semua sudah siap, Tuan Muda, saya sudah menyelidiki semua yang Tuan inginkan selama satu minggu ini." Nam Woo Hyuk menjawab pertanyaan tuan mudanya.
"Bagus , ini akan sangat berguna dan menguntungkan kita."
"Tentu saja, Tuan Muda, karna mata-mata saya bukan orang sembarangan."
"Lalu bagaimana surat-surat yang aku minta padamu dua hari yang lalu? Apa kau sudah menyiapkannya juga?" tanya Kevin lagi.
"Sudah, Tuan Muda. Tinggal Anda menandatanganinya saja." Jawab Woo Hyuk.
Mendengar jawaban Woo Hyuk membuat seringai di bibir Kevin mengembang semakin lebar. Asisten pribadinya ini memang paling bisa diandalkan. Dan hanya Woo Hyuk satu-satunya orang yang bisa Kevin percayai untuk mengurus segalanya. Tapi, Kevin Zhang, apa yang sebenarnya dia rencanakan kali ini?
.
Jae Eun merasa kebingungan sekaligus ketakutan saat sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di halaman rumah sederhananya. Dan kedatangan dua pria berpakaian formal yang turun dari mobil tersebut membuatnya semakin berkeringat dingin, apalagi saat kedua pria itu menghampirinya dan mengatakan jika dirinya harus ikut bersama mereka. Jae Eun menolak mentah-mentah tapi mereka tetap memaksa hingga dia tidak memiliki pilihan lain, namun semua rasa takutnya lenyap begitu saja setelah mobil itu tiba di sebuah mansion mewah dan mengatakan bila Jessica sudah menunggunya di dalam.
"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam sampai-sampai bisa tinggal gratis di mansion semewah ini selama satu minggu."
"Apa, Bibi, merasa bahagia?" tanya Jessica.
"Tentu saja, Bibi, sangat bahagia. Bagaimana mungkin, Bibi, tidak merasa bahagia bisa merasakan hidup mewah di mansion sebesar ini. Meskipun hanya satu minggu saja tapi ini sudah sangat luar biasa." Tuturnya.
"Bibi, aku ingin bertanya sesuatu pada, Bibi. Tapi ,Bibi, harus menjawab dengan jujur."
"Tentang apa?" tanya Jae Eun.
"Jika aku mengatakan aku memiliki uang yang sangat banyak, apa ,Bibi, akan berfikir jika aku sudah menjadi simpanan, Om, Om?" tanya Jessica memastikan.
Jae Eun tidak langsung menjawab dan tampak berfikir. "Tergantung, sebanyak uang apa yang kau miliki, dan lebih baik kita hidup miskin dari pada kau harus menjadi simpanan suami orang." Terang Jae Eun dengan penuh keseriusan.
"Tapi bagaimana jika aku mengatakan jika pria itu adalah seorang CEO muda dan salah satu orang yang cukup berpengaruh di negeri ini dan beberapa negara lainnya? Apa, Bibi, akan menerima uang-uang itu atau mungkin justru menolaknya?" sekali lagi Jessica memastikan.
"Selama itu tidak merugikan orang lain apalagi menyakiti hati seorang wanita, Bibi, sih tidak ada masalah."
"Kalau memang begitu. Mulai sekarang, Bibi, berhenti bekerja dan minggu depan sebaiknya kita pindah dan mencari tempat tinggal yang jauh lebih layak dari pada tempat tinggal kita sekarang." Tegas Jessica bersungguh-sungguh.
"Tapi, Jess-?"
"Nona, Nyonya, makan malam sudah siap. Sebaiknya anda berdua segera turun sekarang." Kalimat Jae Eun diinterupsi oleh kedatangan seorang pelayan yang memanggil mereka berdua untuk makan malam.
"Baiklah, sebentar lagi kami akan segera turun." Jawab Jessica.
Jessica memicingkan matanya melihat sosok pria yang duduk membelakanginya. Yang terlihat hanya punggung tegap yang tersembunyi di balik kemeja hitam dan vest v-neck abu-abunya. Dalam hatinya Jessica terus bertanya-tanya kenapa pria itu bisa duduk di sana, sedangkan dia sendiri yang mengatakan akan pergi. Tak ingin memikirkannya, Jessica melanjutkan langkahnya dan berjalan tenang menuju meja makan bersama Jae Eun yang berjalan disampingnya.
Pria itu yang pastinya adalah Kevin segera menoleh setelah mendengar derap langkah kaki seseorang yang datang. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis menyambut kedatangan gadis tercintanya, sedangkan Jae Eun nyaris terkena serangan jantung melihat siapa pria yang ada dihadapannya.
"Tu-tuan Zhang?" Buru-buru Jessica menahan tubuh Jae Eun yang nyaris roboh saking terkejutnya.
"Bibi, kau ini apa-apaan, bikin malu saja." Omel Jessica sambil mencerutkan bibirnya. Kemudian gadis itu membantu Jae Eun untuk berdiri dengan tegap.
Jae Eun segera membungkuk dan memberi hormat pada Kevin, dia benar-benar merasa terkejut dan syok. Sungguh, Jae Eun tidak pernah menyangka bila dirinya akan bertemu dengan CEO muda yang paling dibicarakan di seluruh Asia bahkan Dunia.
.
.
.
BERSAMBUNG.
Terimakasih buat semua yang udah mampir ke sini dan memberikan like dan ratenya, karna satu like ❤ kalian sangat berarti buat Author. Terimakasih 🙏🙏🙏❤❤❤❤😙😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
likeeee
2022-05-29
0
Mawar Berdurie
mulai membaca
2021-08-12
0
Epifania R
lanjut
2021-07-04
0