Pagi ini, Nadira telah bersiap siap untuk pergi kerumah sakit jiwa, tempat Utari di rehabilitas. Stevan memang sengaja tidak ikut bersama nya di karenakan ada hal yang lebih mendesak di kantor nya. Rapat pemegang saham akan di adakan pagi sekali sekira jam 9 wib, hal itu tidak mudah bagi Stevan membagi waktunya.
Mereka beriringan keluar dari rumah, seperti biasa Stevan bersama dengan Alexi, sementara Nadira pergi dengan Mauli. Mauli saat ini sudah bisa berjalan walaupun masih dengan sangat pelan, hal itu tentu saja di papah oleh nadira agar kaki lemahnya kuat untuk menompang badan nya yang sangat lemah. Nadira sudah melarang namun Mauli bersikeras untuk ikut pergi bersamanya.
Dengan berat hati Stevan menutup pintu mobil yang akan di kendarai oleh nadira. Stevan sangat ingin ikut bersama mereka menjenguk ibunya, namun nadira melarang nya karena pertemuan Stevan dengan beberapa rekan bisnis nya hari ini sudah di rencanakan sejak jauh hari, dan itu tidak mungkin lagi untuk di batalkan.
"Hati-hati ya sayang, bawa mobil nya pelan aja! jangan ngebut ya" nasehat Stevan
Nadira membalas dengan anggukan sembari tersenyum kecil ke arah Stevan.
Stevan terpukau oleh senyum manis istri nya, dia termanggu melihat kepergian sang istri yang sama sekali tak di relakan kepergiannya tanpa ada dia di samping istrinya.
"Papa ayo, nanti Al bisa terlambat karena ini adalah ujian semester awal Al!! " Alexi melongoskan Kepala nya keluar dari tempat duduk nya.
Dengan segera Stevan masuk dan menghampiri anaknya. kini mereka tengah berada dalam satu mobil yang di kendarai oleh Reno, sang asisten Stevan.
🌹🌹🌹🌹
Saat ini Stevan tengah fokus mempresentasikan tentang pembangunan proyek mega raksasa yang akan di kelola oleh perusahaan nya DRAKE ADALSON Corp.
Nadira juga telah sampai sedari tadi di rumah sakit jiwa harapan pulih, mereka belum di perbolehkan oleh perawat nya untuk masuk karena ada sedikit pemeriksaan terhadap kondisi pasien nya.
Seorang perawat datang menghampiri mereka tengah duduk di kursi khusus untuk para tamu rumah sakit tersebut.
"Apakah ini dengan Ibu nadira" ucap seorang perawat
"iya, memang benar saya adalah nadira dari keluarga pasien yang bernama Utari komala sari" ucap nadira.
"kalau begitu anda sudah bisa di perbolehkan untuk masuk menjenguk pasien" balas si perawat dengan tersenyum ramah.
Mereka telah sampai di ruangan Utari.
"assalamu'alaikum Mama! " nadira masuk dengan Mauli yang tengah di papah oleh nya.
Seketika Utari langsung menoleh ke arah asal sumber suara. tampak raut wajah senang nya terlukis di wajah yang sudah tidak terlalu pucat itu.
Utari merasa senang dengan kedatangan mantu dan besannya.
"na.. nadira, ma... mau... li" ucap nya terbata.
Nadira dengan segera meraih tangan mertua nya dan menempel kan ke kening nya.
Perasaan William seketika menghangat, dia melihat dengan jelas ketulusan hati nadira untuk menerima keadaan Ibu nya, William sangat bangga terhadap nadira, wanita yang ada dalam hatinya itu tidak malu untuk mengakui perihal kondisi ibu mertuanya.
William juga telah sampai di rumah sakit jiwa harapan pulih tersebut,dia tidak menyangka bahwa nadira beserta ibunya akan datang untuk berkunjung, tetapi William tidak sanggup untuk masuk. William hanya menatap mereka dari luar pintu masuk kamar, mengintip dari luar pintu kaca. William sangat canggung bila berada di dekat nadira. Detak jantung nya berpacu sangat hebat, dia sangat menyadari hal itu. Nadira nya telah di miliki oleh adik kandung nya. Cinta dalam diam nya sangat menyiksa batinnya.
"Utari maaf kan aku karena selama ini tidak pernah mengabari perihal kematian sahabat terbaik mu yaitu hazza, dan juga anakku Adnan! " Mauli tertunduk lemah.
