kesempatan

Salva sudah kembali sembuh,ia kembali ke rutinitas seperti hari sebelumnya. meskipun Kaivan tidak sekasar seperti kemarin, tapi dia tetap tidak melepaskan Salva dengan mudah.

Sudah enam Minggu dirumah ini,tak sekalipun Salva pernah menginjak kakinya diluar rumah. Kaivan benar-benar membuatnya seperti tahanan,dan juga tak pernah memegang ponselnya lagi. mungkin pria itu takut Salva menelpon seseorang,dan mengadukan perbuatannya. Jadi sekarang Salva sudah menjadi istri serasa tahanan.

"Hari ini aku akan memasak nasi goreng saja. lagi pula Kaivan mungkin akan pulang larut malam nanti...," ucap Salva pada dirinya sendiri. sedangkan Bu salma sedang membersihkan halaman rumah.

"Ohh astaga bagaimana aku bisa lupa dengan rencana kabur ku..! nanti akan aku tanyakan pada Bu salma." mungkin karena perlakuan Kaivan yang sedikit lembut membuat Salva sedikit nyaman. dan ibu Salma juga sangat baik dengannya, jadi dia sedikit melupakan rencananya.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Salva pergi ke kamar. Dan sekarang salva sudah tidur dikamar yang sama dengan Kaivan, meskipun dia harus tidur di lantai, tapi Salva sedikit bersyukur,karena lebih baik dari tempat tidur kemarin.

aku pasti bisa menaklukkan hati suamiku... mungkin aku bisa memberikan kesempatan sekali lagi. mana tau nanti kaivan berubah,dan dia benar-benar membalasnya cintaku? aku harus berjuang keras untuk hubungan ini.

Lagi-lagi cinta membuat dirinya buta. Bahkan dia begitu mudah melupakan perlakuan suamiku selama ini. Ia masih berharap pria yang dicintainya itu kembali kedalam pelukannya lagi, bukankah kebahagiaan itu harus dicari?

"Baiklah... Aku akan bertahan disisi kaivan, aku yakin dia akan berubah. Meskipun nantinya aku kabur, tidak ada yang dapat menjamin jika kaivan tidak menemukan ku. lagi pula aku tidak mungkin pergi darinya saat masih menjadi istrinya." Salva berbicara sendiri.

Salva mencoba memperjuangkan hubungan yang tidak jelas ini, karena memang dihati Salva masih menyimpan cita yang begitu dalam untuk suaminya, akan terasa sangat sulit untuk ia mengambil keputusan.

******

Di perusahaan, Kaivan sedang mengobrol dengan sahabatnya. membahas pekerjaan, sampai hal pribadi pun mereka tidak sungkan untuk bercerita. karena Adam adalah sahabat kaivan dari SMA sampai sekarang. Karena memang kali ini mereka sengaja bertemu untuk membahas hal pribadi.

"Bagaimana hubungan mu dengan istrimu kai?" Kaivan menarik nafas panjang,ia sudah tau alasan sahabat nya itu datang seperti ini.

"Untuk apa membahasnya!! ini dikantor, tidak boleh membahas yang seperti itu...," Kaivan mencoba menghindar dari pertanyaan sahabatnya itu.

"Tapi sekarang waktunya makan siang, tidak ada salahnya kan... sebaiknya jangan kau lanjut rencana mu kaivan.... aku takut kau sendiri yang akan terluka nanti," ucap Adam memperingati sahabatnya.ia mulai ke topik permasalahan, ia sendiri merasa Kaivan terlalu berlebihan karena masa lalu.

"Aku sudah melakukannya sejauh ini Dam... aku tidak bisa berhenti." Kaivan berdiri dari duduknya,ia memilih untuk melihat ramainya kota melalui kaca transparan di kantor itu. "Aku sudah bersumpah dimakam Naira... aku tidak bisa mengingkarinya."

"Bukankah kau bilang, salva sudah tidak peduli lagi dengan mu... sepertinya dia sudah menyerah," ucap Adam,dia masih ingat kaivan kemarin bercerita seperti itu.

"Sayang sekali, kaivan tidak semudah itu menyerah!!! kau tenang saja, kali ini aku sudah menyiapkan rencana dengan baik... setelah tiba saatnya, gadis itu akan hancur, sehancur-hancurnya!!" Adam yang mendengar itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. ia tidak percaya pria yang dulu begitu lembut, begitu menghormati seorang wanita. kini sudah berubah menjadi seorang penjahat,Adam tidak percaya dengan semua ini.

"lakukanlah sesukamu Kai... tapi ingat, saat penyesalan itu datang jangan salahkan aku. karena aku sudah memperingati dirimu sobat." setelah itu Adam pergi meninggalkan Kaivan yang masih mematung.