Rania POV
Aku kaget dengan keputusannya, berarti saat liburan nanti?, mataku menatapnya ragu tapi dia segera mencium keningku lama. Memberi aku keyakinan. Suara deheman dari arah ruang tamu terdengar. Aku sedikit mundur menjauhi Alex Rayyan, wajahku penuh tanda tanya, siapa gerangan yang datang kesini, karena suara itu belum pernah aku dengar sebelumnya.
Alexa bersama dua lelaki sebaya Alex Rayyan berjalan menuju ke arah kami. Aku di kenalkan dengan mereka, Geo dan Rizal teman kuliah Alex Rayyan di UK.
"Tidak heran kalau Ray selalu ngomongin Rania waktu di UK, rupanya gini penampakannya?". Geo berucap ambigu setelah duduk di seberang kami.
"Enak aja penampakan, emang saudara lo yang keluar malam sambil tertawa ngekek itu?". Alexa membelaku.
Aku hanya tersenyum.
"Kak, obrolan kita belum selesai soal tadi, Nia ambil minum untuk kalian dulu, kakak mau minum apa?".
"Apa aja boleh sayang, asal bisa di minum". Alex Rayyan mengedipkan sebelah mata ke aku dan menyentuh hidungku dengan jari telunjuknya. Ih genit ! dia memang tipe pria yang suka menunjukkan kemesraan di depan orang lain, sementara aku lebih suka tertutup tentang hal-hal intim, mukaku pasti sudah merah, aku balas dengan senyum simpul.
Aku segera pergi ke dapur untuk mengambilkan air buat mereka, masih ada sirup M*rjan di dalam kulkas tinggal nyampur air+es batu sudah bisa di hidangkan untuk kami.
"Ray, kita jadi ke puncak hari jumat kan?".
"Iya lah kan kamis siang Rania and Alexa lastday di kampus".
"So Rian sudah siapkan semua lah kan?".
"Beres semua, nanti apa-apa aku call kalian, ayo di minum". Rayyan mempersilahkan kami semua minum. Alex Rayyan mengambil air yang baru saja aku minum. Padahal sudah ada jatah untuk dia sendiri.
"Nanti kalau nggak habis kan mubadzir". Ucapnya santai seolah mengerti tatapan penuh tanya dari Alexa dan yang lain.
"Bilang aja mau tunjukkan lovey dovey kalian".
Alex Rayyan memang kebiasaan seperti itu, kalau makan juga maunya 1 piring berdua, aku hanya menurut saja dalam diam ada rasa suka, terasa di sayangi dan di butuhkan.
Aku menarik tangan Alexa menuju ke kamarku, aku bingung harus ngomong tentang ajakan Alex Rayyan dengan siapa kalau bukan dengan Alexa, Alex Rayyan seperti mengerti kenapa aku mengajak Alexa meninggalkan mereka, ku tutup pintu dan Alexa duduk di singlebedku.
"What's wrong babe?".
Ku yakin dia bisa membaca raut mukaku yang seperti orang bingung dan banyak fikiran.
"Kak Ray ngajak gue nikah." Aku masih berdiri statik di depan Alexa yang duduk di kasur, diraihnya tanganku dan di tarik,
menyuruhku duduk di sampingnya.
"Babe, i know my brother. Dia tidak akan ambil mudah keputusan seperti ini, pasti sudah di fikir masak-masak.".
"Tapi babe, gue takut bahkan kak Ray ngajak nikah minggu depan, gue yakin Tante Gisel nggak akan setuju."
"Karena kak Ray tahu mama nggak akan setuju, jadi dia ngajak elo nikah cepat."
"Tanpa parents kalian tahu?".
"Itu elo bisa tanya kak Ray babe, gue tahu elo sayang dan cinta sama kakak gue".
"Gue akan telfon bu Ida babe, gue butuh saran bu Ida".
"Gue harap kalian bahagia dengan keputusan ini babe".
Alexa menepuk-nepuk tanganku yang dari tadi di genggamnya.