Utari meraih tangan Mauli dengan sangat pelan, memegang pergelangan tangan nya.
"te... terimakasih karena kamu telah me...mberi kan putrimu untuk ku dan Stevan" Utari memang sedikit terbata bata. kondisi kejiwaan nya sangat labil sehingga membuatnya harus di rawat lebih lama lagi.
"aku sangat berterimakasih juga Utari, karena Stevan telah menjadi anak sekaligus mantu di rumahku" balas Mauli.
Nadira meraih napan dari salah satu perawat yang masuk ke ruangan itu. Napan tersebut berisikan bubur ayam dan segelas air putih beserta obat obatnya untuk Utari. Dengan penuh kasih sayang Nadira menyuapi ibu mertuanya dengan sangat hati-hati. Mauli sangat bahagia melihat perkembangan Utari yang jauh lebih pesat dari yang sebelumnya.
Nadira membuka buku buku yang berisikan tentang kalimat do'a yang telah di sediakan oleh pihak pengelola rumah sakit, tak lupa juga nadira melantunkan sedikit ayat-ayat suci Al-Quran. Karena dengan hal ini disinyalir akan menyentuh hati para pasien yang telah membeku oleh pikiran kosong nya.
Stevan Juga telah sampai di rumah sakit, hatinya begitu resah mengingat istri nya pergi tanpa di kawal oleh nya. Stevan berjalan di lorong lorong rumah sakit tersebut.
Dari kejauhan Stevan melihat William tengah duduk di taman sendirian di kursi besi dengan cat berwarna putih yang terletak di bawah pohon rindang yang ada di taman tersebut.
Niat hati ingin memberikan kejutan dengan mengagetkan William namun hal lain telah terjadi pada saat itu juga, hatinya begitu pilu melihat William secara diam-diam telah menyimpan foto foto istri nya, mungkin juga foto tersebut saat nadira masih remaja, terlihat dengan sangat jelas geraian rambut lurus nadira menutupi kedua telinga nya.
William adalah penguntit nadira saat nadira masih remaja hingga dewasa bahkan foto saat dia menjadi janda pun juga ada dalam koleksi memori ponsel handphone nya itu.
Seketika Stevan mengepalkan tangannya, saat ini mood nya sangat tidak baik, rindu terhadap istri perlahan lahan berubah menjadi api kecemburuan. Stevan tengah cemburu buta terhadap istrinya, sementara yang di cemburuinya tengah asik membaca dan melantunkan doa doa yang ada dalam naskah buku tersebut.
William mengira bahwa nadira dan Mauli sudah pulang karena saat ini sudah cukup siang, dengan segera dia mematikan ponselnya lagi berdiri untuk beralih pergi ke kamar ibunya. William sangat tidak menyadari bahwa Stevan sedari tadi melihat dan memperhatikan nya dari belakang saat dia tengah asik memandangi foto foto wanita pujaan nya.
Stevan mengendap ngendap mengikuti langkah kaki William, seperti polisi intel tengah ingin menangkap basah tersangkanya. Saat ini William harus masuk karena Mauli tengah memperogokkinya sedang mengintip di balik pintu kaca kamar Utari.
" William!!, ada apa? kenapa tidak masuk? " tanya Mauli dari belakang William.
Mauli datang dari arah belakang William karena barusan habis dari toilet.
"oh.... maaf tante, ini rencananya juga ingin masuk" balas William dengan wajah kaku.
Saat Mauli hampir jatuh karena tak sanggup memopang badan lemahnya, Tiba-tiba
Sejurus kemudian Stevan Keluar dari persembunyian nya untuk merangkul tubuh Mauli.
Betapa terkejutnya William melihat Stevan sudah berada di depan nya saat ini. William dapat melihat sorot mata tajam Stevan mengarah kepadanya.
"beruntung kamu kak! saat ini aku belum bisa mempertanyakan perihal kekaguman mu terhadap istriku". batin Stevan.
" ada apa dengan nya, kenapa sorot matanya seperti ingin mengintimidasi ku... " batin William
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Supira
Kasihan dengan William menyimpan rasa cinta yg tak terungkap kan kepada Nadira.
ternyata Nadira banyak penggemar cowok yg mengincar cinta nya saat masih gadis. yg sabar ya wil,,,
2022-04-01
0
Nani Naya
ini nadira banyak fans nya 😀
2021-03-18
1