Stevan pulang terlebih awal, tak lupa juga Stevan menjemput Alexi. Dia bermaksud ingin membawa anak dan istrinya untuk menjenguk Mama nya yang masih di rawat di rumah sakit jiwa harapan pulih. ketika Stevan memasuki rumah ternyata nadira telah menunggu ke datangan Stevan beserta Alexi anaknya.
"assalamu'alaikum Mama" Alexi meraih tangan nadira. dan begitu juga dengan nadira dia juga menyambut telapak tangan suaminya.
"al, sebaiknya ganti baju dulu ya" perintah nadira
Alexi bergegas Naik menuju kamar nya untuk mengganti pakaian seragam sekolah.
Stevan masih setia berdiri di samping nadira
"Mas mau makan siang dulu atau mau berangkat langsung" tanya nadira.
"nanti kita makan di jalan saja ya" balasannya sambil tersenyum
nadira memasang wajah masam nya, bagaimana tidak kalau Stevan senang makan di luar sedangkan johan lebih menggemari masakan istri nya.
"kamu marah ya sayang" Stevan merasa tidak nyaman dengan diamnya nadira
"gak masalah kok, lagian aku juga mau pulangin lagi kunci mobil ini Mas" nadira mengulurkan genggaman tangan nya yang berisikan kunci mobil tersebut.
Stevan mengernyit "loh kenapa sayang, itu kan mobil untuk kamu nad! " Stevan menolak kembali pemberian kunci tersebut
"ini terlalu mahal untuk ku, dan aku juga tidak sanggup untuk membayar nya. lagian mobil ku juga masih ada" tangan nadira masih menggantung di udara sembari memegang kunci tersebut
"oya, mobil yang ninggalin kami di jalan saat mengantarkan alexi ke sekolah? " Stevan masih melakukan penolakan
"mobil itu memang sering mogok secara tiba-tiba, tapi aku masih nyaman menggunakan nya"
"maka dari itu suamimu yang baik ini mengganti nya dengan yang bagus. Agar istri ku yang cantik ini tidak susah payah untuk mendorong nya lagi" Stevan bersikeras agar nadira mau menerima nya.
"tapi....!,mobil itu terlalu banyak menyimpan kenangan ku" wajah nadira mulai sendu jika dia mengingat masa masa yang indah itu.
"kenangan mu bersama Sibre*ngsek itu"
Beruntung alexi sudah selesai dengan pakaian nya. suasana yang hampir menegang itu pun seketika terhenti.
"wah... al,anak tampan dan keren ya seperti papanya juga" Stevan takjub melihat gaya berpakaian Alexi simpel tetapi tidak menutupi wajah tampannya
Alexi mengernyit"maksud papa, al tampan seperti Papa yang mana" ucapan Alexi lolos seketika saat Stevan memujinya
Stevan bingung "ya.... seperti Papa Stevan dan juga seperti Papa johan, benarkan"
"Alasan yang tidak masuk akal bagaimana mungkin dua orang ayah mencetak satu produk secara bersamaan yang satunya bule blasteran dan yang satu lagi Jawa asli" nadira berkata dalam hatinya
"ayo sayang kita berangkat" ajakan Stevan sambil menarik tangan alexi.
"Papa tinggu dulu" alexi menghentikan langkah nya
"kenapa berhenti" tanya Stevan
"itu mobil siapa, tadi perasaan al tidak ada tamu yang masuk" alexi menatap mobil dengan keheranan, mobil baru yang terparkir indah di depan Garasi.
"itu adalah mobil baru al dan Mama kita sayang! "
"Silahkan masuk Tuan Muda Alexi " Reno membukakan pintu paling depan untuk Alexi. sementara Stevan dan nadira duduk di belakang kemudi.
"Reno kita mampir dulu untuk makan siang" perintah Stevan dari belakang
Reno hanya menjawab dengan anggukan
"mereka seperti penumpang umum saja duduk berjauhan. kasian kamu bos cinta bertepuk sebelah tangan" Reno hanya bergumam dalam hati
Siang itu mereka mampir ke salah satu restoran untuk makan siang. tidak banyak obrolan di antara mereka bahkan pembicaraan orang di sebelah nya pun masih bisa mereka dengar.
nadira makan dengan tenang, akan tetapi telinga nya tidak setenang makannya. sedikit demi sedikit dia mendengar dan menyimak pembicaraan sepasang kekasih di sampingnya itu. meja mereka Hanya berjarak beberapa meter saja.
