Rania POV
Aku mengikuti kelas tambahan bersama Alexa, jam 2 siang sampai jam 3 sore. Begitu lah kegiatan harian ku setiap ada kelas tambahan maka aku akan nebeng mobil Alexa, sebenarnya segan dan malu karena dalam seminggu ada 4 kali kelas tambahan setelah jam pulang sekolah.
Kadang aku menolak tawaran Alexa, tapi Alexa akan tetap memaksaku untuk nebeng mobil dia dan akan di antar supirnya sampai rumah panti.
Memang senang dan bersyukur masih ada teman yang sayang sama aku tanpa memandang status sosialku.
Sebuah mobil Audi r8 berhenti tepat di depan ku dan Alexa berdiri, Alexa membuka pintu belakang dan menarik tanganku untuk masuk.
"Kita pulang babe, kakak gue dah dateng."
aku cuma bengong, tapi tidak menolak ajakan Alexa.
"Kakak?" pelan aku menyahut, baru kutahu Alexa ada kakak.
Aku duduk di kursi belakang dengan kikuk.
Alexa duduk di kursi depan disebelah kakaknya. Aku merasa di perhatikan dari kaca pandang belakang, ku tundukkan kepalaku seolah sibuk dengan tas sekolahku.
"Ehhem, so ini teman Adik?"
"Yes, she is Rania Hani my bff tepatnya, and Rania he is my beloved brother, kak Alex Rayyan."
Ucap Alexa memperkenalkan kami. Aku memandang ke arah Alex Rayyan. Lalu mengangguk pelan.
"Hallo beauty. Jangan segan gitu, gue masih makan nasi tidak makan orang, hehehe." ujar Alex Rayyan karena melihat aku sering menunduk.
Entah kenapa aku benar-benar rasa canggung dan minder di depan Alex Rayyan.
"Apaan sih kak Ray, kan Rania jadi merah mukanya." ucap Alexa saat melihat mukaku yang merah karena malu.
"Hai kak Ray, apa kabar?" sapa ku.
"Seperti yang Rania lihat, i am in good, Alhamdulillah."
Ujarnya sambil tersenyum manis padaku.
Oh my God ! senyum dan tatapan mata itu, betapa indah makhluk ciptaanMu. Aku hanya bisa membatin kalimat itu dalam diam.
"Kita kemana girls? do you want to go anywhere before take Rania home?" aku memandang Alexa.
"Traktir kita makan dong kak Ray, laper nih..kan babe. Tadi ngerjain tugas matematik bener- bener bikin cacing di perut gue pesta."
aku menggeleng keberatan kalau harus ikut mereka makan. Segan sungguh rasanya.
"Babe, kita pulang aja langsung, Gue belom lapar." jawabku.
"Kita lunch dulu, Rania harus ikut kita. Kasihan tuch peliharaan Alexa pada jerit-jerit di perut noh."
Seloroh Alex Rayyan masih dengan senyum mautnya. Mobil di pandu menuju ke sebuah cafe, Alexa masih berceloteh dengan cerita- cerita kocaknya, aku hanya mendengarkan sekali-kali tersenyum sambil memandang kearah luar kaca mobil menikmati pemandangan, suasana begitu nyaman dengan suara Ed sheeran lagu perfect menemani kami, Alex Rayyan menyahut candaan Alexa tapi mata nya tetap saja seperti menguliti ku lewat kaca pandang belakang. Aku segera menunduk malu menyadari itu.
Alex Rayyan akan tersenyum manis saat mata kami bertemu dan jantungku seakan berhenti berdetak ketika dengan santainya dia mengedipkan sebelah matanya kearahku iih nakal juga kakak Alexa. Aku malu dan segera membuang pandanganku keluar jendela. Di depan cafe dan bistro Noach mobil berhenti.
kami masuk dan duduk memesan makanan ketika waiter datang ke arah kami.
"Orderla, what do you choose for your lunch. Hari ini kakak traktir." ujar Rayyan sambil membuka buku menu.
"Uh, gini baru ganteng kakak gue." ujar alexa sambil tepuk tangan, suka.
"Kegantengan kakakmu ini sudah di akui di seluruh dunia kali dek." Ujar Alex Rayyan sambil angkat-angkat alisnya.
"Gak juga.. kakak gantengnya baru kelihatan kalau kita lagi duduk di meja makan kek gini hehe."
Jawab alexa menahan senyum
"O, kalau nraktir baru kelihatan ya..dasar anak nakal." Rayyan mencubit pipi Alexa.
Alexa sudah mengekek ceria.
"Kak Ray..sakit nih."
Aku hanya tertawa melihat cara mereka bercanda, bahagianya andai ada kakak yang sayang dan manjakan kita kan.
"Ayo Nia pesan apa yang kamu mau."
Nia ? Alex Rayyan memanggilku seolah sudah akrab dan kenal lama padahal kami baru bertemu hari ini.
