Rafa tidak banyak bicara, yang ia lakukan kini adalah menatap kosong nisan bundanya.
Melihat anaknya yang mungkin sedang benar-benar lemah, Ayah Rafa lantas menepuk pelan bahu putranya itu untuk memberi kekuatan.
"Ayah yakin kamu kuat, Nak," ucap Hilman. Selanjutnya pria itu berdiri dan mendongak ke arah langit, mendung.
"Rafa, ayo pulang."
"Tapi bunda sendiri di sini, Yah," balas Rafa dengan mata yang berkaca-kaca.
"Rafa ...," panggil Hilman, nadanya mengisyaratkan bahwa tak seharusnya Rafa berkata demikian.
Rafa menghela napas berat, lalu dia menghembuskannya seraya menutup mata. Meyakinkan dirinya bahwa ia bisa melewati ini semua. Kemudian, cowok itu mengecup nisan sang bunda sebelum bangkit berdiri dan mengiyakan ajakan untuk pulang karena merasa angin di sini makin menusuk juga dan membuat dirinya tidak nyaman. Hilman merangkul bahu Rafa, menuntunnya ke mobil mereka, diikuti keluarga Vallen di belakangnya.
***
"Kak, sabar ya," ujar Tito, adik Hilman yang turut menjadi saksi pernikahan Rafa tadi.
Hilman mengangguk, lantas duduk di sofa.
"Nisa siapin minuman ya buat kalian." Istri Tito tersenyum ke semua orang yang berada di ruang keluarga sebelum akhirnya dia melangkahkan diri ke dapur.
Aya–Mamahnya Vallen–menyikut anaknya, pandangannya ia tujukan ke arah dapur. Vallen tak bodoh, ia mengerti mamahnya sedang menyuruh. Maka dari itu, ia berdehem lalu menyusul Nisa.
"Tante, Vallen bantuin yah."
Nisa tersenyum simpul seraya mengambil nampan. Setelah itu, Vallen membantu menaruh gelas-gelas di sana. Saat airnya sudah mendidih, Nisa pun menuangkannya, tak lupa mencelupkan kantung teh.
"Iya, Kak. Tito tau Kak Mira wanita yang baik, sangat baik malah."
Nisa dan Vallen menyimpan gelas-gelas di meja dengan posisi berlutut supaya sopan. Dari dapur memang terdengar samar-samar pembicaraan. Namun, tak terdengar jika Hilman menangis sesegukan saat ini dan Tito sedang menenangkannya.
Vallen melirik ke kedua orangtuanya yang terlihat bingung juga harus bagaimana. Lagi, mamahnya Vallen memberi kode, sekarang menyuruh Vallen agar duduk di sebelah Rafa. Gadis itu mengerutkan kening seraya melihat Rafa dari sudut matanya. Bertanya tanpa suara kepada mamahnya, "Ke sana?"
Wanita yang melahirkan Vallen itu mengangguk.
Dengan ragu, Vallen duduk di sebelah suaminya yang masih saja termenung. "Um, Fa, minum ...," tawarnya yang dibalas dengan keheningan Rafa.
Tangan Vallen terangkat dan berhenti di pinggir pundak Rafa, ia masih menyentuh angin, bingung apakah Vallen harus melakukan ini atau tidak. Pada dasarnya Rafa adalah orang yang ia kenal, tapi hanya untuk menanyakan beberapa tugas karena mereka pernah sekelompok saat di kelas. Lagi-lagi cewek itu butuh dorongan dari orang tuanya, saat menoleh ke arah mereka, mereka mengangguk.
"Fa ..., sabar ya."
Baru saja Vallen menepuk pundak Rafa sekali. Cowok itu sudah berdiri.
"Gue mau ke kamar," ujarnya sambil menunduk tapi samar kepalanya mengarah kepada Vallen. Ditambah lagi Rafa memakai kata "gue", sudah dipastikan cowok itu berkata pada gadis itu dan bukan orang lain di rumah ini.
"O-oke."
Vallen hanya menatap kepergian Rafa dengan sedikit kejengkelan dalam dirinya. Namun, dia berusaha mewajarkan semua ini.
"Vallen, temani Rafa di kamar ya," pinta Hilman.
Mata cewek itu terbelalak. "T-tapi ..."
"Kalian kan sudah menikah, gak apa." Dika–papahnya Vallen–angkat bicara.
"Iya, Vallen temenin."
Selama berjalan di tangga, pikiran Vallen benar-benar berat. Hari ini adalah hari panjang yang melelahkan untuknya, seperti sebuah mimpi, tapi nyata adanya. Satu hal yang masih tak ia sangka selain kepergian Mira adalah ... dia sudah menikah sekarang? Hah? Lalu yang sekarang Vallen lakukan adalah menjumpai suaminya? Demi apapun Vallen tak pernah membayangkan kisah cintanya berlabuh pada Sang Juara Umum dua tahun berturut-turut di sekolahnya, terlebih lagi Rafa adalah teman sekelas Vallen. Apa kata teman-temannya yang lain jika mengetahui ini semua?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
nura julian
lanjut ...
2021-10-13
1
susan menik2
seru ceritanya
2021-08-28
1
Dewi Safitri
Nyimak
2021-08-10
0