Vallen mengalungkan dasi yang bagian tengahnya berbentuk simpul dari seutas pita biru tua. Ia lalu membenarkan kerah dan memakai blazer warna smoke grey yang senada dengan roknya.
Cewek itu tersenyum sambil menatap dirinya di cermin, akhirnya dia sekolah lagi setelah sekian lama liburan. "Yeayyy!" sorak Vallen sambil sedikit memutar dirinya karena ia selalu menyukai seragam SMA Arcturus. Ia kemudian berlari kecil untuk mengambil dua pouch berisi skincare dan make up miliknya, iyalah ya kali yang Rafa.
Kemudian gadis itu duduk lesehan di depan cermin lemari, alasannya klise, tak ada meja rias di kamar Rafa. Dan sungguh Vallen menyayangkan hal tersebut, tapi jangan khawatir, Hilman sudah memesankannya, nanti juga datang. Horang Kayah!
Tuang produk, usap-usap, tuang lagi yang lain, usap lagi, dan seterusnya. Vallen memakai toner, serum, moisturizer, dan sunscreen. Kemudian, untuk menahan minyak di wajahnya, ia mentaplokkan tepung terigu, disusul tepung tapioka, sedikit bumbu juga air panas. Dan tadaaa Vallen berubah deh jadi cilok!
Plak!
Ya nggak lah, udah pasti dia pakai bedak. Tak lupa lip balm, agar bibirnya tetap lembab. Yang ini jangan ditiru, tapi Vallen memakai sedikit liptint. Ia juga menjepit bulu mata dan memakai maskara bening, alasannya ya hanya agar matanya terlihat lebih segar. Selesai! Dibilang berlebihan atau tidak tapi pada kenyataannya jaman sekarang memang sudah banyak yang melakukan itu, bahkan lebih, ya kan? Iyain lah.
Tapi santai, Vallen masih terlihat alami kok. Dandanan dia yang seperti ini pun tak pernah ditegur guru, itu artinya dandanan Vallen sudah teruji klinis sejak 2 tahun yang lalu.
Okay, muka selesai, dan selanjutnya adalah rambut! Vallen memanaskan catokan kemudian mulai mengkriwelkan rambutnya, membuat rambut hitam lurus yang panjangnya sebahu lebih sedikit itu menjadi keriting gantung.
"Centil!" sindir Rafa yang baru keluar kamar mandi, tenang, ia sudah memakai kemeja putih sekolahnya beserta celana abu kok.
Vallen yang menatap kedatangan cowok itu dari cermin menoleh dan memeletkan lidah. "Bodo amat! Sekolah tuh selain harus fresh pikiran, fresh penampilan juga!" Cewek itu tersenyum percaya diri, memperlihatkan sederet giginya di depan cermin. Dan tangannya masih setia untuk meng-curl rambut.
"Serah." Rafa berjalan mendekati kaca hingga berdiri di belakang Vallen, ia kemudian menyisir rambut dan sedikit menyugar rambut side swept undercut-nya dengan tangan.
"Cie-cie ngaca! Hahaha. Langsung terketuk gitu ya pintu hatinya abis gue ngomong?" ledek Vallen sembari menunjuk ke atas.
"Berisik! Telat sedetik, gue tinggal." Rafa mengalungkan dasinya asal, lalu mengambil jas beserta tas. Baru setelah itu ia pergi meninggalkan kamar.
Vallen berdecak sembari memutar bola mata. "Ngancem aja terus!"
Tak lama, ia pun selesai menata rambut. Vallen berdiri dan memastikan dirinya sudah siap.
"Oke Vallen, selamat datang lagi di SMA Arcturus ...," sambutnya ke diri sendiri, tapi tiba-tiba selintas pikiran tentang Devan lewat, membuatnya menghembuskan napas kasar dari mulut, kemudian menyusul Rafa ke bawah dengan menggendong tas hitamnya.
"Pagi, Non Vallen ...," sapa Bi Adab yang sedang menyimpan makanan di meja.
Vallen yang sampai di tempat duduknya mempertahankan posisinya untuk berdiri, kemudian menatap semua orang dengan cukup semangat. "Pagi Bi Adab! Pagi Ayah, pagi Om Tito, pagi Tante Nisa, pagi ..." Tatapan Vallen pun seketika malas saat mengarah pada Rafa yang tengah memasang dasi. "... ok udah abis." Ia kemudian duduk.
***
"Turun!"
"Masih jauh banget gila parah, Rafa! Lo kalo jalan dari sini nyampe kali 2 km," komentar Vallen.
"Turun! Naik ojek online kek. Pikiran lo masih ketinggalan di rumah apa gimana sih!"
Vallen memukul punggung Rafa. "Ish! Anterin gue nyampe belokan sebelum gerbang kek!"
"Lo mau anak-anak curiga?"
"Nyebelin! Kalo sama Devan pasti gue gak akan diturunin paksa kayak gini." Dengan kesal Vallen turun dari motor Rafa, melepas helm dan kemudian diam.
Cowok itu menyipitkan mata, tidak mengerti jalan pikiran Vallen. "Jalan lah sana!" titah Rafa, tapi Vallen menggeleng.
"Pesenin gue ojeknya, trus bayarin. Sebelum ojeknya dateng, lo ...." Vallen menunjuk Rafa. "... gak boleh pergi!"
Rafa menatap geram Vallen, tapi baiklah, namanya juga suami yang berhati mulia, akhirnya dengan terpaksa ia mengabulkan permintaan seseorang yang sialnya menjadi istrinya itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Fa Rel
q ngakak nama bibi nya 🙄😂bi adap... aduh 😂😂😬
2021-12-06
2
susan menik2
mereka pasangan yg lucu😊
2021-08-28
0