Pagi tengah berganti siang dan siang berganti sore. dimana semua murid berhamburan untuk pulang ke rumah masing-masing, namun berbeda dengan Nawan, Riko, Tomi, William dan Julio yang masih dikantin yang tengah berdiskusi.
"Ehm.. kalian siap untuk rencana kita?" tanya Nawan.
"Assyiap An " jawab mereka serentak.
"Sebelum itu, kita beli banyak hiasan untuk menghias kamar gua dan Ratih di rumah Omah dan Opah. lalu William, Julio dan Riko kalian bertiga yang atur semuanya okey, kalian kan sudah sekompi haha" ejek Nawan.
"Sial kau" ketus William.
"Belum aja dipukul pakai stik kasti" ketus Riko.
"Haha, bukannya dulu An sudah pernah hampir koma ya gara-gara stik kasti" celetuk Julio sambil mengelus dagunya yang bersih tanpa janggut.
Nawan bukan marah dia malah tertawa melihat tingkah Julio yang kadang O2N.
"Sudahlah, aayo bekerja nanti keburu senja" ucap tlTomi dengan dingin.
"Okelah skuy Li, Wil" ajak Riko.
"Skuy" ucap William dan Julio serentak.
"Ayo Tom kita cabut juga" ajak Nawan.
"Oke siap" jawab singkat Tomi.
"Kita berpisah disini ya, sampai bertemu di rumah Omah dan Opah" ucap Nawan yang sudah menjauh disusul oleh Tomi.
Nawan dan Tomi pun pergi ke rumah kediaman keluarga Purnama, sedangkan Wlliam, Riko dan Julio pergi ke tempat asesoris ruangan dan mini market untuk membeli makanan.
...****************...
Sesampainya Nawan dan Tomi didepan gerbang rumah Purnama, Satpam yang berjagapun segera membukakan pintu gerbang dan membungkukan badannya memberi hormat kepada Tuan mudanya.
"Pak, tolong sampaikan pada Pak Sukma untuk segera menyiapkan mobil yak" perintah Nawan.
"Baik Tuan muda" ucap Pak Satpam.
Lalu Nawan dan Tomi melanjutkan laju motornya dan memarkirkan motornya depan teras rumah lalu segera mengetuk pintu.
"Bi Imah buka pintunya" teriak Nawan.
"Sebentar Tuan muda" ucap Bi Imah seraya berlari membukakan pintu untuk Tuan mudanya.
"Terimakasih Bi, Tom ayo masuk" titah Nawan tanpa basa basi.
"Tuan muda mau makan dulu?" tanya Bi Imah.
"Tidak, " ucap Nawan singkat dan berlalu.
"Maaf ya Bi, ia tidak sabaran hehe bibi lanjut saja pekerjaannya ya" ucap Tomi meminta maaf.
Bi Imah hanya tersenyum karena ia sangat mengertu sifat Nawan yang benar-benar dingin dan cuek. sedangkan Nawan dan Tomi langsung melangkah menuju kamar Ratih.
Pada saat Nawan dan Tomi membuka pintu kamar, mereka dikagetkan dengan adanya Ratih yang tengah tidur sambil menggunakan earphone ditelinga nya.
"Shit, nih anak kok ada di sini si" ucap Nawan kesal sambil berbisik.
"Lah iya juga, bukannya keadaannya masih belum pulih. kok bisa si " sambung Tomi yang kebingungan.
Nawan segera menghampiri Ratih, sedangkan Tomi masih berdiri didekat sofa dengan setia menunggu kedua temannya itu.
"Heh! bangun tidak lu" gertak Nawan sambil melepas earphone dari telinga Ratih.
"Ehm.. iya iya ebentar lagi ya Bu, ya Ayah. aku masih mengantuk" gumam Ratih bergurau dan masih menutup matanya.
Nawan yang awalnya kesal kini tidak tega saat melihat wajah Ratih yang begitu sendu dan penuh kesedihan. Nawan menaikan selimut Ratih dan menghampiri Tomi.
"Tom, ayo kita bereskan barang-barang Ratih dengan pelan-pelan, gua tidak tega membangunkannya" ucap Nawan pelan sambil menatap Ratih dari kejauhan.
"Baiklah ayo" balas Tomi dengan sangat pelan-pelan juga.
Nawan dan Tomi pun dengan hati-hati menaruh pakaian serta barang-barang penting ratih kedalam koper lalu memasukkannya ke mobil yang sudah disiapkan oelh Pak Sukma..
Namun saat Nawan dan Tomi hendak masuk kedalam rumah lagi, Pak Purnama dan Bu Sri sampai di rumah dengan mobil berbeda laku langsung menegur mereka.
"Apa ini An?,, kenapa barang-barang Ratih kamu masukkan kedalam mobil? " tanya Pak Purnama.