"Iyaa kak makasih." aku melihat menu-menu yang ada di buku, harganya lumayan fantastic juga, akhirnya aku cuma pesan nasi goreng dengan fresh orange. Memang cuma itu yang aku kenal dari banyak nya nama makanan di buku menu, harga juga paling murah.
Alex Rayyan dan Alexa memesan makanan lain, spagetti carbonara jadi pilihannya dan minum fresh orange sepertiku .
beberapa menit kemudian waiter datang membawa minuman kami.
Setelah pesanan kami datang, Kami makan di selingi candaan dari Alexa dan kakaknya, aku hanya menjadi pendengar setia. Sesekali senyum, dan menunduk dengan muka merah karena malu menyadari mata Alex Rayyan sering menatapku.
Dont you dare to fallin in love with him Nia, ingat kamu siapa, mereka siapa.
Kalimat yang datang dari otakku seolah merobek hatiku sendiri. Aku sadar Alexa dari keluarga berada, papanya memiliki perusahaan textil terkenal, memiliki keluarga yang utuh dan bahagia, dia mau berteman denganku adalah suatu anugerah terindahku. Siapalah aku jika di banding dengan Rayyan Mahasiswa semester akhir di bidang kedokteran yang lagi menyelesaikan skripsi akhir di UK. Cowok berwajah cakep bak dewa Yunani rahang tegas, hidung mancung, mata yang tajam dan senyum menawan, tinggi tegap layaknya model dan rambut agak cokelat, dengan postur tubuh yang bikin cewek manapun meleleh saat melihatnya.
Dan lihat siapa kamu Rania. Gadis yatim yang hanya tinggal di panti asuhan, tanpa keluarga, hidup hanya menumpang kasih di rumah panti. Kamu bukan level mereka. Tidak setaraf dengan mereka , dalam mimpi pun masih jauh sekali .
Tanpa sadar aku menggeleng sendiri.
"Hei, dimakan dong babe, habisin. Kok malah ngelamun, what do you thinking about?"
Alexa memetik jari di depanku. Aku tersentak tersadar dari lamunan.
"Eh oh, tidak ada apa." aku gagap menjawab.
"Tidak baik melamun di depan makanan, Sayang." ujar Alex Rayyan padaku.
What ? sayang ?? Aku tersedak. Alex Rayyan menghulurkan air ke arahku, jantungku seperti berulah mendengar panggilan Rayyan padaku.
Aku langsung kikuk. Alexa yang menyadari itu langsung tertawa memamerkan lesung pipitnya.
"Ehem, sayang?? kak Ray..cepat banget ya geraknya."
"Emang kenapa, ga salah juga kak Ray manggil Rania sayang, kan sama juga manggil adik gitu."
tapi tatapan kamu ke aku ga seperti kamu menatap Alexa, Aku menidakkan dalam hati.
"Ih kak Ray, kenal-kenal dulu kek jangan keburu kek gitu, gak bakal lari juga kalo dah jodoh." ujar Alexa sambil melanjutkan makannya. Aku menampar kecil lengannya.
"Apaan sih elo babe." wajahku merah.
Rayyan tersenyum melihat wajahku yang merah karena usikan Alexa.
"Gue setuju elo jadi kakak ipar gue. Biar ada yang bantu gue ngerjain tugas nantinya, hihihi."
"Apaan sih babe?. Gak lucu ah."
"Masa iya kakak ipar ngurusin kamu terus dek, terus kak Ray sebagai suami yang ngurusin siapa dong?" sekali lagi aku tersedak mendengar gurauan dari Alexa dan kakaknya.
Mukaku merah dan langsung ku minum airku yang masih tinggal sedikit, Alex Rayyan mengulurkan gelasnya yang masih ada setengah airnya karena dia jenis minum setelah habis makan. Aku menggeleng mengatakan minumanku sudah cukup.
Kami akhirnya keluar dari cafe dan mereka mengantarku pulang,sepanjang jalan Alexa dan Rayyan bercerita tentang keseruan selama mereka tidak tinggal bersama karena Alex Rayyan kuliah di UK dan Alexa tinggal bersama parents mereka, tawa riang dan candaan mereka sangat menghiburku, sekali lagi aku tidak bisa duduk tenang, mata Alex Rayyan sering menatapku lama seakan ingin menembus ke hatiku dan membaca isinya, Aku menyadari itu.
TBC
#####
Sorry banyak typo berseliweran. Padahal udah perbaiki, happy reading uols.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
YonhiarCY (Hiatus)
yehh, gugup kali bang Alex😆 pasti canggung dong, masa iya Rania harus nyanyi di dalam mobil😆
2021-04-21
0
Yoo_Rachel
semangat
2021-03-13
1
Fahrizal
lanjut baca ya thor
2021-01-27
1