"Shena ...."
Nara lagi-lagi menyebut nama itu, nama seorang gadis yang pernah disakiti hatinya. Padahal Nara sendiri belum tahu akan kebenaran tentang kejadian setahun yang lalu.
Lekas saja ia bangun, menuju kamar mandi yang berada di samping kamar untuk mencuci wajahnya. Ia kemudian mencoba menenangkan hati dengan menyeduh secangkir kopi hitam, sambil berusaha mencari dan mengingat-ingat sesuatu yang pernah terlewatkan dari hidupnya. Tentang cinta yang terlewatkan, tentang pupusnya sebuah harapan.
Tokyo, 7.30am.
Pagi telah datang, sang surya menyapa hangat setiap insan yang berada di bawah naungan cahayanya. Pelita itu tidak akan pernah berhenti memberikan kasih sampai pada batas waktu yang telah ditentukan.
Di sebuah kampus di Kota Tokyo, sosok berambut emo terlihat mengejar seseorang yang berjalan tidak bersemangat. Seperti awan mendung yang sudah ingin menumpahkan hujan.
"Nara!" teriaknya memanggil lalu berusaha menyejajarkan jalannya.
T-shirt ungu dan jaket hitam membalut tubuh atasnya. Sedang celana jeans biru gelap dan sepasang sepatu sport hitam membalut tubuh bawahnya, menambah sisi maskulin pemuda itu.
Sambil memegang tas punggung yang terkait di pundak kirinya, ia mulai menyapa sang sahabat. Yang mana awal dari persahabatan mereka adalah sebuah perkelahian hebat.
"Hari ini kau tampak lesu, tidak seperti biasanya. Ada apa, Nara?" tanya seorang pemuda bersurai hitam dengan ciri khas rambut emo-nya.
Dialah Ken, seorang pemuda yang pintar, cool, dan sangat setia kawan. Ia merasa hari ini Nara tidak seperti biasanya, sehingga ia mempertanyakan karena rasa khawatir terhadap keadaan sang sahabat.
Ken begitu baik, namun misterius. Tidak salah jika dirinya menjadi primadona para gadis di kampusnya. Wajah tampan, kepribadian yang pintar, menjadi sisi lebih dari sahabat Nara yang satu ini. Tapi sayang, jiwa dan raga pemuda ini sudah ada yang memiliki. Sehingga para gadis hanya dapat menggigit jarinya.
"Em, Ken. Kau sudah datang?" Nara menoleh ke arah kanannya, tepat di mana Ken berada.
"Hn, kau terlihat tidak bergairah hari ini, Nara." Ken mengulangi lagi perkataannya.
"Oh, aku. Tidak ada apa-apa denganku, Ken." Nara berusaha menjawab pertanyaan sahabatnya.
"Begitu, ya? Tapi aku melihat ada yang aneh padamu akhir-akhir ini," balas Ken sambil terus berjalan bersama, menuju kelasnya.
"Mungkin itu benar, mungkin aku hanya ...,"
Nara sesaat melihat ke arah Ken lalu menundukkan kepalanya. Ada sesuatu yang terasa berat untuk diungkapkan, sedang sedari tadi sang sahabat masih menunggu jawaban darinya. Seorang sahabat yang sangat memperhatikan tindak-tanduknya akhir-akhir ini. Maklum saja, sudah satu tahun mereka bersahabat dan berada di bawah naungan band kampus yang sama.
"Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Ken bertanya lagi sambil menepuk pundak kiri Nara.
"Tak apa, Ken. Mungkin benar apa yang kau katakan tempo dulu," jawab Nara seraya menunduk lesu.
"Hah?"
Ken berusaha memahami maksud perkataan Nara. Tapi terlalu banyak yang diucapkannya, sehingga Ken bingung sendiri untuk mengartikan apa maksud perkataan sahabatnya itu.
"Nara, aku sedikit bingung dengan yang kau katakan. Tapi tak apa jika tidak mau bercerita sekarang," ujar Ken seraya tersenyum ke arah Nara yang berjalan di sisi kirinya.
Para mahasiswa terlihat beramai-ramai mendatangi kampus untuk menghadiri mata kuliah pada jam pertama di hari itu. Keduanya pun berjalan di antara mahasiswa yang lainnya, menuju kelas masing-masing. Namun, tiba-tiba Nara menghentikan langkah kakinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Anita Venter
Ternyata di balik killer nya Bu Ayumi ada hasrat yg terpendam 😁😁
#MemilihCinta
#ay_pumkin
2020-12-03
1
Giselle
serem
2020-11-28
0
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-11-17
1