Kenapa hidupku menjadi seperti ini? kebahagiaan yang aku harapkan, tapi kehancuran yang ku terima.
Adakah dosa besar yang aku lakukan, sehingga penderitaan ini harus ada.
Aku selalu menuruti permintaannya, seperti sekarang membuat makanan saat ia minta. jangankan pujian yang aku dapatkan, makian dan bentakan yang dia beri. Jika dia memang tidak menyukainya tinggalkan saja, tak perlu membanting piring seperti itu.
"Aku sudah tidak kuat...aku harus mencari cara agar bisa keluar dari neraka ini. aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi," ucapku yakin. Tangisan sudah tidak bisa dibendung lagi. katakanlah aku wanita lemah, tapi itu lah kenyataannya.
"Tapi bagaimana caranya? pasti mas Kaivan tidak akan membiarkan aku pergi dengan mudah..."Dirinya mulai memikirkan jalan kabur.
******
Salva melakukan tugasnya seperti hari-hari sebelumnya, meskipun letih tapi dia tidak bisa mengadu pada siapa pun. Sudah hampir dua Minggu pernikahan mereka, tak pernah sekalipun Kaivan memanggilnya lembut, atau tersenyum sedikit pun. Sangat berbeda jauh dari Kaivan yang dikenalnya dulu.
'kau harus sabar Salva, sekarang pikirkan cara kabur. lebih cepat pergi lebih baik'
Salva sudah bertekad akan kabur, setelah itu ia akan pergi sejauh mungkin dari jangkauan Kaivan.
Bukanya dia ingin cepat menyerah akan hubungan mereka, tapi siksaan Kaivan sudah tak kuat dia tanggung lagi. Bukan hanya kata-kata nya yang menyakiti tapi dia tidak segan main tangan saat dirinya melakukan kesalahan.
"Nyonya Salva!!" Salva menoleh saat namanya dipanggil.
"Loh? Bu Salma? kok bisa disini lagi?" Setahunya Salva semua pelayan disini dipecat. Tapi kenapa wanita berhati lembut ini ada diramah ini?
"Saya disini bekerja lagi nyonya," ucap Bu Salma.
"Bukkah ibu sudah dipecat dua Minggu yang lalu? kenapa pria kejam itu memanggil Bu Salma lagi?" Bu Salma Hanya tersenyum, sepertinya ia tau Salva sedang dalam suasana hati yang buruk.
"Gak perlu begitu juga nyonya ... Saya kesini atas permintaan tuan muda." Salva Semakin bingung.
Apa dia kasihan padaku? atau dia punya rencana lain untuk menyiksa diriku? aku tidak bisa percaya lagi pada pria itu.
"Kalau boleh tau? kenapa Bu Salma bisa dipanggil lagi? Bukan aku tidak senang ... Tapi aneh saja, ibu pasti mengerti maksudku? “Salva mencoba mencari alasan kenapa Kaivan memanggil Bu Salma.
"Jangan terlalu banyak berpikir, gadis jelek!" bentak Kaivan, entah sejak kapan dia sudah berada disana. "Aku hanya ingin Bu Salma mengawasi mu! jika kau berniat ingin kabur, habis lah kau!" Salva menelan ludah dengan sudah payah. Kenapa seakan-akan dia tau rencana Salva.
'kenapa dia bisa tau? apa dia bisa membaca pikiran? pikir Salva.
"Tuan tenang saja, aku akan mengawasinya dengan baik." jawab Bu Salma. 'bukan untuk mengawasinya tuan... tapi aku akan membantunya untuk kabur! tidak akan aku biarkan wanita secantik dan sebaik ini kau siksa tuan. Buarlah aku menjadi penghianat, setidaknya ada jiwa yang aku selamat."
"Aku tau kau akan melakukannya itu, sekarang Bu Salma lakukan seperti yang aku pinta!" setelah itu Kaivan pergi meninggalkan dua wanita itu.
"Baik ... Baik tuan." Kaivan pergi meninggalkan dua wanita yang berbeda umur itu.
******
Hari-hari berjalan seperti semula, saat Kaivan tidak di rumah pekerjaan akan dilakukan oleh Bu Salma. Beda saat ada Kaivan, maka pria ini akan menyuruh Salva untuk mengerjakannya. Entah mengapa seperti itu, Salva sendiri dibuat bingung. Apalagi Bu Salma tidak pernah mengawasi dirinya, seperti yang dikatakan Kaivan kemarin. Meskipun curiga, tapi Salva tidak berani untuk bertanya.
"Nak Salva? apa baik-baik saja?" Bu Salma memanggil Salva dengan sebutan nak, karena permintaan Salva. dirinya sedikit risih dipanggil nyonya, kenyataannya dia sama seorang pelayan yang berstatus istri.
"Iya Bu, Salma baik-baik saja," ucap Salva.