"Aku akan membawa Ratih dari neraka ini ," jawab Nawan dengan wajah datarnya.
"Ratih akan tetap tinggal disini, menapa kamu ingin menbawanya pergi? bahkan ia bahagia dengan hidupnya dan tidak kekurangan apapun baik materi ataupun asupan makanan" tegas Bu Sri.
Nawan menghela nafas dan diam sejenak mencerna pikirannya, lalu kembali mengangkat suaranya.
"Tom, tolong kekamar Ratih dan tutup kupingnya dengan earphone nya" perintah Nawan
"Baik An" ucap Tomi dan langsung pergi kekamar Ratih lalu memakaikan earphone dan berdiri disamping kasur untuk menjaga Ratih.
Sedangkan didepan rumah, Nawan berdebat dengan Pak Purnama ran Bu Sri. suasana menjadi begitu menegangkan.
"Ayah dan Ibu ingin tau kenapa aku mau membawa Ratih pergi dari rumah ini?" tanya Nawan.
"Ya kenapa!" bentak Pak Purnama.
"Karena sifat kalian!, biarlah aku di anggap anak durhaka yang berteriak didepan Ayh dan Ibunya karena aku dan Ratih berhak bahagia, dulu aku yang tersiksa karena pertengkaran kalian sehingga aku memutuskan untuk tinggal dengan Omah dan Opah!, lalu kupikir dengan kepergian aku dari rumah ini kalian akan berubah, tapi apa!" ucap Nawan dengan meninggikan suaranya.
Suasana begitu menegangkan, bahkan suara Nawan bisa terdengar sampai kedalam kamar Ratih, disana Tomi bisa mendengar penuturan Nawan dan merasakan kesedihan Nawan.
Perdebatan terus berlanjut, Nawan mengeluarkan segala beban yang ingin ia katakan sejak dulu kepada Orang tuanya, dan inilah waktu yang tepat membuka suara.
"Apa kalian tau mental Ratih terganggu karena keributan yang terus kalian lontarkan setiap hari nya?!, cukup aku yang menderita tapi aku tidak akan membiarkan Adikku menderita juga. dan mulai detik ini juga aku akan membawa Ratih bersamaku, Ayah dan Ibu tidak usah menjemputku dan Ratih lagi, semoga kalian bahagia bersama selingkuhan kalian itu!," ucap Nawan dan langsung pergi dari hadapan Pak Purnama dan Bu Sari
Hati Nawan begitu hancur namun tiada kesedihan dia tunjukkan, sedangkan Pak Purnama dan Bu sari mulai mmerasa bersalah dan saling bungkam, mereka mematung dan mencoba untuk berpikir mencerna ucapaan Nawan.
Lalu tidak lama kemudian Nawan keluar dengan menggendong Ratih diikuti dengan Tomi dan Bi Imah yang sudah membawa tas besar.
"Tom buka pintunya" titah Nawan.
Tomi membukakan pintu "Masuklah An" ucap Tomi.
Nawan masuk kedalam mobil dan membaringkan Ratih dikursi belakang mobil. lalu Nawan menutup pintunya.
"Aku akan membawa Ratih dan tidak hanya itu saja, Bi imah juga akan ikut bersamaku" ucap Nawan yang menahan amarahnya.
"Tidak ada yang boleh pergi dari sini!" bentak Pak Purnama.
"Tidak boleh ada yang pergi kecuali Ayah dan Ibu mengizinkan!" bentak Bu Sari.
"Ayah dan Ibu? bukankah kalian sudah bercerai, dan kalian pikir aku tidak tahu kalau kalian sudah bercerai hah. aku tidak sepolos Ratih yang bisa kalian bohongi, Bi Imah" panggil Nawan.
"I.. iya Tuan muda" ucap Bi Imah sambil menunduk.
"Masuk kedalam mobil sekarang juga, ini perintah" tegas Nawan.
"Tidak!" cekal Bu Sari.
"Inu perintah!" Bentak Nawan.
Bi Imah segera masuk kedalam mobil tepat dikursi belakang bersama Ratih dan Tomi. sedangkan Nawan dan Tomu segera pergi menaiki motor sportnya.
"Cepat jalan Pak" teriak Nawan sambil menggetuk pintu mobil.
Mobilpun segera dilajukan oleh Pak Sukma untuk membelah jalanan.
Bersambung.
JANGAN LUPA LIKE, KOMENT, VOTE DAN RATE.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
нιєℓ∂нα『Ra』
tutup pakek HS masih kedengeran tuh kuping., ya udah lepas kuping aja., di jamin gak denger lagi 🤣🤣🤣
2021-06-29
2
RN
ar lebih bagus klo habis tanda kutip pakai huruf besar
2020-10-25
2