"Aa, nanti kalau kita sudah menikah apakah Aa akan selingkuh seperti sahabat Aa yang kemarin itu"
"ya gak lah sayang, di mata Aa adek lah yang paling ku cintai dan ku sayangi yang lain mah numpang lewat aja gitu hehehe.... "
Stevan merasa dirinya tersindir dengan Pertanyaan si wanita yang tengah di mabuk cinta oleh kekasihnya.
"ah yang bener, ntar kalo Aa ketahuan selingkuh Neneng dengan senang hati memotong ***** Aa ya menjadi 4 bagian" sanggah si wanita itu
seketika nadira tersedak, dengan cepat tanggap Stevan segera meraih air minum mineral yang ada di samping nya. berbeda hal dengan Reno dia lebih parah lagi nasi di mulut nya muncrat seketika mendengar ***** kekasihnya di potong menjadi 4 bagian yang terlintas di benak kecilnya, bagaimana kalau Stevan ketahuan selingkuh lagi maka nadira akan memotong menjadi 4 bagian juga.
Membayangkan nya saja Reno merasa geli
"sayang jangan nguping lagi ya itu tidak baik" bujuk Stevan agar nadira hanya fokus dengan makanan nya.
"kamu takut ya Mas" bisik nadira ke telinga Stevan
Reno tersenyum jahil, Stevan melirik ke arahnya seolah olah ingin mengatakan bahwa 'anda sebaik baik nya lebih hati hati lagi bos' senyuman Reno terhenti berganti dengan menundukkan Kepala nya. Stevan melirik Reno seperti ingin mematikan nya saat itu juga
tidak lama setelah itu mereka sudah selesai makan siang dan melanjutkan perjalanan nya ke rumah sakit jiwa harapan pulih.
🌹🌹🌹🌹🌹
Setelah sampai di rumah sakit jiwa harapan pulih mereka pun langsung melangkah masuk keruangan tempat Mama Stevan di rawat, sebelumnya mereka sudah meminta izin terlebih dahulu kepada penjaga rumah sakit tersebut. seorang perawat menuntun mereka ke tempat yang yang mereka tuju, tanpa di sengaja Stevan beserta keluarga nya melihat william yang telah dulu sampai daripada mereka.
Ruangan tersebut hanya berisikan satu pasien saja. Ruangan yang cukup luas tetapi hanya ada satu tempat tidur dan satu buah kursi roda. ruangan yang sangat polos tidak adanya bunga bunga di vas nya bahkan meja makan pun juga tidak ada. Mama Stevan sering mengamuk dan membanting segala yang ada di dekat nya. sehingga yang awalnya jendela itu berpintu kaca menjadi kawat teralis besi.
William tengah menyuapi Mama nya dengan bubur ayam. dari arah belakang Stevan bisa melihat dengan jelas betapa susahnya william membujuk Mama nya untuk makan.
Stevan memberanikan diri untuk membawa nadira masuk beserta Alexi untuk mendekati sang ibundanya. Dengan erat Stevan menggenggam tangan nadira dan juga Alexi seperti memberikan kekuatan dan keyakinan bahwa tidak akan terjadi apa apa.
"Selamat datang Stevan dan juga adik ipar " sapa william "ayo sini keponakan uncle mendekat" william dapat melihat ekspresi Alexi yang sangat ketakutan sehingga dia lebih memilih berdiri di belakang Stevan.
"hey jagoan ayo sini, Oma kamu baik kok sayang" william masih bersikeras membujuk Alexi untuk keluar dari persembunyian nya.
Nadira juga ingin menyambut telapak tangan Ibu mertua nya itu, sama seperti Alexi dia juga memiliki perasaan yang sama rasa ketakutan juga menyelubungi perasaan nya. Nadira masih enggan untuk melihat wajah ibunya Stevan, dia masih setia berdiri dibelakangi ibu mertua nya. bukan rasa hormat nya yang kurang akan tetapi bagaimana cara dia bersikap kepada ibu mertuanya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Supira
Semoga dengan kehadiran Nadira dapat membantu penyembuhan mama nya mertua nya.
2022-03-31
0