"Elo sudah gue anggap saudara gue sendiri babe, kalau sampai kak Ray sakiti elo, dia harus berurusan dengan gue". Kupeluk Alexa erat, kurasakan pelukan tulus seorang sahabat darinya.
Selain minta saran bu Ida aku akan shalat istikharah juga, minta petunjuk dari Allah. Apa keputusan yang akan aku ambil nanti, semua ini menyangkut masa depanku, masa depan Alex Rayyan.
******
Aku berencana memasak nasi goreng untuk makan malam, teh hangat dan buat bakwan.
Alexa tadi pamit keluar dengan teman-teman nya, selain aku Alexa sekarang lebih sering jalan dengan beberapa teman kampusnya, Zaidan, Dhea dan Mira. Aku dulu sering juga hang out dengan mereka tapi sejak kerja di Bella store aku memilih langsung pulang ke rumah saja.
Ku periksa bahan - bahan untuk aku memasak nanti, banyak bahan yang sudah habis. Tadi setelah Alexa keluar dari kamarku aku tiduran sambil balas chat para calon buyer. Sampai ketiduran. Aku terbangun ketika adzan asar berkumandang, setelah shalat asar aku menuju dapur, ku lirik jam dinding dapur. Jam 4 sore. Sepertinya masih sempat kalau aku belanja ke mall terdekat.
Aku masuk lagi ke kamar dan bersiap mau keluar, ku kirim watssap ke Alexa kalau aku mau keluar sebentar beli barang dapur.
Sebelum balasan Alexa ku baca, terdengar pintu di buka dari luar. Aku berjalan ke dapur mau minum sebelum keluar.
"Sudah pulang kak? ".
Ku lihat Alex Rayyan masuk ke dalam rumah,
"Assalamualaikum," ucapnya.
"Waalaikumussalam." dia menuju ke arahku.
Aku jawab salamnya dengan agak gugup, ini pertama kali aku berdua saja dengannya tanpa Alexa. Kalian tahu sendiri kan, cowok cewek berdua saja yang ketiga itu siapa.
"Mau kemana sayang? kelihatan rapi." Dia berdiri rapat di belakangku. Tangannya meraih pinggangku dan di peluknya aku dari belakang. Aku kaku. Berdebar. Gugup. Aku yakin dia bisa dengar degupan jantungku. Kalau begini lah ulah Alex Rayyan. Memang kami harus cepat menikah.
"Kangen." suara garaunya sudah buat aku tidak tenang. Pipiku sudah panas.
Diciumnya pucuk kepalaku, rambut ku di mainkan.
"Wangi, kakak suka". bisiknya hampir tidak kedengaran tapi masih bisa ku dengar.
Jelas aja wangi, orang baru habis mandi rambut ini aja belum kering.
"Jangan gini kak, kita berdua saja di rumah."
Aku mencoba melepaskan diri.
"Karena kita berdualah yang buat kakak pengen nempel aja sama Nia".
Dicurinya ciuman dipipiku. Ku pegang pipiku bekas ciumannya barusan, kaget dengan tindakan tiba-tiba itu.
"Nia mau beli barang dapur, mau buat nasgor untuk makan malam".
"Kakak antar,"
"Tapi kakak baru aja sampai rumah."
"No problem, anything for my beloved girl ".
Ini yang buat hati makin jatuh cinta dengan dia. *S*weet talker.
"Nia tunggu bentar, kakak mau mandi dan ganti baju."
Kalau sudah nyuruh gitu tidak bisa di bantah lagi, aku cuma angguk saja.
"Sudah sore kak, jangan lama banget."
"Kakak ini Rayyan lah bukan Alexa ."
Hahaha, kalau Alexa dengar udah pasti mengamuk.
M**y bff Alexa*
Babe, gue dinner dengan mereka di luar.
S*o elo mikir perut elo dengan laki lo doang,
hehe..pisss love you 😘.
Me
Okay, take care ya, gue mau ke mall sama kak Ray. Dia barusan pulang.
