Rayyan POV
Ini hari ke 4 aku menjadi guru les tak berbayar Lexa dan teman-temannya, tapi tidak masalah bagiku karena di sana ada calon bidadari surgaku. Siapa lagi kalau bukan Rania ,bff Alexa.
Mereka sudah hampir dengan waktu ujian akhir jadi belajar harus lebih keras lagi, riuh rendah suara di gazebo taman belakang rumah ini karena ada saja yang jadi bahan candaan Alexa and her friends.
Rania tak kalah cerianya, ku lihat dari jauh seraut wajah manis itu. Terlihat ada sedikit mendung dari wajah yang akhir-akhir ini selalu mengganggu tidurku. Meski ceria saat bersama teman-teman sekolahnya, tapi aku tahu jalan hidupnya tidaklah semulus kulit wajahnya.
Mata bulatnya kadang tajam memandangku tapi setelah itu akan menunduk malu, ketika mata kami bertemu. Dan sebisa mungkin dia akan sembunyikan rona merahnya dari pandanganku. Sungguh menggemaskan.
I know we fallin love each other babygirl..and
i sure that you will deserve what must yo have to deserve.
l love you from my deep heart.
Sore ini papa pulang dari kantor jam 5 dan tengah duduk di sofa depan tv sambil membaca koran, aku yang baru masuk langsung duduk di samping papa. Sibuk dengan chating di group teman-teman SMA ku.
"Ray, kamu masih berapa minggu di sini?"
tanya papa sambil mata masih lekat di lembaran koran.
"Dalam 2 minggu gitu pa, kenapa?"
"Lusa mama dan papa harus terbang ke UK, your grandma need to meet us, i mean papa and mama,"
ya, nenek sekarang tinggal dengan adik papa yang menetap di England.
"Ray mau nikmati liburan dulu pa, lagian kasihan Alexa and her friends need me to help them in some study subject"
aku memberi alasan, sebenarnya masih belum rela jauh dari Rania. Ops !
"I know that dude, papa cuma mau pesan kamu jaga rumah and adik kamu, selama papa and mama di England."
"Ofcourse papa, all will be fine, don't worry "
"Good, that is my son"
"So lusa papa flight jam berapa?"
"Dalam 5 am."
"Okay.. i will drive you to airport tomorrow."
"Good, thank you son"
"You welcome papa"
Ku dengar ketawa Alexa dan Rania di teras depan, kegiatan belajar sudah selesai untuk hari ini, mungkin yang lain sudah pulang duluan, mereka membawa mobil ada juga yang bawa motor, papa memandang Rania tak berkedip. Entah apa yang membuat papa seperti terkesima melihat Rania, aku tahu Rania itu cantiknya luar biasa. Tapi bukan karena itu aku rasa.
"Siapa itu Ray?"
"Alexa bff pa, ikut belajar juga di sini, i mean salah satu murid Ray juga."
"Oh, sudah selesai belajarnya, itu sudah pada mau pulang?"
"Sepertinya yang lain sudah pulang, tinggal Rania aja yang belum," aku menerangkan ke papa.
Itu calon menantu papa juga, cuma dalam hati ku bisik kalimat itu.
Ku lihat mama berjalan dari tingkat atas, menuju ke arah papa dan duduk bersama kami,
"Pa, ma. Ray keluar bentar ya ada yang mau di beli." aku beranjak dari tempat duduk ku.
"Hmmm." sahut mama sambil meraih majalah fashion wanita di atas meja.
"Oke, jangan pulang lewat nanti makan malam bareng di rumah," jawab papa.
Aku menuju ke mobilku dan ku lihat Alexa masih di depan pagar bersama Rania, sepertinya ojol Rania belum datang.
"Ayo Nia, kakak antar pulang." ku keluarkan kepala dari jendela mobil.
"Enggak kak terima kasih, Nia naik ojol aja, tadi udah pesan."
"Ini bukan tawaran tapi arahan." aku membuka pintu penumpang depan.
Rania melihat ke arah Alexa. Meminta pendapat mungkin.
"Udah babe ojolnya di cancel aja, kan mayan irit di saku, hehe." Alexa angkat -angkat alis sambil tersenyum iseng.
