"Buah kelapa ini berfungsi untuk mencegah dehidrasi dan menghilangkan sedikit efek racun,"
Rida yang menjelaskan kepada para tabib.
"Memang bisa Nona?" tanya para tabib.
"Dulu saat di tempatku, aku sering sekali meminum air kelapa jika aku mengalami keracunan, dan itu akan menghilangkan sedikit efek mual dan muntah saat kita mengalami keracunan." jelas Rida panjang lebar.
"Lalu? apa fungsi dari pohon kelapa ini, Nona?"
tanya para tabib kepada Ridha.
"Pohon serabut kelapa nya tolong dibakar. agar menghilangkan nyamuk-nyamuk yang sedang bernyanyi di telingaku."
Perintah yang di keluarkan Rida membuat para tabib dan kaisar Han melongo tak percaya.
"Memang ada nyamuk yang bisa bernyanyi Nona?" tanya kaisar Han kepada Ridha.
Pria itu yang seolah tidak percaya adanya nyamuk yang bernyanyi di telinga.
"Ada, setiap hari aku selalu mendengarkan nyamuk bernyanyi di telingaku aku," jawab Ridha acuh.
"Seperti apa jika nyamuk bernyanyi Nona?" tanya Komandan Zhao kepada Ridha.
"Itu tuh, kalau nyamuk yang berada di telinga kita dan berbunyi. weng..weng.. weng.. weng. sama saja kan dengan nyanyian." jawa Ridha sembarangan.
"Itu bukan nyanyian Nona, tapi itu mengganggu." jawab Komandan Zhao.
"Berisik! terserah mau nyanyi kek, mau ngerusak kek, mau apa kek, pokoknya anggap saja itu nyanyian. Pusing aku berbicara sama Komandan yang tidak bisa dikalahkan." gerutu Ridha.
Kemudian Ridha memberikan air kelapa pada penduduk desa Meng.
"Hebat juga wanita ini, berani menyindir komandan Zhao yang sangat terkenal tidak punya perasaan." guman para tabib.
"Jangan diam saja, cepat bantu aku. kalian seperti patung saja nggak ada gunanya banget sih!" gerutu Ridha sambil melempar batang buah kelapa kepada para lelaki itu.
"Nona.. sebenarnya lahir tahun apa sih, kok berani banget." ucap salah satu tabib.
"Lahir tahun cabe, bulan api dan tanggal air panas." jawab asal Ridha yang membuat para tabib itu ingin tertawa.
"Pasti Nona lahirnya di tempat sirkus ya? atau di rumah komedi?" tanya sang tabib lagi Yang penasaran akan jawaban Ridha untuk yang kedua kalinya.
"Bukan Tuan, aku lahir di bawah pohon pisang dan ditemani oleh kucing garong dua." jawab Ridha asal.
"Memang seperti apa muka kucing garong itu Nona?" tanya tabib itu lagi.
"Seperti muka Tuan tabib, yang tidak menyenangkan. Tidak tampan perutnya buncit dan sangat membosankan." jawab Ridha yang kemudian diikuti tertawaan oleh sang Kaisar dan Komandan Zhao.
"E..tuan lecet, bisa tidak kau tidak terus bertanya. aku sampai capek mulutku dower seperti karet yang kena panas." jawab Ridha asal.
"Nona!" seru salah satu penduduk desa meng yang memanggil rida setelah meminum air kelapa itu.
"Ada apa bu? kenapa mukamu seperti itu?" tanya Ridha kepada wanita tua yang meringis kesakitan, setelah beberapa detik yang lalu meminum air kelapa.
"Tabib, tolong periksa mereka. Aku capek terus-terusan membawa buah kelapa berputar-putar." ucap Ridha.
"Apa yang terjadi tabib?" tanya Kaisar kepada tabib Kerajaan.
"Ini sangat ajaib, Yang Mulia! keadaan nadi ditangannya berangsur mulai normal, tidak seperti pertama kita periksa tadi." jawab sang tabib.
"Benarkan kataku, kalau buah kelapa itu seribu kali manfaat. makanya jadi orang tua.. kalau diberitahu yang muda tuh nurut, udah tua mulutnya dower, perutnya buncit masih suka menggerutu aja," jawab Ridha.
"Ternyata gadis ini ajaib juga." guman kaisar dalam hati.
"Bakar yang banyak pohon kelapanya, biar nyamuknya pada hilang semuanya," seru Ridha sambil membawa potongan batang pohon kelapa yang sudah dibakar.
Ridha memutar-mutar di ruangan
"Apa yang dilakukan oleh Nona itu?" guman penduduk Meng.
Ridha terlihat sangat antusias, saat dia memberikan air kelapa pada para penduduk.
"Nona, ikutlah bersamaku. Aku akan menunjukkan sesuatu?" warga mengajak Ridha ke sudut desa Meng.
"Kemana Nona?" tanya Sang Kaisar kepada Ridha.
"Enggak tahu, tapi mereka mengajakku untuk mengikuti mereka ." jawab Ridha sambil mengangkat pundaknya.
"Baiklah kita ke sana bersama." jawab Kaisar Zain.
Akhirnya para tabib mengajak Ridha beserta yang lain menuju sudut desa. Disana bahkan lebih terlihat buruk, dari pada di bagian depan desa Meng.
"Apa yang terjadi pada mereka tabib?" tanya Ridha kepada para tabib.
"Entahlah, saya tidak tahu Nona. Tapi lihatlah warna kulit mereka nampak pucat dan sedikit ada bau busuk. yang keluar dari kulit mereka," ucap tabib istana.
"Ukhhh." Ridha yang merasa kesulitan bernafas saat mencium aroma tubuh busuk.
"Mengapa tempat ini begitu sangat memprihatinkan? sangat menakutkan dan begitu mengerikan," guman Ridha saat melihat para warga yang berada di sudut desa Meng.
"Ada apa Nona Rida?" Kaisar Zain yang melihat Rida yang ingin muntah, karena melihat banyak mayat yang berserakan di bagian terdalam desa Meng.
"Ini desa atau tempat pemakaman, Yang Mulia? Kenapa banyak sekali mayat yang bergeletakan tanpa dimakamkan," tanya Ridha kepada Kaisar Zain.
Nampak sang Kaisar tidak bisa menjawab pertanyaan dari Ridha, karena benar kenyataannya.. kalau banyak mayat tergeletak di desa Meng karena tidak terurus. banyak prajurit dan pejabat yang tidak mau datang ke desa tersebut, karena wabah yang sangat menakutkan.
***🤗🤗❤️❤️👍👍🤗🤗***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Lee Fay
Knpa dizaman kuno uda ada kata banget sih dll? Wkwkwk halu si halu tp agak masuk akal dkit thor😭😭
2022-04-18
1
Yuli Pujiastuti
Subahanallah karya dari Author yang baik hati bikin saya jadi semangat membacanya dan ceritanya lucu sekali serta saya suka dengan Karya Novel dari Author yang baik hati... Good luck for you Author 👍
2022-02-02
0
Milkyblue
maap yeee, ini crita entah kenapa terasa familiar?
kayak drama splash² love..
2021-05-18
3