salsa kembali

Rasa cinta itu sekarang berangsur-angsur menghilang dari hati. Bukan karena bosan, atau ada pengganti yang lain. Tapi memudar karena luka yang teramat sangat menyakitkan, membuat rasa itu tak kuat untuk bertahan.

Saat ini mereka sedang bersiap untuk masak, obrolan seperti ini sering terjadi jika tuan mereka belum pulang.

"Apa kamu tidak mencintainya lagi? kenapa tidak berusaha untuk merubah tuan kaivan?" Bu Salma bertanya pada Salva,dia juga bingung mengapa wanita itu begitu cepat menyerah.

"Bukan aku tidak mencintainya lagi Bu. Lebih tepatnya cinta itu seakan memudar karena rasa benci yang menjalar." jawab salva, "Jika ditanya, apa aku masih mencintai tuan kaivan? jawaban tentu saja masih, tapi sekarang tidak sebesar dulu lagi!" Bu Salma tersenyum mendengar perkataan salva.

"Apa begitu mudah kamu menyerah? padahal pernikahan kalian belum sampai satu bulan?" Lagi-lagi salva tersenyum hambar mendengar pertanyaan Bu Salma. Dia tau wanita paruh baya ini mencoba membujuk dirinya untuk bertahan bersama kaivan.

"Sekuat apa aku bisa bertahan? jika tali tempat pegangan sudah diputuskan dari awal. Mungkin aku bisa bertahan,jika masalahnya hanya cinta. Tapi disini tidak, pernikahan ini terjadi karena dendam bukan karena cinta." salva menarik nafas panjang. "Bu Salma tau? Kaivan tidak menginginkan diri ini, tapi dia menginginkan kematian ku! Apa kah mungkin dendam ini berubah menjadi cinta?"

"Kenapa nak Salva berkata seperti itu? jika tuhan berkehendak, tidak seorang pun yang dapat mencegahnya!" Bu Salma langsung berhenti mengiris bawang. Ia fokus dengan pembicaraan mereka.

"Ini dunia nyata Bu ... bukan dunia dalam novel. aku harus menerima kenyataan, bahwa mas kaivan bukanlah pemilik tulang rusukku," ucap salva sendu.

"Apa suatu hari tuan akan berubah, kamu akan memaafkannya?" Lagi-lagi salva tersenyum.

"Mungkin saat itu tiba, aku sudah berada di pelukan orang lain." salva langsung meninggalkan bu Salma yang masih terdiam. Dia tidak mau Bu Salma semakin bertanya macam-macam.

Kau sangat hebatnya nak, andaikan dulu aku punya keberanian sama sepertimu! mungkin hidupku akan lebih baik. Tak terasa air mata Bu Salma menetes tanpa sadar.

*****

Sedangkan dikantor kaivan sedang pusing dengan kedatangan salsa. Entah dari mana gadis itu datang, dan langsung menerornya dengan pertanyaan. Gadis itu baru saja kembali dari luar negeri, entah kenapa dia marah-marah tak jelas pada kaivan.

"Kenapa kakak nikah sama gadis jahat itu?" Kaivan hanya mengacuhkan pertanyaan salsa tanpa berniat menjawabnya. "Jawab kak! ingat gadis itu yang sudah membuat kak Naira meninggal!"

"Cukup! Apa kau tidak bisa diam!" Mendengar bentakan kaivan Salsa langsung terdiam. "Kau tidak punya hak untuk Ikut campur dalam hidupku! cukup hanya menjadi adik ku saja. Jika kau melebihi batasan,aku tidak akan mengampuni mu!"

Kaivan kesal, sudah dari setengah jam tadi, gadis ini membuat moodnya hilang. Kaivan tau maksud gadis itu, dan dia sangat peka akan hal itu. Tapi dia tidak suka melihat tingkah salsa yang sudah kelewat batas.