Five, four, three, two, one
(Masih geleng-geleng kepala)
Bagaikan langit. TET!
(Gaya kadal melet)
Di sore hari. TET!
(Bibir miring-miring)
Berwarna biru. TET!
(Sok-sok an ngambek)
Sebiru hatiku ...
(Senyum ganteng)
Seusai membuat tik-tuk. Satria memasukkan video itu ke storygram-nya, dan seperti biasa langsung mendapat banyak komen di DM.
Ih lucu bangettt ... Bayu nya
Ahhh sayang gak ada Rafa sama Devan
Dua lagi manaaa?!
Heh pacar-pacar gue kok ga ikutan???
Omg Bayuuu
Satria menganga sendiri membaca semua DM itu. Gemas dengan para pengikutnya, Satria membuat storygram lagi.
WOY INI AKUN GUE. KENAPA LO SEMUA KOMENINNYA SI BAYU, DEVAN, SAMA RAFA???
Hal itu mengundang berbagai pesan masuk lagi. Selain mereka menjawab pertanyaan atas story kedua. Nyatanya komen untuk story pertama juga bertambah, dan senangnya itu tentang Satria.
"Ya gue tau gue ganteng." Satria mangut-mangut sambil tersenyum tak jelas hanya karena membaca satu-satunya pesan untuk dirinya. Oh ya dan jangan lupakan matanya yang sangat berbinar.
"Kasian banget sih lo, Sat," tutur Bayu yang turut sedih seraya menepuk punggung sahabatnya itu.
Satria hanya mengangkat jempol.
Di kamar, Devan yang mencoba lagi menelepon Vallen tetap tak bisa. Kemudian terlintas di pikirannya untuk menghubungi Rafa.
***
Vallen sudah bersiap untuk pergi. Gadis itu memakai celana jeans hitam panjang, kaos putih, serta jaket crop berbahan denim yang oversize. Seperti biasa, rambut Vallen ia urai dan di belah pinggir, membuat helaian hitam halus yang lurus itu jatuh dengan baik. Sesekali Vallen menyelipkan rambutnya ke telinga jika memang menghalangi, seperti sekarang saat ia sedang menggunakan sepatu putihnya.
Rafa yang baru selesai sholat isya terlihat turun dari tangga dan ikut memakai sepatu di sebelah Vallen.
"Gue cuma bawa diri," kata Vallen, mengingat hp-nya pun lowbat. "Lo jangan lupa bawa uang."
"Hm."
Setelah selesai, mereka keluar rumah dan tak lupa Rafa mengunci pintu utama. Vallen berjalan ke gerbang, sementara Rafa menyalakan motornya yang tidak ia masukkan ke garasi sejak tadi pagi.
Seusai Rafa beserta motornya melewati gerbang, Vallen pun mendorong pagar dan menggemboknya.
"Gak ada yang bantu di rumah ini gitu? Satpam? Pembantu?" tanya Vallen saat masih memerhatikan rumah Rafa yang cukup besar ini, ya kali hanya Rafa dan orang tuanya yang tinggal.
"Ada, lagi pada mudik, tapi besok juga balik," jawabnya dengan nada datar.
Vallen mengangguk, kemudian mengambil helm dari tangan Rafa. "Syukur deh."
Nasib baik, keberuntungan masih berpihak pada mereka karena malam ini tak hujan. Motor dinyalakan dan Rafa siap membelah jalanan Kota Bandung.
Kuda besi itu melaju cukup kencang. Vallen yang dibonceng menikmati pemandangan kota malam hari begini. Bandung cukup ramai, mau liburan atau tidak, Bandung begini adanya. Teringat saat Vallen menghabiskan waktu saat malam bersama Devan. Berlarian di depan Gedung Merdeka hanya karena Devan ingin mengambil corn dog miliknya. Gelak tawa saat Devan membayar salah satu cosplayer di sepanjang trotoar Asia Afrika hanya untuk menakuti Vallen, tapi Vallen dengan cekatan menabok pocong polkadot itu hingga jatuh saking kagetnya.
"Kasian! Hahaha," ujar Vallen sembari tergelak, setelah sebelumnya meminta maaf beberapa kali. Tangannya kemudian terulur membantu pocong itu berdiri, bodohnya dia, tahukan tangan abang-abang ini ketutupan kain. Vallen memukul jidatnya. "Bodo! Hahaha."
Tawa Vallen dan Devan renyah sekali. Cowok itu juga geleng-geleng dengan kelakuan pacarnya.
Ckitttt ....
Lamunan Vallen terpecah saat motor tiba-tiba saja Rafa rem. Refleks, gadis itu melingkarkan tangan di perut cowok tersebut. Namun itu tak Vallen anggap apa-apa, ia juga segera melepaskan pelukannya. "Fa, lo ngelamun?" tanya Vallen sembari melihat kucing yang masih dengan santuynya menyebrang.
Rafa tidak menjawab, lalu mulai melajukan lagi motornya.
"Kacang!" celetuk Vallen.
"Mau makan apa?" Rafa sedikit menoleh ke pinggir.
"Sate pake saos KACANG!"
***
Motor ninja hitam yang Rafa naiki akhirnya berhenti di pinggir jalan. Ia memarkirkannya lalu berjalan mendahului Vallen yang masih terdiam menatap kedai bakso di seberang. Bukan, sekarang bukan Devan yang ada di pikirannya. Melainkan ...
"Val!" panggil Rafa.
Melainkan orang yang sangat berarti bagi Rafa.
🍐 Bersambung ....
...✨ Jangan lupa vommentnya gaisss ☺️...
...Makasih ✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Umi Yan
Semangat kak..., ditunggu lagi up terbarunya😊
Salam dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏
2020-10-20
1
eciw♡
Kok diulang lg kak?
2020-10-20
4
real park
kirain extrapart, taunya diulang lg dr awal😐🙄
2020-10-20
0