Ku lihat Rania masih ragu, tapi Alexa menarik tangannya dan mendorong Rania masuk ke tempat duduk di sebelahku. Pintu di tutup dan ku kunci segera. Terasa mau nyulik anak orang, hehehe.
"kak Ray, antar bff gue ni selamat sampai rumah, awas kalau di bawa mampir ke mana-mana," ujar Alexa mengancam sambil mengepal tinju ke arahku .
"Alaaa.. paling ngedate bentar . Lagian malam minggu ini kan sayang." sengaja ku goda Rania ku kedipkan sebelah mataku. Ku lihat dia menunduk menyembunyikan merah mukanya. And I like when she is blushing.
Alexa sudah menjerit beserta ancamannya .
"Awas kak Ray kalau macem macemin Nia,"
"Enggak enggak. Paling cuma satu macam, hahaha."
Ku putar kemudi dan mobil kesayanganku menderu perlahan meninggalkan rumah keluargaku.
Sepanjang perjalanan Rania cuma diam sesekali melirik ke arahku. Terasa nyaman banget kalau ada dia bersamaku.
"Nia, nggak usah curi-curi pandang gitu dong ke kakak, just look at me, i love to see your beautiful eyes."
Rania mengangkat wajah memandangku, tapi masih diam tanpa suara. Ada rona merah di pipinya. So cute, gigit pipi itu dikit boleh nggak sih? gemes.
"Nia, kakak serius dengan perasaan kakak ke Nia, kakak tidak mau memaksa Nia, tapi jujur kakak sudah tidak bisa sembunyikan lagi."
Krik krik krik.
Diam.
"Kakak akan kasih Nia waktu jangan terburu-buru kasih jawaban, kakak serius. But i sure you will fallin to me. I promise you." dia mengangkat wajah.
"Nia- Nia tidak tau harus jawab apa kak. Nia tak berani."
Banyak sekali makna tak berani dari ucapan Rania.
"Just follow what your heart says. Nia sekolah sampai lulus dulu, sampai masuk kuliah. Kakak juga akan selesaikan study kakak sampai lulus, kita menikah setelah lulus."
"Kalau Nia--"
"No.. Kakak nggak butuh jawaban sekarang."
ku potong kalimat Rania karena aku takut di tolak. Aku tidak siap di tolak untuk saat ini. Takut kehilangan harapan.
"l love you since i saw your beautiful eyes , and I don't know why , but i can't cover this anymore again and again." ku raih tangan kanannya. Rania tidak menolak, ku bawa tangannya dan ku cium dengan lembut. Kulit tangannya bersih halus bak lantai granit.. eh.. mikir apa aku ini!
degupan jantungku seperti habis berlari maraton. Cepat banget berdetaknya. Tapi aku lega sudah mengatakan isi hatiku. Rania menarik tangannya yang masih aku genggam dengan tangan kiri ku.
"Kakak masih nyetir nanti ngga fokus" ujarnya.
"Berarti kalau lagi nggak nyetir boleh nih?"
"Apaan sih" gumamnya menunduk malu.
Dia membuang muka menyembunyikan rona merah pipinya. You are blushing sweetheart.
dalam hatiku sudah menjerit suka. Sekali lagi aku terpesona.
i love you, i love you, i love you.
Ku tambah kecepatan mobil karena waktu sudah agak gelap, ku antar Rania sampai ke rumah panti.
Hatiku terasa sayu dan sedih melepasnya masuk ke dalam rumah itu. Pasti banyak kesulitan yang dia hadapi selama ini.
Pasti kamu rindu dengan ibu mu sayang. Ku pastikan kamu akan bahagia saat bersamaku nanti. Mari bersama meraih bahagia. Karena kamu layak dapat semua itu.
Aku memutar stereng dan memilih pulang ke rumah. Mama memintaku makan bareng di rumah tadi.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
jejak untukmu lagi kak
2021-01-29
1
Bagus Effendik
cemungut cemungut kakak
2021-01-26
1
@_M.B.U.L••••}{}-----
lanjut beaok lahi thor semangat
2021-01-20
1