Vina dan Afifah pun terlihat sangat menikmati perjalanan mereka.
Sesekali mereka bercanda dan tertawa renyah.
20 menit kemudian mereka pun sampai ke Butik milik Afifah.
Mereka pun turun dari mobil. Kemudian beranjak masuk kedalam butik tersebut.
Suasa butik yang lumayan besar, dengan nuansa cat berwarna Putih combinasi gold membuat nya terlihat mewah dan elegan.
Didalam butik tersebut pun terlihat banyak pengunjung dan para pelayan butik tersebut sedang melayaninya dengan Ramah.
" Wawa.. Rame juga butik mu Fi." Ucap Vina yang mengekor dibelakang Afifah dan menuju ruangan kerja khusus Afifah.
"Iya Alhamdulillah Vin, Akhir-akhir ini ramai. Mungkin karena musim Nikahan juga jadi banyak yang pesen gaun pernikahan." Jawab Afifah sambil tersenyum.
Kemudian mereka pun tiba depan ruangan kerja Afifah, dan disambut oleh seorang Gadis cantik yang berdiri dan membukakan pintu ruangan tersebut.
"Selamat siang mbak." Ucap nya tersenyum ramah.
"Iya Siang Din, apa ada masalah." Ucap Afifah.
"Tidak mbak semua baik-baik saja." Ucap Dini.
"Yasudah aku masuk dulu ya."
"Iya silahkan mbak."
Dini adalah asisten sekaligus orang kepercayaan Afifah, karna sikap nya yang jujur dan bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaan yang Afifah berikan. Dan setiap Afifah pergi keluar atau bertemu Klein Dini lah yang bertugas untuk mengawasi butik tersebut.
Afifah sudah mengganggap Dini seperti Adik sendiri, dan tak jarang Afifah mencurahkan keluh kesahnya terhadap dini.
Begitu pun Dini sebaliknya.
Afifah duduk di di kursi kerjanya. Terlihat dia sedang mengukir gambar sebuah gaun pernikahan di sebuah buku gambarnya.
Vina pun menghampiri Afifah.
"Fi.."
"Hemm."
"Itu gaun pesanan orang ya? cantik banget desain nya." Ucap Vina terkagum.
''Emm.. Sebenarnya ini bukan pesenan orang Vin, ini ide iseng aku saja, Hehe." Afifah tersenyum kekeh.
'Wiiih kamu memang hebat Fi, eh Fi boleh gak nanti saat aku dan Arka menikah, aku pake gaun rancangan kamu itu, aku jatuh hati sama gaun itu Fi, kamu jangan kasih orang ya." Ucap Vina memohon.
Afifah pun tersenyum kekeh.
''Tentu saja Vin, tentu saja boleh, tapi kalau waktu dekat ini aku belum bisa membuatnya. Soalnya masih banyak pesenan customer yang lain Vin." Ucap Afifah.
"Ya udah si santai aja Fi. Lagian aku dan Arka kan belum nentuin juga kapan akan menikah.
Aku masih menunggu kepastian dari Arka Fi. Dan akhir-akhir ini Arka sangat sibuk." Ucap Vina, terlihat wajah Vina menyimpan sedikit rasa kecewa.
"Yaudah, sabar dulu aja Vin. Aku yakin Arka gak mungkin ngecewain kamu. Kita kan tau karekter Arka.'' Ucap Afifah, meyakinkan sambil memeluk Vina.
Vina pun membalas pelukan tersebut.
"Makasih ya Fi, kamu memang sahabat terbaikku." Ucap Vina.
Kemudian mereka melepaskan pelukan hangat tersebut, lalu tertawa renyah.
"Eh iya Vin, kamu haus gak? Dari tadi kamu disini gak aku tawarin minum. Hehehe lupa." Ucap Afifah, tersenyum kekeh.
"Huh dasar. Sahabat macam apa kau ini Fi." Ucap Vina sambil memasang muka sok cemberut.
"Iya sorry, yaudah kamu mau Minum apa?" Tanya Afifah.
"Apa aja deh yang penting enak." Ucapnya.
Kemudian Afifah menelpon seseorang.
"Din kamu bisa antarkan minuman, jus jeruk ke ruangan mbak gak?"
"Iya mbak."
"Yaudah, terimaksih ya Din."
Afifah pun mengakhiri telpon tersebut.
Dan dia duduk di sopa samping Vina diruangannya.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.
"Tok...tok..tok..."
"Masuk.."
Terlihat Dini membawa nampan diatasnya berisi jus jeruk.
"Ini mbak silahkan."
Dini meletakan gelas jus tersebut diatas meja.
"Ada yang bisa dini bantu lagi mbak?"
Ucap dini sambil tersenyum ramah.
"Tidak Din. Terimaksih ya."
"Ya mbak."
Dini kemudian meninggalkan ruangan tersebut sambil membawa nampan bekas minuman tadi.
