Hari ini hari pernikahan Salva dengan Kaivan. Tampak wajah yang dipenuhi dengan kebahagiaan di depan pelaminan itu. setengah jam yang lalu mereka sudah sah menjadi suami istri, dan sekarang waktu resepsi diadakan.
Menjalin hubungan satu tahun dan berakhir dengan pernikahannya, sesuatu yang diharapkan setiap pasangan. Ternyata penantian mereka berakhir di hari yang indah ini. Para tamu memberi selamat tanpa henti membuat kedua insan itu kelelahan, meskipun begitu mereka tetap bahagia.
"Aku sangat bahagia," bisik Salva pada pria yang baru saja sah menjadi suaminya itu.
"Aku juga bahagia, bahkan sangat sangat bahagia!" Entah apa maksud Kaivan memberi senyum seperti itu, dan jangan lupa penekanannya di akhir kalimat itu, membuat yang mendengarnya jadi merinding. Entah mengapa tidak ada tersirat kebahagiaan dari kata-katanya yang terucap.
Tapi Salva tidak ingin mempermasalahkannya saat ini. ini hari bahagia untuk mereka berdua, jadi tidak ada yang perlu dicemaskan sekarang. Salva memeluk lengan Kaivan erat.
POV SALVA
Hari ini aku sangat bahagia, hari yang aku nanti akhirnya datang juga. Meskipun kami pacaran hanya satu tahun, tapi aku yakin Kaivan Juga sangat mencintaiku. Karena itu aku langsung menerima lamarannya, Dia selalu bilang aku adalah wanita yang baik dan akan menjadi wanita terakhir dalam hidupnya.
Bertapa bahagianya aku bisa dicintai pria sebaik Kaivan, dan bonusnya dia orang kaya. Tapi aku tidak butuh kekayaan, yang terpenting suamiku mencintaiku sampai akhir hayatku itu sudah cukup.
"Aku sangat bahagia." bisik ku ditelinga Kai, hanya sekedar ingin mengungkapkan isi hatiku.
Tapi mendengar balasannya entah mengapa aku merasa ada yang aneh. Apalagi senyum Dan tatapannya bukan tatapan cinta, tapi ... Entah lah aku tidak tahu.
Tapi aku berpikir mungkin dia sedang lelah dengan acara ini. Karena memang acara ini begitu mewah bagi ku. Keluarga dan rekan kerja mas Kaivan diundang. Ucapan selamat silih berganti datang, dan jangan lupa keluarga Kaivan sangat hangat menerima ku sebagai menantu.
Setelah acara selesai aku langsung dibawa Kaivan ke rumahnya, katanya dia sudah menyiapkan rumah untuk kami tempati. Meskipun keluarga Kaivan sempat melarang, apalagi ibunya yang ingin kami pulang dulu ke rumahnya. tapi Kaivan tetap lah Kaivan, Ia tidak ingin mendengar perkataan orang lain.
"Kalian yakin akan langsung pindah?" Ibu Kaivan yang sekarang menjadi ibu mertua ku bertanya sekali lagi. Entah mengapa Kaivan ingin langsung pindah, padahal aku ingin mengobrol, dan mengenal keluarganya lebih dulu.
"Tentu saja! Kami ingin menghabiskan waktu berdua dulu Bu," ucap Kaivan. Jika bukan karena masih didepan keluarga sudah aku peluk dari tadi, dia benar-benar romantis.
"Ibu mengerti." Ibu tersenyum penuh arti pada kami, mungkin dia paham bagaimana yang diinginkan pengantin baru.
Jangan ditanya dimana keluargaku. Disini hanya ada Tante dan suaminya saja. aku sudah tidak punya ibu dan ayah lagi, semenjak berumur delapan belas tahun.
Aku memeluk tubuh Tante Zera erat, sebagai perpisahan kami.
"Tante, Salva pamit... maaf jika selama ini Salva menyusahkan Tante sama om," ucapku sendu. Aku langsung memeluk mereka berdua. mereka sudah aku anggap seperti kedua orang tuaku, karena mereka yang mengurus diri ini setelah kedua orang tuaku pergi.
"Jangan berbicara seperti itu. Ingat lah kami akan selalu menjadi kekuatanmu nak." Aku sangat bersyukur mendapatkan seorang Tante yang menyayangi ku dengan tulus, tidak seperti di sinetron hehe.
"Aku pergi dulu ya Tante," ucapku sendu.
"iya ... Berhati-hatilah nak, hidup bahagia lah disana." Aku mengangguk.
Setelah berpamitan dengan keluarga kami pergi ke rumah yang disebut Kaivan, karena memang aku belum pernah pergi ke sana. Jadi aku belum tahu rumah dimana dan seperti apa?
Sekarang kami sudah dalam perjalanan pulang ke rumah Kelvin, meski sudah dibujuk, dirayu Kaivan tetap memilih membawaku kembali secepatnya. Padahal ibu dan keluarganya sudah melarang tadi.
Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara. Sedangkan Aku bingung dengan perubahan suamiku ini. Biasanya Kaivan selalu berperilaku lembut, dan banyak bicara dengannya. Tapi sekarang dia berubah begitu dingin, dan tidak ada kebahagiaan di wajahnya sedikit pun. itu tampak dari wajah Kaivan yang tidak ingin memandang diriku disampangnya, atau pun berbicara.
"Mas kamu kenapa?" Aku mencoba bertanya pada Kaivan. Tapi tidak mendapatkan jawaban, membuat perasaanku semakin bingung.
"Mas,"
"Diam!" bentak Kaivan. Suamiku menatap dengan penuh kesal. "Sekali lagi bicara, kau akan menyesal!"
Ini sungguh membuatku terkejut dengan bentakan Kaivan, Akhirnya aku memilih untuk diam saja, tidak berani berbicara lagi. Ini pertama kali Kaivan membentak, selama berpacaran Kaivan begitu lembut dan perhatian.
'kenapa sikapnya berubah? apa aku membuat kesalahan? mungkin dia hanya lelah...." Mencoba berpikir positif tentang perubahan suaminya itu. mungkin dia lelah, pikirku. Meskipun begitu Salva bertanya-tanya dalam hati, tapi karena takut bertanya Salva hanya menyimpannya saja.
*******
Hay kakak-kakak semua😊
Aku mulai membuat cerita lagi, aku harap kalian suka. aku minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisannya. harap dimaklumi ya kakak semua.
oh ya jangan lupa kritik dan sarannya, di like juga ya kak😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Widayati
semangat tour aku masih setia
2021-09-17
0
Yusneli Usman
Baru beberapa jam jd istri dah dibentak aku yg dah 22thn ni tak pernah pulak dibentak...geram aku...😤😤
2021-07-18
0
lely lestari
nyimak
2021-06-16
0