M**y bff Alexa*
Oke*, dating sekalian ya..😉
Me
Di rumah juga bisa dating, wek 😜
M**y bff Alexa**
Iya iya, markonah .byee
Kurang asam di panggilnya aku Markonah. Panggil Juliet kek, Yang tengah kasmaran dengan Romeo. Ngga pernah ada sejarah Markonah kasmaran, ngomelku pelan. Ku angkat wajah setelah melihat i phone ku dari tadi karena chat Alexa.
OMG my Romeo sedang berdiri tegak di depanku, berkemeja slim fit menampakkan postur tubuh idealnya, celana rangginya melihatkan lagi kaki yang panjang, dengan rambutnya yang setengah basah, wajahnya bersih dan aroma sabunnya benar - benar segar. Mata indah itu penuh cinta menatapku dengan senyuman maut. Tergugah iman ini. Bisa minta nikah hari ini juga sepertinya aku. Ku tampar kecil mulut ku.
Alex Rayyan tertawa kecil. Mungkin menyadari tingkahku yang konyol.
"Kenapa sayang? tergoda?".
Dia mengangkat-angkat alisnya menggodaku. Aku tersenyum sambil menunduk . Alamak ketahuan kan.
"Are you blushing sayang?". Masih saja menggodaku dengan ejekannya itu. Pasti kelihatan banget merah mukaku.
"Ayo". dia menarik tanganku ke luar. Ku kunci pintu sementara Alex Rayyan berjalan pelan menuju lift.
"Kita dinner di luar aja ya, lagian Alexa juga makan di luar, belanja barang setelah kita makan malam".
Keputusan di ambil tanpa tanya aku dulu. kebiasaan!!.
"Kita date dan cari cincin kawin."
Mataku berbinar saat dia mengatakan soal cincin kawin. Tenang bener dia mengemudi mobil dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menggenggam tangan kananku, kadang di cium juga di remasnya, rasa di hatiku jangan di tanya lagi, pengen nempel terus rasanya. Duh sekali lagi imanku di uji.
Kami membeli cincin kawin di MRB jewellery dan belanja barang dapur sedikit saja, alasannya karena bentar lagi mau ke Puncak.
Setelah beli cincin di ajaknya aku ke kota tua, untuk dinner lesehan sekaligus habiskan waktu bersama sebelum pulang ke apartemen.
Sungguh bahagia rasa hati, menikmati waktu berdua dengan kekasih hati, kami duduk di lapangan luas ini dengan beralas tikar, menunggu makanan yang kami pesan sampai. Suasana tenang dan tidak terlalu ramai karena ini bukan waktu libur. Alex Rayyan menatapku lekat saat melihat aku makan dengan lahap. Mungkin karena suasana berbeda jadi aku sangat berselera.
"Mau pesan lagi bebeknya?".
"Nggak usah kak, udah cukup tapi ini memang enak banget." Ucapku sambil menjilat jari-jariku. Alex Rayyan sudah tidak tenang duduk. Dipegangnya lengan ku.
"Stop it please Sayang, you turn me on". Aku terbeliak. Ku tarik lenganku dan ku pukul pahanya yang bersila di depanku.
"Kakak mesum !" mukaku panas ku toleh kanan kiri, takut ada yang dengar.
Alex Rayyan tertawa kecil.
"Asal Nia tahu, ini juga salah satu sebab kakak ajak Nia cepat-cepat nikah, i cant handle and control my self when you with me. Kakak lelaki dewasa Nia, ada nafsu. Apa lagi dengan kakak tahu yang Nia juga sayang kakak, makin tidak bisa kontrol. Kakak tidak mau merusak Nia, cinta kakak ikhlas buat kamu Sayang".
Aku sudah terdiam mencoba menerima lagi salah satu alasannya. Dia memang paling pintar mengambil hatiku. Calon suami siapalah ini.
TBC
Visual Alex Rayyan habis mandi rambut setengah basah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Yoo_Rachel
Semangatttt
2021-04-23
1
Bagus Effendik
visualnya keren
2021-01-26
1
@_M.B.U.L••••}{}-----
semangat thor, like
2021-01-26
1