"Tapi wajah nak Salva pucat, dan matanya merah lagi."
"Mungkin karena kurang tidur aja Bu. Setelah ini aku akan istirahat." Salva tidak ingin membuat wanita paruh baya ini kawatir.
"Maaf ya ibu Gak bisa bantu ... Tapi ibu janjinya ibu akan membantu nak Salva pergi dari rumah ini," Ucap Bu Salma menenangkan.
"loh ... Bu Salma tau dari mana aku mau kabur?" kenapa dia bilang tau aku ingin kabur? jangan sampai dia mengadu sama mas Kaivan.
"Aku bisa melihat dari wajah mu nak... Meskipun kau tidak berkata, tapi hati seorang ibu tau akan hal itu. Kau pasti tersisa Tinggal di rumah mewah yang penuh penyiksanya ini." Salva terharu mendengar perkataan itu.
"Ibu benar. Aku sudah tidak kuat lagi. aku ingin pergi dari neraka ini!" Salva menangis dalam pelukan Bu Salma begitu pilu. Tidak dipikirkan nya, nanti ia akan di kadu kan pada Kaivan. Setidaknya saat ini ada tempat dia mengadu nasib yang malang ini.
"Bertahan lah sebentar lagi nak... setelah itu aku akan membantumu, “ucap Bu Salma menyemangati.
"Kenapa tidak sekarang? Aku ingin pergi, dan aku berjanji tidak akan bertemu dengan dia lagi."
"Kamu tidak lihat? Tuan Kaivan memanggil bibi agar kamu tidak kabur. Itu berarti dia tau kamu ingin kabur!" Salva termenung memikirkan perkataan Bu Salma.
Bu Salma benar, Kaivan tidak mungkin melepaskannya begitu saja. Pasti dia sudah memikirkan hal ini.
"lalu kenapa Bu Salma tidak mengawasi ku seperti yang mas Kaivan katakan?"
"Apa kamu mau ibu mengadu mu? Ibu memang selalu ditanya tuan Kaivan setiap pulang kerja, tapi ibu tidak akan mengawasi mu seperti tahanan!" Bertapa bahagianya Salva mendengar itu, ternyata dirinya tak sendiri disini. Ada orang lain yang mau membatu dan mendengarkan keluh kesahnya.
"Terima kasih Bu Salma, Lalu? kapan aku bisa pergi?" Salva mulai tenang, dan tidak menangis lagi. Setidaknya dia harus kuat menempuh ini semua. Karena tidak ada yang bisa menjamin penderitaan ini akan berakhir atau berlanjut.
"Akan kita pikirkan jalannya nanti, jangan gegabah nak, jika kau tertangkap lagi mungkin tuan akan semakin menyakitimu." Nasehat Bu Salma.
"Ibu benar, aku akan menunggu waktu itu tiba." Salva melihat wajah Bu Salma yang juga sedih. "Bantu aku Bu, hanya kau menjadi harapan ku satu-satunya," pinta Salva.
"ibu berjanji!" kembali mereka berdua saling berpelukan. “Tapi bagaimana dengan hubungan kalian? ingat nak Salva kau masih berstatus seorang istri, haram hukumnya membantah dan pergi Tan izin dari suami."
"Entah lah Bu ... Bagaimana cara aku meminta pisah darinya?"
"Padahal kalian pengantin baru, tapi sudah berbicara tentang perpisahan huh"
"Sebagai seorang istri, aku tidak pernah menginginkan ini. Tapi perlakuan mas Kaivan, aku sudah tidak kuat. Dia tidak hanya berkata kasar Bu. tapi... " Salva menarik nafas panjang. "Dia memperlakukan ku seperti binatang saja, membentak, bahkan dia sering memukulku hanya karena hal sepele ...,"
"Bersabarlah." Hanya itu yang mampu Bu Salma kata-kata. ia pikir masalah ini tidak separah itu.
Kaivan tau, Salva tidak mungkin bisa menuntut. karena gadis itu tidak pernah keluar dari rumah, semua rumah Kaivan dijaga setiap sudut.
******
Hay kakak semua, maaf ya Gak up kemarin.
Tapi akan aku usahakan hari ini up dua bab.
Terima kasih karena kalian sudah mampir, dan maaf jika ada kesalahan dalam penulisannya. aku harap kalian suka dengan cerita ini ya, dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian diakhiri ya. biar aku tambah semangat.
SALAM CINTA DARI ARA PUTRI 😘💖💓💖💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Ani Maryanti
coba yang di siksa bu salma aja, tulul amat katanya jiwa seorang ibu
2024-09-15
0
Sumiasih
ceritanya bagus , ikutan nangis dan bikin penasaran
2022-07-25
0
Iyus Roesmiati
bnyak yg typo jadi keder baca nya...
2021-09-25
0