Nawan tersenyum melihat senyum yang terukir di bibir Ratih karena itu adalah moment langka yang Nawan rindukan, Ratih memang jarang tersenyum bahkan ia lebih dingin dari Nawan.
"Ehm.. sangat indah seperti senyum Adik gua ini" goda Nawan sambil merangkul tubuh mungil Ratih.
Ratih hannya tersenyum mendengar godaan dari Nawan sambil bersandar didada bidang Kakaknya, tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu kamar Ratih yang nyaring bunyinya.
Tok..tok..tok...tok.. ding dong kudatang padamu siapkah kamu lari dan sembunyi dariku. (Eh malah nyanyi wkwk, hiraukan lagunya anggal saja itu suara ketukan pintu kamat Ratih ).
"Itu pasti Bi Imah," ucap Nawan lalu melepas rangkulannya.
"Ngapain Bi Imah malam-malam kesini Kak?, ih ganggu aja deh" kesal Ratih.
"Gua yang menyuruh Bi Imah untuk mengantar makan malam ke kamar, ayo kita makan malam dulu abis itu dedek minum obat ya." bujuk Nawan sambil mengelus pipi Ratih.
"Yaudah deh Kak, gua ikut aja" ucap Ratih.
Mereka jalan berbarengan lalu Ratih membukakan pintu untuk Bi Imah, dan terlihatlah wanita paruh baya terenyum ramah dengan membawa nampan berisi dua porsi nasi dan lauk serta dua porsi jus jeruk.
"Uh makasih ya Bi imah" ucap Ratih sambil mengambil nampan dan melangkah menuju meja kecil di kamar itu.
"terimakasih ya Bi, maaf merepotkan anda malam-malam begini" lanjut Nawan.
"Tidak apa-apa Aden, memang ini sudah tugas Bi Imah. kalau begitu Bibi permisi dulu ya Den,.selamat malam" ucap Bi Imah lalu memberi hormat dan pergi dari hadapan Nawan.
Setelah Bi Imah pergi, Nawan menutup pintu kamat Ratih dan memutar tubuhnya dan tersenyum.
"Terimakasih Tuhan, kau telah menjaga Adikku bahkan ia sangat cantik dan kondisinya mulai membaik" ucap batin Nawan.
"Kak, ayo makan sini hilih.. gua udah laper nih Kak." ucap Ratih yang merengek seperti anak kecil yang kelaparan.
"Hehe sabar dong Dek," balas Nawan lalu duduk disamping Ratih.
Merekapun makan bersama,sesekali saling menyuapi satu sama lain dan tertawa di sela-sela makan malam yang indah itu.
...****************...
Setelah mereka selesai makan, Nawan dan Ratih langsung menuruni tangga dan mencuci piring kotor mereka. lalu kembali ke kamar Ratih.
"Kak, malam ini lu tidur dimana?" tanya Ratih.
"Entahlah, tadi aja gua mandi di kamar lama gua haha untung baju lama gua juga masih ada kalau tidak!, haduh gua tidak bisa membayangkan nasib gua. lagian lu kebiasaan banget si suka bikin ulah" ucap Nawan yang tiba-tiba langsung menjewer telinga Ratih.
"Aduh duh adaw, sakit dodol Kak ah! sakit Kak lepasin aduh" pekik Ratih sambil memegang telinganya yang di jewer Nawan.
Nawan melepas jewerannya dari telinga Ratih, lalu Ratih memegang telinganua yang sudah memerah dibuatnya. Ratih langsung merajuk dan memanyunkan bibirnya serta mengembungkan pipinya sehingga membuat Nawan tertawa.
"Haha.., lu lucu kalau lagi ngambek.." ejek Nawan.
"Hilih, Adik ngambek bukannya hibur ini malah di ejek, huh!" ketus Ratih lalu beranjak naik ke kasurnya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut.
Nawan hanya menggelengkan kepalanya dan duduk di sisi kasur samping Ratih lalu mengelus rambutnya.
"Maafin Kaka ya dedek gua yang paling cantik" ucap Nawan lembut.
"Euhmm.." dehem Ratih lalu memutarkan bola matanya dengan malas.
"Yasduah gua ke kamar dulu yak," ucap Nawanm
"Euhm.." balas Ratih yang membelakangi Nawan.
Nawan mengecup pucuk kepala Ratih lalu keluar dari kamar Ratih menuju kamarnya. namun, baru saja Nawan keluar tiba-tiba ia kembali lagi dengan membawa kasur ukuran single size di bantu oleh Pak Ucup dan Pak Tohar.
Pak ucup adalah Satpam di rumah kediaman Purnama yang baik bahkan medok dengan logat sundanya.
Pak Tohar adalah Tukang kebun di rumah kediaman Purnama yang baik dan sopan.
"Haduh, lu ngapain lagi si Kak?" bentak Ratih yang langsung terduduk dari kasurnya.
"Tak nampak kah kau Gua lagi bawa apa ini hah?, iya iya taruh dah disini. terimakasih Pak Ucup, Pak Tohar maaf merepotkan kalian malam-malam begini" ucap Nawan .
"Tidak apa-apa Den, kami permisi dulu ya Den" ucap Pak Ucup dan Tohar dengan serentak lalu pergi dari hadapan mereka.
Setelah Pak Tohar dan Ucup pergi, Nawan segera merapikan tempat tidurnya lalu berbaring sambil memeluk gulingnya.
"Li pikir gua tidak peka, lu mau gua tidur disini buat bujuk lu kan haha" ucap Nawan yang terus mengejek Ratih.
"Menyebalkan kau Nawan Purnama Putra, huh.." ketus Ratih lalu mematikan lampu malamnya dan segera memejamkan matanya.
Nawan hanya tersenyum lalu menyusul Ratih dalam mimpinya.
...****************...
bersambung dulu yak🤗💕
jangan lupa tinggalkan jejak , cara nya gampang kok.. tinggal like,koment dan saran. vote dannnnnnn klik tanda💙..terimakaasih..💕🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
нιєℓ∂нα『Ra』
helehhhh..... kalau aku jadi nawan bukan ku jewer tapi ku jitak pala nya. sekalian benjol 🤣🤣
2021-05-06
2
Sang_Perindu
gemesin emang si ratih klo lgi ngambek gitu tuh haha
2020-11-10
3