"Saya Terima nikah dan kawin nya nadira hazza pratama bin hazza pratama dengan seperangkat alat solat dan Mas kawin senilai tesebut di bayar tunai"
"bagaimana sah"
"sah"
hari ini aku telah melepaskan status janda ku, berharap di kehidupan baru ini sikap ku lebih dewasa lagi dan menjadi istri yang berbakti. tapi apakah mungkin hal itu akan terlaksana olehku. Mas yohan perlu engkau ketahui dalam hidup ku. belajar mencintai nya mungkin itu adalah hal yang mudah untuk ku pelajari, tapi belajar melupakan mu tidak semudah untukku seperti jatuh cinta kembali. cinta yang telah tertanam di sanubari ku dan takkan pernah hilang di setiap denyut nadi ku.
pikiran nadira hampa, ia tertegun saat Stevan meraih dagunya"cup" bibir lembut Steven berhasil mendarat di kening nadira.
seraya berbisik "jadilah istri ku yang baik dan lahirkan anak anak untuk ku yang cantik seperti mu dan tampan seperti ku"
nadira termangu sebuah permintaan yang sangat berbeda dengan yohan.
"ayo Pakaikan" ucap Stevan lembut,Stevan mengulurkan jari manisnya untuk di beri tanda seperti seolah olah ingin mengatakan keseluruh dunia bahwa ia sudah menikah.
Acara pernikahan yang tergesa-gesa akirnya berjalan dengan hikmat. hanya beberapa orang penting yang hadir di kediaman Mauli. ibunya menginginkan pelaksanaan ijab kabul di rumah nya.
"wah.... mama al sangat cantik, al jadi kagum" Alexi datang menghampiri nadira
"terimakasih sayang, al tidak marah kan ke Mama?? "
Alexi bingung dengan pertanyaan mamanya.
"al tidak pernah sama mama, al sangat menyayangi mama. yang terpenting bagi al Mama jangan pergi meninggalkan al sendiri, al takut ma" wajah Alexi meredup seketika. ia sangat takut dengan kejadian kejadian yang telah ia alami.
" al anak papa sini nak! Papa ingin menggendong mu keluar.papa ingin mengenalkan mu kepada Paman William"Stevan masuk tanpa memberi aba aba membuat nadira jengkel dan geram.
"tapi al kan udah besar pa, badan al pasti juga sudah berat sekarang! "
"seberat apapun Papa pasti kuat menggendong anak papa! "
"benarkah sekarang al adalah anak papa?? " Alexi merasakan kebahagiaan yang hampir hilang dalam kehidupan nya.
Stevan menowel hidung putranya "iya sayang mulai sekarang dan untuk selamanya alexi adalah putra sulung papa ok" Stevan membentuk huruf O di jari telunjuk dan jempol.
Stevan melirik ke arah nadira yang sedang duduk di meja rias. Stevan tahu kalau nadira masih enggan untuk menyapa nya.
"hai jagoan tampan perkenalkan nama om adalah William. om dengar keponakan om ini pernah juara menggambar ya?? " William ingin mengakrabkan dirinya
"nama ku alexi om, pernah waktu itu al mengikuti lomba antar sekolah dan meraih juara pertama dan.... dan..... " alexi enggan untuk melanjutkan nya.
"cukup kalian tidak berhak untuk mengetahui hal yang paling detail dari anak saya, kalian mengingat kan hal yang ia ingin lupakan" derai air mata nadira pecah di tengah-tengah rumah besar itu. hanif melihat kesedihan yang begitu besar dari keponakannya.
"Stevan tunggu! di sini saja ya biarkan paman yang menyusul nadira " hanif menahan langkah kaki Stevan yang hendak menyusul nadira sembari menggendong alexi.
"tok... tok... buka dong nak! Paman ingin bicara sebentar" hanif berusaha berupaya melunakkan hati nadira yang angkuh itu. keangkuhan nya bukan berarti tanpa alasan, ia begitu mencintai suaminya walaupun sebelumnya hubungan nadira dan yohan adalah sebuah perjodohan.
"masuklah paman" sahutnya dari dalam
"hapus air matamu ya nak, paman sangat tahu kamu pasti akan terluka dalam hal ini. tapi kamu harus sadar nak tanpa pertolongan Stevan mungkin paman sekeluarga dan mamamu akan menjadi gelandangan terluntang-lantung kesana kemari demi sesuap nasi" paman Hani menitikkan air matanya
" maaf Dira Paman, Dira berjanji akan menjadi istri yang baik untuk Stevan. tapi, beri nadira waktu untuk bisa menerima semua ini" ia memeluk paman nya.
ibu maulid datang menghampiri anak dan adik ipar nya.
"Stevan sudah pernah berupaya untuk menyelamatkan Papa mu dari penyakit kronis. dan Stevan juga yang membayar biaya pencangkokan jantung papamu. namun naas operasi nya gagal dan Papa mu menghembuskan nafas terakhir nya di pangkuan Stevan" Mauli juga ikut menangis.
🌹🌹🌹🌹🌹
keadaan rumah sudah mulai sepi hanya ada para pekerja yang tersisa. mereka di sibukkan dengan merapikan rumah tersebut.
"Stevan abang balik dulu ya jaga istrimu baik baik jangan sakiti dia, ingat dia masih rapuh" bisik William yang hendak pamit diri
"gue juga pulang bro, jangan lupa kabari aku saat malam pertama ya " juna menjahili Stevan
"terimakasih ya bang William dan kamu juna. untuk mu Juna jangan sampai kau menelpon saat tengah malam mengerti! " Stevan memasang wajah masamnya.
"ehm..... ehm..... ehm... "Stevan berdeham memberi isyarat bahwa malam ini adalah malam pertama nya tapi sayang nadira tidak merespon sama sekali.
" ehm... ehm...... " Stevan kembali berdeham
"kamu kenapa mas batukkah?? " nadira menoleh ke samping.
"oh ini, tenggorokan dan badan mas kenapa berasa dingin ya nad! " Stevan bingung harus di mulai dari mana dulu.
"sebentar ya aku ambilin selimut dulu" nadira mencari selimut di lemarinya " Mas turun dulu ya kita bersihkan dulu tempat tidurnya terlalu banyak kelopak bunga di sini " nadira menyapu dengan telapak tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments