Pagi ini adalah pagi pertama menjadi seorang istri bagi Salva. Setelah menerima kekecewaan tadi malam,ia masih berpikir mungkin suaminya lelah karena acara kemarin.
Tadi malam mereka tidak tidur bersama. Setelah bentakan dan ancaman dalam mobil semalam, kaivan benar-benar berubah. Setelah sampai dirumah yang disiapkan kaivan, pria itu memilih pergi meninggalkannya dimalam pertama, bahkan pria itu tidak mengatakan ia pergi kemana dan sama siapa?
"Nyonya? Anda sudah bangun?" Tanya lembut seorang wanita. Sepertinya dia sudah berumur setengah abad, terlihat dari wajahnya yang mulai menua. Dalam prediksi Salva dia salah satu pengurus rumah ini.
"Ehh... ibu siapa ya?"
Wanita itu tersenyum lembut, membuat hati Salva menghangat.
"Saya ibu Salma. Pengurus rumah ini," ucapnya lembut. Yang membuat Salva semakin nyaman berbicara dengan wanita itu.
"Gitu ... Ibu bisa panggil saya Salva saja, gak usah pakai nyonya," ucap Salva. Ia merasa aneh dipanggil seperti itu.
"Tapi..." belum selesai Bu Salma berbicara, sudah dipotong dengan kaivan.
"Tidak ada perlu memanggilnya nyonya! dia disini sama seperti kalian!"
"Nak kai ... sudah datang?" tanya Bu Salma.
"Mm"
Senyum yang ada pada wajah Salva langsung menghilang. Setelah meninggalkannya tadi malam, sekarang pria itu datang tanpa malu. Ditambah dengan perkataannya barusan, membuat ada yang sakit menusuk di dada Salva.
"Apa maksudmu mas?"
"Bu Salma silahkan keluar dulu,aku ingin berbicara dengan pelayan baruku ini," ucapannya penuh penekanan. Sedangkan Bu Salma tidak berani ikut campur. Ia sendiri tidak tau duduk permasalahan ini, jadi lebih baik dia cari aman dulu.
Bagaikan tersambar petir disiang bolong, Salva tidak percaya suaminya mengatainya pelayanan. Kesalah apa yang sudah dibuatnya sampai suaminya begitu tega.
"Apa maksudmu mas? Kau menyebut ku pelayan? Kita baru saja menikah, kenapa kau berkata seperti itu?" Mata Salva mulai berkaca-kaca ingin menagis. Ia tidak percaya suaminya bisa berubah seperti ini.
"Kenapa? Tidak terima?" kaivan terkekeh sinis. Ia suka melihat wajah terluka ini, rasanya ia telah membalas dendamnya. "Karena memang itu tujuan aku menikahi mu!" bentak kaivan.
Setelah mengatakan kata yang menyakitkan hati itu, kaivan pergi meninggalkan Salva yang menagis.
"Mas! kita belum selesai bicara! Apa maksudmu?" Kaivan tidak menangapi pertanyaan Salva, ia tetap meninggalkan kamar itu.
'*B*elum saatnya! setelah aku puas bermain dengan mu, barulah kau akan melihat kan puncak dari dendam ini. nyawa harus dibayar nyawa.' batin kaivan.
Salva tak bisa membendung air matanya lagi,ia menagis sesegukan. Kata-kata itu menyakitinya, bahkan dia tidak diberi penjelasan apa yang membuat dia harus dibenci.
"Aku harus cari tau! Kenapa kai berbicara seperti itu? Kenapa dia bilang menikahi ku karena ingin dijadikan pelayan?" Salva bangkit beserta dengan semangatnya. Sekarang dia seorang istri, bagaimana pun dia harus memperjuangkan hubungan mereka. Tidak mungkin memutuskan hubungan yang baru sehari ini. Dia yakin kaivan pasti sedang bercanda dengannya tadi, pria itu pasti sedang menyiapkan kejutan untuknya.
"Aku yakin, pasti Kai bercanda. Gak mungkin dia menikahi ku hanya untuk dijadikan pelayan...." Salva menyakinkan dirinya sendiri. setahunya kau pria yang lembut dan perhatian, tidak mungkin dia begitu kejam.
Meskipun berkata tidak, tapi hati tetaplah sakit. bagaimana mungkin dihari pertama menjadi istrinya harus mendengar perkataan yang begitu menyakitkan. Tapi ia tetap yakin, mas kaivan hanya bercanda.
Dia orang kaya, tidak perlu membuat drama seperti ini hanya untuk mencari pelayan bukan. atau ....
"Nyonya Salva? Apa anda ... Baik-baik saja?" Ternyata Bu Salma tidak benar-benar pergi,dia seperti mendengar pembicaraan mereka.
"Ap, apa ibu mendengar pembicaraan kami?" Aku malu pada ibu Salma. Dia pasti mengasihani diriku.
"Iya ... Tapi tenang saja, ibu tidak akan pernah mengungkit masalah ini," Ucapnya membuat Salva semakin malu.
"Bu apa salah Salva? kenapa dia berbicara sekasar itu?" Ia Mencoba mengadu pada wanita tua ini. Bicara dengannya serasa berbicara dengan seorang ibu, membuat Salva begitu nyaman.
"Saya tidak tau nak Salva. Setau ibu nak Kaivan gak pernah sekasar itu!"
"Mungkin memang Salva buat salah ...," Sepertinya nanti aku harus meminta maaf kepadanya. Mungkinkah dengan begitu hubungan kami akan menjadi baik lagi.
"Ya sudah... ibu pergi dulu. nak Salva banyak sabar saja." Hibur Bu Salma.
*****
Jangan lupa tinggalkan jejak 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Sumiasih
mengandung bawang ikutan sedih ...
2022-07-25
0
Silvi viranda
kasaaar
2022-02-01
0
Santy Mustaki
Tegax Kaivan ☹️☹️☹️
2021-08-03
0