"Aduuhhhh!"
Suara manis dan sedikit bernada tinggi terdengar di kedua telinga Nara saat ia terjatuh. Ia segera melihat siapa gerangan yang ditabraknya.
"Kau ini, punya mata tidak, sih! Berjalan seenaknya sendiri!"
Seorang gadis menggerutu di depan Nara, ia mengenakan tengtop putih berlapis sweter biru tua dengan rok mini dan high heels silver setinggi tujuh senti meter. Rambutnya pirang terurai panjang sedada.
"Ma-maaf." Nara berusaha meminta maaf kepada seseorang yang secara tidak sengaja ditabrak olehnya.
"Maaf, maaf. Lihat barang belanjaanku! Rotiku, soft drink dan lainnya jatuh berserakan!" Gadis itu menggerutu dengan kesal.
"Ya, ya, ya. Aku bereskan."
Nara segera mengambil barang belanjaan si gadis yang jatuh berserakan. Tanpa sengaja saat mengambil barang-barang belanjaan itu, ia melihat kaki mulus si gadis pirang yang putih bersih, sehingga membuat dirinya mulai berpikiran macam-macam. Maklum saja, sudah sebulan sang raja tertidur nyenyak tanpa mengeluarkan apapun.
"Ini." Nara bangkit lalu menyerahkan barang belanjaan kepada gadis itu.
Cukup lama Nara memungutinya, ia bagai tukang sokli yang siap siaga membersihkan sampah-sampah berserakan. Namun, tiba-tiba hujan mulai turun membasahi keduanya, hujan itupun semakin lama semakin deras.
"Aduhhh, hujan lagi!"
Gadis itu berusaha berteduh di halte bus yang jaraknya lima meter dari tempat mereka berada, Nara pun mengikuti. Sekarang tubuh keduanya basah terkena air hujan. Sang gadis lalu berceloteh yang membuat Nara kesal.
"Ini semua karena ulahmu! Coba jika tadi kau tidak menjatuhkan barang belanjaanku, mungkin hujan tidak akan turun!" gerutunya lagi.
"Eeh, kenapa aku yang disalahkan?" Nara merasa heran, mengapa malah dirinya yang disalahkan.
Keduanya mengalami bersitegang satu sama lain. Mereka lalu berdiaman di halte bus sampai hujan reda. Tapi sayang, takdir berkata lain kepada keduanya.
10.00 pm...
Ayumi terlihat kesal menunggu kabar dari seseorang. Kabar itu tidak juga ia dapatkan sampai saat ini. Padahal ia sudah memakai lingerie hitam yang sangat menggoda bagi siapa saja yang melihatnya. Kini dirinya tengah duduk di sofa sambil menonton TV, seraya terus menunggu kabar dari pemuda bermata biru yang tak lain adalah Nara.
"Jadi tidak dia kemari? Sudah jam sepuluh malam masih tidak ada kabar darinya!" gerutu Ayumi sambil mengganti channel TV yang ada.
Sementara di halte bus Nara sendiri tidak mendapati bus yang lewat. Mungkin karena hujan atau karena jadwal operasi yang tiba-tiba berubah.
"Hah, sudahlah.” Ia kemudian beranjak meninggalkan halte.
"Hei, kau mau ke mana?!" teriak sang gadis yang sedari tadi berduaan dengannya, sekaligus berdiaman tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Bukan urusanmu!" sahut Nara yang terus melaju.
"Hei, tunggu!"
Gadis itu mengejar Nara sambil membawa barang belanjaannya. Terlihat dirinya yang tergesa-gesa karena takut ditinggalkan oleh Nara.
"Apa lagi? Aku mau pulang!" ucap Nara sambil melihat ke arah si gadis.
"Aku ikut, ya? Aku menumpang berganti pakaian. Tubuhku kedinginan," bujuk sang gadis.
"Bukan urusanku!" Nara terus melaju, berjalan kembali ke rumahnya.
"Hei, hei! Maafkan sikapku yang tadi. Tapi aku mohon sebentar saja. Saat ini masih hujan, apa kau tidak merasa berdosa membiarkan seorang gadis menggigil kedinginan?"
Gadis itu berusaha membujuk Nara agar Nara mengizinkannya untuk berteduh sesaat di rumah. Setelah berpikir panjang, akhirnya Nara memperbolehkan sang gadis untuk ikut dengannya. Walaupun dengan amat terpaksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Nia Riswandi
salam kenal thor
2020-11-17
1
Rasti Yulia
Like💗💗
Semangat up kakak.. 🤗🤗
2020-11-17
1
Cinta Marisa
17 like dN rate 5 bintang untukmu thor. Semangat.
Salam hangat dari ISTRI YANG DIRAHASIKAN
2020-11-16
1