Hari masih tampak siang padahal sudah pukul setengah lima sore. Suasana di jalan raya juga mulai ramai. Ada yang baru saja pulang dari sekolah, kuliah, bekerja ataupun aktivitas lainnya.
Di antara keramaian khalayak ramai, sosok gadis berambut hitam panjang terkuncir satu tampak menaiki kereta api. Ia berniat menuju sebuah kantor majalah yang berada di Tokyo.
Ia membawa tas berwarna hitam yang dipangkunya saat duduk. Kebetulan kereta pada saat itu masih sepi. Sesekali ia pun melirik ke arah kanan dan kiri, melihat penumpang yang lain. Tak terasa, akhirnya ia tiba juga di stasiun yang tak jauh dari tempatnya bekerja.
Ia keluar dari gerbang ke tujuh. Dan bersamaan dengan itu, pemuda bermata biru yang pernah ia cintai masuk dari gerbang ke lima. Sayang, ia tidak melihatnya dan sang mantan akhirnya berlalu begitu saja. Pemuda itu pun tidak melihat dirinya saat keluar dari dalam kereta.
Ya, pemuda bermata biru itu adalah Nara. Ia baru saja menyelesaikan aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa di kampus yang berada tak jauh dari stasiun kereta. Ia pulang-pergi menaiki kereta agar terhindar dari kemacetan.
Shena kemudian melanjutkan perjalanannya menuju kantor. Hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit, ia sudah tiba di kantor majalah remaja Tokyo.
Di kantor Shena...
"Shena, kamu masuk malam lagi?" tanya karyawan lain saat berpapasan dengannya.
"Hem, iya." Shena menjawabnya dengan tersenyum.
"Baiklah, tetap semangat!" Karyawan lain menyemangati.
"He-em!" Shena pun mengangguk, ikut menyemangati dirinya.
Ia kemudian terus melangkahkan kaki menuju ruang kerjanya. Sesampainya ia pun segera meletakkan tas lalu duduk di depan meja kerja. Tapi ada sesuatu hal yang membuatnya diliputi rasa penasaran.
"Siapa yang menaruh bunga mawar ini di sini, ya?"
Shena bertanya sendiri kala melihat setangkai bunga mawar merah berada di dalam pot bunga yang ada di atas meja kerjanya. Tanpa nama tanpa berita, jika dikumpulkan mungkin sudah ada dua puluh tangkai bunga mawar merah yang Shena terima. Namun, Shena tidak memedulikan bunga itu, ia menaruhnya menjadi satu dengan bunga yang lain. Kemudian ia pun meneruskan pekerjaannya.
Jam makan malam...
Ada sebuah kuil kecil tak jauh dari kantor tempatnya bekerja. Shena beristirahat di depan kuil untuk memakan bekalnya. Setelah itu, ia masuk ke dalam kuil untuk berdoa. Dan tanpa ia sadari, seorang pria berambut pendek dengan postur tubuh tinggi memperhatikan setiap gerak-geriknya.
Shena .…
Pria itu bersembunyi di balik dinding kuil, mengenakan baju kemeja lengan panjang berwarna krim yang digulung sampai ke siku. Dan juga celana dasar serta sepatu pantofel yang berwarna hitam. Ia terlihat mengendap-endap memotret Shena yang sedang berdoa di dalam kuil tersebut.
Tanpa sengaja, sepatu hitam yang dikenakan pemuda itu menyentuh kendi yang terbuat dari kaleng. Seketika saja Shena terkejut mendengarnya, ia kemudian memeriksa apa yang terjadi.
"Hei, Kau!" Shena melihat sosok pemuda tengah berjalan mengendap-endap, menjauh dari kuil.
"Siapa dirimu?!" tanyanya, sesaat setelah pemuda itu menghentikan langkah kakinya.
"Kau ini manusia atau iblis?! Mengganggu orang yang sedang berdoa!" seru Shena kepada pemuda itu.
Pemuda itu kemudian membalikkan badannya secara perlahan ke arah Shena. Shena pun tampak terkejut saat melihat wajah dari pemuda itu.
"Kau ...?"
Shena seperti mengenal sosok pemuda yang ketahuan sedang mengikutinya. Pemuda itu pun tersenyum tidak karuan saat ketahuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
zoo
Hadirrr
2020-11-12
0