Vina yang dari tadi sudah kehausan pun.
Terlihat buru-buru menyambar jus tersebut dan meneguknya sampai habis.
Afifah pun tersenyum sambil mengelengkan kepalanya, melihat tingkah sahabatnya tersebut.
"Habis maraton bu." Ucap Afifah, tersenyum kekeh.
"Sialan kamu Fi, emang aku terlihat seperti ibu-ibu." Ucap Vina dengan muka ditekuk.
"Ha..haa..ha." Afifah tertawa.
"Lagian minum udah kaya orang habis kerja berat. Wk..wk..wk." Ucap Afifah.
"Ini semua gara-gara kamu Fi. Telat ngasih minum." Wlee.. Vina menjulurkan lidahnya.
"Haa..haa..haa.. Yaudah maaf." Ucap Afifah.
Hari itu diruangan tersebut dipenuhi dengan canda dan tawa meraka berdua.
Tak terasa waktu sudah mulai petang.
Afifah dan Vina pun memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.
Vina mengantarkan Afifah terlebih dahulu kerumah nya.
30 menit kemudian mereka sampai didepan rumah Afifah.
Terlihat seseorang telah menunggu di teras rumahnya dengan senyuman yang mengambang di muka wanita paru baya tersebut.
Afifah pun turun dari mobil disusul oleh Vina.
"Asalamualaikum." Ucap Afifah dan Vina.
"Walaikumsalam."
Mereka pun menyalami wanita baru baya tersebut.
"Eh nak Vina, sudah lama kamu gak main kesini." Ucap ibu Aisah.
"Iya Tante, kan Fi nya sibuk tante, jadi Vina jarang main. Hehe."
Ibu aisah pun tersenyum.
"Yaudah yuk masuk, Fi ajak Vina masuk, kebetulan ibu tadi baru selesai bikin cake. Siapa tau Vina mau nyicip." Ucap Bu Aisah.
"Yaudah yuk Vin masuk. Cake buatan ibu pasti enak." Ajak Afifah.
"Fi, Tante maaf ya, Vina gak bisa mampir lain kali aja, soalnya ini udah sore nanti Papih kuatir nyariin aku. Tau sendiri kan Papih aku kaya gimana.bLain kali aja ya Fi, Tante, Vina janji deh." Ucapnya.
Terlihat Afifah dan sang Ibu sedikit kecewa.
"Yaudah deh, kamu hati-hati pulang nya ya." Ucap Bu Aisah.
"Iya Tante, maaf ya sekali lagi. aku jadi gak enak Fi, Tante." Ucap Vina dengan suara penyesalan.
"Gak papa kok Vin santai aja. Iya kan Bu." Ucap Afifah.
Ibu Aisah pun mengganguk dan tersenyum.
Kemudian Vina pun berpamitan dan beranjak masuk mobil. Meninggalkan kediaman Afifah.
"Hati-hati Vin." Teriak Afifah..
Dan dibales ancungan jempol oleh Vina
**
Afifah dan sang Ibu pun bergegas masuk kerumah.
"Ibu Afifah mandi dulu ya, belum solat asar." Ucap Afifah.
"Pantesan dari tadi ibu nyium bau-bau yang aneh." Ucap Bu Aisah sambil mengendus-endus ke dekat tubuh Afifah.
"Ibu, ihhhh. Afifah terlihat kesal dengan sang Ibu." Rengek Afifah.
Kemudian dia segera berlari menaiki tangga menuju lantai dua, yang mana kamar Afifah terletak di sana, sambil menaiki tangga terlihat Afifah mengendus-endus tubuh nya.
Dia penasaran apa kah benar kalau dia bau, seperti yang dibicarakan sang ibu.
Ibu Aisah yang masih dibawah melihat tingkah laku putri sayangannya itu pun tersenyum geli. Sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Kemudian dia berlalu menuju dapur memasak untuk makan malam, membatu art nya.
Afifah sampai dikamar nya.
Dia mengambil handuk kemudian beranjak ke kamar mandi, membersikan diri.
Setelah hampir 25 menit dia pun selesai. Dia mengambil pakaian santai dan memakainya.
setelah selesai.
Afifah mengambil mukena dan sejadah, kemudian dia melaksanakan solat asar.
Setelah selesai menunaikan kewajibannya Afifah pun menghempaskan tubuh nya di kasur empuk miliknya.
Mungkin karena terlalu lelah beraktivitas membuat tubuh nya meresa lelah. Tak lama kemudian dia pun terlelap dan larut kedalam dunia mimpi nya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Bylbhina Balqis
membantu mungkin ya..
banyak typo nya, tapi bagus ceritanya thor, semangat berkarya thor
2022-11-30
0
Sunarti
Vina kerja dimana kok blng sibuk
2022-10-31
0
Dewi Ramlah
jng bilng mau d jodohin k afifah
2022-09-03
0