Awal pertemuan dan awal pertengkaran.

Pada episode sebelumnya Randi dihukum oleh Pak Agra dan Ratih juga dihukum oleh Bu Sri, maka dari sinilah mereka akan di pertemukan dan.. ah gitu deh wkkw👏👏

One dialog wedan ala Author.

Randi: Ehe**m..😑**

Author: Iya, eh Randi ada apa bray?😅

Randi: Cepet lanjut, gua sudah tidak sabar nih ketemu Ratih heran di gantung mulu. 🙃

Author: Iya iya, santai aja Bang buseh mau ngomong dulu ini sama kaka-kaka Author yang lain.🙁

Randi: Buruan idih lama banget..🙄😑

Author: Iya iya wadduh, kaka-kaka Author tercinta yang ganteng dan cantik ehek jangan lupa meninggalkan jejak nya dengan cara yang sangat mudah kok 😊 langsung aja..

Randi: (membekap mulut Author) like, koment dan saran, vote, rate dan klik tanda💙tl terimakasih..😊 (membuka bekapaannya.)

Author: Waduh engap bang hehe makasih ya kaka-kaka Author atas dukungannya, selamat membaca😊..

...****************...

Randi bersebelahan dengan Ratih, sesekali Randi melirik Ratih sedangkan yang dilirik hanya cuek bahkan sangat dingin pada sang pelirik. toada percakapan atau perseteruan hanya ada kesunyian tanpa gemuruh kerusuhan sedikitpun.

Sampai akhirnya keheningan itu di pecahkan oleh Randi yang mulai say hello pada Ratih yang super duper dingin.

"Hei , boleh kenalan gak?" tanya Randi sambil mengulurkan tangan dan tersenyum.

"Gak.." ketus Ratih.

"Yasudah kalau tida mau ngasih tau nama, ngomong-ngomong lu anak kelas mana?" tanya Randi lagi yang masih belum menyerah.

"Bukan urusan lu" ketus Ratih lagi dengan wajah dinginnya.

"Cuek banget lu hadeh, lagian lu juga bukan tyfe gua kok" balas Randi dengan sifat arogannya.

Ratih masih terdiam tidak menghuraukan celetukan demi celetukan Randi.

"Hadeh, lu udah kayak Ratu es aja apa jangan-jangan hati lu beku juga ya sampai Randi yang tampan saja tidak lu lirik" ucap Randi memuji dirinya sendiri.

"Hahaha anak bau kencur aja belagu, gua kerjain baru tau rasa lu" gumam batin Ratih.

Ratih mengulurkan tangannya, lalu Randi tersenyum puas dan berjabat tangan dengan Ratih. namun tatapan Ratih masih dingin dengan wajah datarnya.

"Haha, tadi lu bilang gua Ratu es yak?, iya gua Ratu es dan gua tidak suka sama gaya lu yang arogan ini" ucap Ratih lalu memelintir tangan Randi dan berbisik.

"Aduh aduh woy lu cewek apa cowok si! ah njir sakit" pekik Randi sambil memberontak.

"Nama gua Ratih Purnama Sari dan gua tidak akan Terpengaruh oleh omongan cowok-cowok macam lu, kalau lu ganggu gua lagi maka gua akan memberi pelajaran yang lebih parah dari ini" ancam Ratih lalu melepas pelintirannya dan berdiri sedikit menjauh dari Randi

Randi memegang tangannya yang sedikit sakit, dan tanpa disadari mereka berdua, Nawan diam-diam mengawasi Ratih dari kejauhan.

"Haduh anak itu, pasti bakal merepotkan lagi nih kalau jadi gede masalah lnya" gumam Nawan dan berlalu ke kelasnya lagi.

...***************...

Bel istirahat berbunyi.

Tring..tring.. suara gendang ahaha (anggap aja suara bel).

Lalu para Siswa dab Siswi berhamburan menuju kantin dan aktivitas lainnya. sedangkan William dan Julio duduk di kursi lapangan sambil menunggu Ratih selesai hukumannya, begitu pula dengan kedua temannya Randi yaitu Paulus dan Henri yang duduk di kursi lain.

Paulus dan Hendri adalah teman Randi sejak masih kecil yang bahkan satu Genk juga. mereka kocak namun dianatara keduanya Hendri yang sedikit bijak.

CEKIDOT.

"Bagaimana hukuman hari ini?, sudah kapok belum kamu Raj?" tanya pak Agra dengan tatapan sinisnya.

"Hehe sebenarnya bukan sama hukumannya si Pak, tapi saya kapok tapi sama cewek ini nih.." ucap Randi sambil melirik Ratih.

Ratih membalas lirikan Randi dengan sinisnya, tidak lama kemudian Bu Sri menghampiri Ratih.

"Gimana Rat, sudah kapok kamuterima hukuman dari saya? atau perlu saya tambah?" tanya Bu Sri dengan wajah khasnya yang garang.

"Biasa saja Bu, yasudah hukuman saya sudah selesai kan Bu?" tanya Ratih dengan santai.

"Heh anak ini menyebalkan sekali, yasudah hukuman kamu sudah selesai jangan diulangi lagi" ketus Bu Sri dengan singkat.

Setelah itu Ratih langsung pergi tanpa mendengarkan Bu Sri yang ngomong panjang lebar, lebih parahnya lagi Ratih langsung menghampiri William dan Julio tanpa salam atau pamit pada Bu Sri.

Bu Sri hanya bisa menggelengkan kepalanya karena dia kenal betul Ratih sejak dia duduk di sekolah dasar hingga menengah atas. sedangkan Pak Agra masih mengintrogasi Randi yang bertingkah aneh pada Ratih.

"Apakah kamu membuat ulah saat dijukum tadi pada Ratih?" tanya Pak Agra pada Randi.

"Haha, tidak kok Pak cuma ya gitulah namanya juga anak muda cuma ngajak kenalan eh malah di pelintir tangan saya, kurang asem kan tuh cewek," curhat Randi pada Pak Agra.

Pak Agra hanya tertawa mendengar cerita Randi, begitu pula dengan Hendri dan paulus yang sedari tadi menguping juga ikut terkekeh dengan curhatan Randi.

"Oh Randi yang malang ahaha emang enak di kadalin" Celetuk Author.

"Lah kok pada ketawa, memang ada yang lucu gitu hah?" tanya Randi dengan wajah polosnya.

"Karena lu terlihat bodoh, tidak semua gadis itu mau diajak kenalan dudul, ayo ke kantin lama lu!" ucap Ratih yang nyamber dan berlalu didepan RandiCs.

Randi menjadi sangat geram mendengar perkataan Ratih di tambah juga Paulus, Hendri dan juga Pak Agra masih menertawakan sehingga membuat Randi makin dan makin kesal.